Anda di halaman 1dari 8

KONSEP FIQIH ISLAM

Audry Juwita Pasya


X IPS 1
Pengertian secara umum

Secara Bahasa, kata fikih berasal dari kata‫( ف)))قه)ون‬fiqhun) yang mempunyai pengertian
pemahaman yang mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal. Ilmu fikih sebagai
salah satu bidang keilmuan dalam syariat islam yang secara khusus membahas tentang
persoalan hukum atau aturan yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia.
SEJARAH FIKIH
Masa Nabi Muhammad ini juga disebut sebagai periode risalah, karena
pada masa-masa ini agama Islam baru didakwahkan. Pada periode ini,
permasalahan fikih diserahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad.
Sumber hukum Islam saat itu adalah wahyu dari Allah serta perkataan
dan perilaku Nabi. Periode Risalah ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu periode Makkah dan periode Madinah. Periode Makkah lebih
tertuju pada permasalah akidah, karena disinilah agama Islam pertama
kali disebarkan. Ayat-ayat yang diwahyukan lebih banyak pada masalah
ketauhidan dan keimanan.
MASA KHULAFUR RASYIDIN

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, pemegang otoritas fikih adalah para sahabat, yakni Khulafaur Rashidin. Para
sahabat berpegang teguh pada dua sumber utama, yakni Ajâtul Ahkâm yang bersumber dari Al-Qur'an dan Ahâdietsul
Ahkâm yang berasal dari Hadis.
Pada masa itu para sahabat mengumpulkan hadis-hadis Nabi Muhammad di berbagai pelosok negeri dari para
perawi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hadis-hadis yang shohih. Para sahabat juga sangat berhati-hati dalam
mengumpulkan hadis-hadis agar tidak ditemukan para pemalsu hadis. Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab
 bahkan benar-benar menyaring para perawi hadis, caranya adalah para perawi yang akan menyampaikan hadis
harus bisa menghadirkan sedikitnya dua orang saksi yang dapat membenarkan riwayatnya. Jika para saksi
membenarkan riwayat hadis dari perawi, maka riwayat perawi tersebut diterima. Namun, jika pewari tidak mampu
menghadirkan saksi, maka riwayatnya ditolak.
Pada periode ini, para faqih mulai berbenturan dengan adat, budaya dan tradisi yang terdapat pada masyarakat Islam
kala itu. Ketika menemukan sebuah masalah, para faqih berusaha mencari jawabannya dari Al-Qur'an. Jika di Al-
Qur'an tidak diketemukan dalil yang jelas, maka hadis menjadi sumber kedua. Dan jika tidak ada landasan yang jelas
juga di Hadis maka para faqih ini melakukan ijtihad.
Menurut penelitian Ibnu Qayyim, tidak kurang dari 130 orang faqih dari pria dan wanita memberikan fatwa, yang
merupakan pendapat faqih tentang hukum .
Masa Awal Pertumbuhan Fikih

Masa ini berlangsung sejak berkuasanya Mu'awiyah bin Abi Sufyan sampai sekitar abad ke-2 Hijriah. Rujukan dalam menghadapi suatu permasalahan masih tetap
sama yaitu dengan Al-Qur'an, Sunnah dan Ijtihad para faqih. Tapi, proses musyawarah para faqih yang menghasilkan ijtihad ini sering kali terkendala disebabkan
oleh tersebar luasnya para ulama di wilayah-wilayah yang direbut oleh Kekhalifahan Islam.

Mulailah muncul perpecahan antara umat Islam menjadi tiga golongan yaitu Sunni, Syiah, dan Khawarij. Perpecahan ini berpengaruh besar pada ilmu fikih,
karena akan muncul banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda dari setiap faqih dari golongan tersebut. Masa ini juga diwarnai dengan munculnya hadis-
hadis palsu yang menyuburkan perbedaan pendapat antara faqih.

Pada masa ini, para faqih seperti Ibnu Mas'ud mulai menggunakan nalar dalam berijtihad. Ibnu Mas'ud kala itu berada di daerah Iraq yang kebudayaannya berbeda
dengan daerah Hijaz tempat Islam awalnya bermula. Umar bin Khattab pernah menggunakan pola yang di mana mementingkan kemaslahatan umat dibandingkan

dengan keterikatan akan makna harfiah dari kitab suci, dan dipakai oleh para faqih termasuk Ibnu Mas'ud untuk memberi ijtihad di daerah di mana mereka berada .
Perkembangan di Indonesia

Di Indonesia, Fikih, diaj


arkan di lembaga-lemba
keagamaan non formal ga pendidikan
seperti Pondok Pesantre
pendidikan formal seperti n dan di lembaga
di Madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah dan Madrasa Madrasah
h Aliyah
Ushul Fikih

Ushul fikih adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terperinci dalam rangka
menghasilkan hukum Islam yang diambil dari sumber-sumber tersebut. Mekanisme pengambilan hukum harus berdasarkan
sumber-sumber hukum yang telah dipaparkan ulama. Sumber-sumber hukum terbagi menjadi 2: sumber primer dan sumber
sekunder. Alquran dan sunnah merupakan sumber primer. Hukum-hukum yang diambil langsung dari Alquran dan Sunnah sudah
tidak bertambah dan disebut sebagai syariah. Adapun sumber hukum sekunder yaitu ijmak, qiyas, dan sumber hukum lain. Hukum-
hukum yang diambil dari sumber sekunder disebut fikih. Ijmak dan qiyas merupakan sumber hukum yang disepakati oleh empat
mazhab fikih: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Sumber hukum lain seperti kebiasaan masyarakat, perkataan sahabat, dan
istihsan diperselisihkan kevalidannya di antara mazhab-mazhab yang ada.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai