Anda di halaman 1dari 46

KROMOSOM

Prof.Dr.Yovita Harmiatun, M.S.,A.And

Kromosom berasal dari bahasa Yunani (chroma=


color) dan (soma= body)
•Kromosom: kromatin yang mulai menggulung
pada awal profase, dan selesai pada akhir profase
menjadi kemasan padat, kecil, bentuk seperti
huruf X, dapat dilihat dengan jelas pada sel
metaphase dan anafase

1
• Selama interfase dalam siklus sel, kromosom
tampak sebagai benang kromatin di dalam
nukleus.
• Benang kromatin yang merupakan gabungan
antara DNA dan protein histon, dibedakan
menjadi heterokromatin yang tampak gelap,
dan eukromatin yang tampak pucat.
• Eukromatin tampak pucat, karena DNA
eukromatin meregang menjadi lurus, agar
memungkinkan terjadinya aktivitas pada gen-
gen DNA tersebut
2
• Perlu dipahami tentang kromosom tubuh kita:
Di setiap jenis nukleus sel somatik tubuh kita,
mengandung semua kromosom tubuh, yang
berjumlah 23 pasang; 23 buah berasal dari
ayah dan 23 buah berasal dari ibu.
• Kromosom tersebut diberi nama atau nomor
dari no. 1 sampai dengan 23.
• Kromosom dari setiap nomor, masing-masing
adalah sepasang, dan anggota dari masing-
masing pasangan mengandung gen-gen yang
identik, disebut kromosom homolog.
3
• Kromosom homolog mempunyai jenis gen-gen
yang sama, namun detil gen pada kromosom
yang satu sedikit berbeda dengan gen yang
sesuai pada kromosom pasangannya.
• Gen adalah segmen atau bagian dari DNA.
• Tempat gen pada DNA disebut lokus. Contoh:
Pada lokus sepasang kromosom homolog,
terdapat gen untuk tekstur rambut, gen pada
lokus yang satu dari ibu menentukan rambut
lurus, dan gen pada lokus pasangannya yang
dari ayah, menentukan rambut ombak.
4
• Kromatid
• Jika DNA bereplikasi, kemudian 2 molekul
DNA tersebut bergabung bersama, maka
masing-masing molekul DNA tadi disebut
kromatid, dan 2 molekul DNA tadi secara
bersama-sama disebut kromosom yang
berduplikasi.
*Sentromer: Suatu daerah pada kromosom,
tempat melekatkan diri pada spindel mitosis.
• Posisi sentromer adalah khusus dan konstan
untuk setiap jenis kromosom.
5
• Kromatin: kompleks DNA dan protein histon. Histon
bersifat basa, DNA bersifat asam, maka keduanya dapat
berikatan dengan erat.
• Kromatin tersusun dalam struktur manik-manik (10 nm)
yang berulang disebut nukleosom.
• Genom: seperangkat faktor herediter yang terkandung
dalam kromosom haploid terdiri atas 3 X 109 nukleotida
=> MENGANDUNG BANYAK GEN, YANG SUDAH
DIKETEMUKAN 30.000 gen
• Gen bila berekspresi hasilnya: protein/enzim
• Pada sel interfase struktur kromatin yang meregang ,
disebut eukromatin, dan struktur kromatin agak padat
disebut heterokromatin.

6
NUKLEOSOM
• Nukleosom: kompleks kromatin berupa 200 pb
(pasang basa) nukleotida dan oktamer histon.
• Setiap 200 pb DNA memutari suatu oktamer
histon (dua kali pada setiap histon): (2 H2A; 2
H2B; 2 H3; dan 2 H4), sehingga membentuk
struktur manik-manik (10 nm) yang berulang
• Putaran nukleotida pada permukaan oktamer
histon disegel oleh histon H1.

7
Nukleosom

8
Gambar kromosom

9
Klasifikasi kromosom
• Morfologi kromosom paling baik
dipelajari pada metafase dan anafase,
karena saat itu kontraksi kromosom
maksimal, sehingga nampak paling jelas.
• Berdasarkan atas posisi sentromer (situs
perlekatan kromosom pada spindel),
kromosom dibedakan menjadi 4 jenis:

10
1.Kromosom telosentrik: sentromer di ujung
kromosom
2.Kromosom akrosentrik: kromosom
mempunyai lengan sangat pendek.
3.Kromosom submetasentrik: kromosom
mempunyai lengan yang tidak sama
panjang
4.Kromosom metasentrik: kromosom
mempunyai lengan yang sama panjang
atau hampir sama panjang.

11
KROMOSOM MANUSIA
• Kromosom sel somatik manusia berjumlah 46
buah atau 23 pasang (2N=diploid), t.a. 44 buah
(22 pasang) autosom dan 2 buah (sepasang)
kromosom seks.
• Setiap anggauta dari sepasang kromosom
adalah homolog
• Kromosom seks pada sel somatik perempuan
normal adalah XX, dan kromosom seks pada sel
somatik laki-laki normal adalah XY
12
KROMOSOM MANUSIA
• Pada saat sel mengalami pembelahan meiosis yaitu
pada oogenesis maupun spermatogenesis, terjadi
reduksi jumlah kromosom.
• Oleh karena itu kromosom pada sel reproduktif
berjumlah 23 buah (N=haploid).
• Kromosom pada ovum terdiri atas 22 autosom dan
1 kromosom X.
• Kromosom pada sperma terdiri atas 22 autosom
dan 1 kromosom X atau 22 autosom dan satu
kromosom Y.

13
KROMOSOM MANUSIA
• Berdasarkan Konperensi Paris 1971,
kromosom manusia dalam kariotipe,
disusun berdasarkan pada ukuran dan
letak sentromer (bagian kromosom yang
berikatan dengan spindel mitosis), dibagi
menjadi 7 golongan, A->G.
• Kromosom disusun berurutan dari yang
paling besar (A, nomor 1) ke arah yang
paling kecil (G, nomor 23).
14
• Kromosom manusia berdasarkan
pada letak sentromer dibedakan
menjadi 3 jenis: metasentrik,
submetasentrik, & akrosentrik.
• Letak sentromer dapat menentukan
panjang lengan kromosom: lengan
pendek kromosom, p (petit), dan
lengan panjang kromosom q (qeue)
(Gambar).
15
• Telomer: adalah bagian ujung kromosom,
• Berfungsi untuk melindungi kromosom dari
kerusakan
• Berupa rangkaian nukleotida dari DNA, berulang
ribuan kali dengan motif tertentu.
• Pada manusia, motif telomer yang berulang adalah
TTAGGG, berulang sekitar 3000 kali.
• Meskipun termasuk dalam untai DNA, telomer
tidak mengkode asam amino protein apa pun,
sehingga ia tidak termasuk dalam kategori gen.
• Telomer berperan penting dalam menjaga
kestabilan genom setiap sel.
16
• Dengan adanya telomer, replikasi DNA yang
berlangsung pada interfase sebelum pembelahan
sel dapat dilakukan secara tuntas.
• Setiap kali DNA bereplikasi telomer memendek
• Telomer makin pendek sejalan dengan banyaknya
replikasi, dan ketika menjadi sangat pendek, maka
pertanda replikasi DNA tidak akan berlangsung lama,
begitu juga dengan pembelahan sel, hal tersebut
berkaitan dengan kondisi ketuaan tubuh.
• Dari lahir sampai usia tua, panjang telomer menurun
dari 11 kilobasa sampai kurang dari 4 kilobasa, kadar
rata-rata penurunan ini lebih besar dialami pria dari
pada wanita.
17
• Kariotipe kromosom manusia (pria)

18
KARIOTIP KROMOSOM MANUSIA
• Golongan A, kromosom metasentrik besar, meliputi pasangan
kromosom No. 1,2, & 3.
• Golongan B, kromosom submetasentrik besar, meliputi
pasangan kromosom No. 4 & 5.
• Golongan C, kromosom submetasentrik sedang, meliputi
kromosom No. 6=>12 + kromosom seks X.
• Golongan D, kromosom akrosentrik besar, bersatelit, meliputi
kromosom No. 13, 14, 15
• Golongan E, kromosom metasentrik sedang, untuk kr. No. 16,
dan kr. submetasentrik sedang: kr. no. 17 & 18.
• Golongan F, kr. metasentrik kecil: kr. no. 19 & 20.
• Golongan G, kromosom akrosentrik kecil, bersatelit: kr. no. 21
& 22, + kr. Y, kr. Akrosentrik tidak bersatelit (Gb).

19
BARR BODY atau KROMATIN-X
• Pada tahun 1949, Barr dan Betram menemukan
hal penting, yaitu adanya badan kromatin kecil
dalam nukleus sel interfase perempuan, disebut
Barr body atau kromatin seks. Sesudah
Konperensi Paris tahun 1971, disebut juga
kromatin-X, untuk membeda-kannya dari
kromatin-Y.
• Barr body atau kromatin-X dapat ditemukan
sebagai suatu badan kecil dalam posisi yang
berbeda-beda di dalam nukleus
20
• Pada sel saraf, Barr body terdapat di dalam
nukleoplasma, di dekat nukleolus atau di
dekat membran nukleus.
• Pada sel epitel mukosa pipi, umumnya terikat
pada membran nukleus.
• Pada leukosit neutrofil, Barr body tampak
sebagai badan oval kecil yang bertangkai,
dengan dasar tangkai melekat pada membran
nukleus, disebut ”drumstick” (pemukul
genderang)

21
• Apakah Barr body itu ? Barr body atau
kromatin-X adalah suatu badan kecil pada
nukleus interfase sel jaringan, berasal dari
kromosom X yang inaktif, dan mengadakan
kondensasi.
• Kromosom yang satu lagi dari antara dua
kromosom seks perempuan normal disebut
eukromosom, tidak berkondensasi.
• Jumlah Barr body/kromatin-X pada setiap sel
somatik tubuh adalah nX –1 Berarti jumlah
Barr body/kromatin-X adalah satu kurangnya
dari jumlah kromosom X di dalam sel
22
• Barr body/kromatin X dapat digunakan sebagai
alat pemeriksaaan penunjang (uji sitogenetik)
akan adanya kelainan jumlah kromosom seks X
dari mukosa pipi (buccal smear test/uji usap
mukosa pipi), mis. 44+X0, 44+XXY.
• Hasil pemeriksaan Barr body/kromatin X dapat
diperkuat dengan pemeriksaan sitogenetik
lanjutan yaitu pemeriksaan kariotype penderita
misalnya dari sel darah putih.

23
KELAINAN KROMOSOM
• Fungsi normal sistem genetik
ditentukan oleh kestabilan materi
hereditas (informasi genetik) yang
terdapat di dalam kromosom.
• Keutuhan informasi genetik dalam
kromosom perlu dipertahankan.
.

24
• Perubahan dalam jumlah kromosom
(aneuploidi), mengubah keseimbangan jumlah
informasi genetik, yang mengakibatkan
anomali anatomik dan fungsional yang parah
(mis. malformasi) bagi individu yang
bersangkutan.
• Konsekuensi penting lainnya dari aneuploidi
adalah terjadinya aborsi spontan.
• Aneuploidi yang melibatkan kromosom besar
menyebabkan kelainan yang lebih parah dari
pada yang melibatkan kromosom kecil, dan
pada umumnya berakibat lethal.

25
KELAINAN KROMOSOM
• Malformasi, retardasi mental, sterilitas, dan
aborsi spontan pada individu yang mengalami
aneuploidi, merupakan mekanisme seleksi alam
yang kuat ke arah eliminasi individu ybs
• Pengaruh berbagai faktor dapat menyebabkan
terjadinya berbagai kelainan kromosom, dengan
konsekuensi genetik yang berbeda.
• Kelainan kromosom dapat dipengaruhi oleh
faktor: umur, senyawa kimia, obat-obatan, sinar
radioaktif, sinar ultraviolet, dan pola hidup yang
tidak sehat.
26
KELAINAN KROMOSOM
Kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi 3
jenis:
1. Kelainan euploidy, terjadi sebagai akibat
terjadinya penambahan genom atau
penambahan perangkat/set kromosom
2. Kelainan aneuploidy, kelainan jumlah
kromosom dalam satuan
3. Kelainan struktur kromosom
27
EUPLOIDY/POLIPLOIDY/
PENAMBAHAN GENOM
• Euploidy (eu=true; ploid=unit).
• Dalam kondisi euploidy, terjadi
penambahan seperangkat
kromosom/genom (N=haploid), jadi jumlah
kromosomnya (yang pernah dilaporkan)
menjadi 3N (triploidi=69 buah) atau 4N
(tetraploidi=92 buah)
• Pada kelainan ini setiap genom/set tetap
balans.
28
• Individu dengan kelainan jumlah
kromosom dalam jenis euploidi ini tidak
ditemui dalam masyarakat, karena terjadi
aborsi spontan pada janin dengan
kelainan tersebut, atau tidak pernah lahir
hidup (terseleksi oleh alam).
• Janin triploidi dapat terjadi bila ovum N
dibuahi sperma 2N, sehingga genotipnya:
69,XXY. Atau ovum 2N dibuahi sperma
N, sehingga genotipnya menjadi: 69, XXX
atau 69,XXY
29
EUPLOIDY/POLIPLOIDY/
PENAMBAHAN GENOM
• Janin tetraploidi dapat terjadi bila:
Ovum 2N dibuahi oleh sperma 2N. Atau bila
zigot 2N, sesudah mengadakan replikasi DNA,
kemudian gagal untuk bermitosis yang pertama
kali. Janin demikian akan mengalami aborsi
spontan sebelum sempat mengadakan
implantasi.
• Berdasarkan hasil penelitian, poliploidi
mencapai 2% dari seluruh konsepsi.
30
ANEUPLOIDY/KELAINAN
KROMOSOM DALAM SATUAN
• Aneuploidy contohnya: monosomi, trisomi,
tetrasomi.
• Aneuploidi disebabkan oleh peristiwa
nondisjunction/gagal pisah kromosom pada
meiosis pada oogenesis atau spermatogenesis.
• Penyebab nondisjunction adalah keterlambatan
berpisah anggota kromosom homolog dalam
anafase, sehingga pada saat telofase kromosom
tersebut masih tetap tinggal bersama dengan
pasangannya.
31
• Nondisjunction tersebut menghasilkan
ovum atau sperma yang kekurangan
atau kelebihan kromosom.
• Ovum normal yang dibuahi oleh
sperma kekurangan 1 kromosom akan
menjadi individu kekurangan satu
kromosom
• Ovum kelebihan satu kromosom yang
dibuahi oleh sperma normal akan
menjadi individu kelebihan 1
kromosom.
32
ANEUPLOIDY
• Kekurangan jumlah kromosom dapat terjadi pada
autosom maupun kromosom seks.
• Bila kekurangan terjadi pada autosom, janin tidak
bertahan hidup (lethal)
• Bila peristiwa nondisjunction terjadi pada pembelahan
mitosis germ cell (sebelum meiosis pada saat oogenesis
atau spermatogenesis, akibatnya sama dengan bila
peristiwa nondisjunction terjadi pada saat meiosis.
• Peristiwa nondisjunction yang terjadi pada zigot atau
pada embrio dalam perkembangan akan menghasilkan
individu dengan genotip mozaik mis:45,X0/47XXX atau
45,X0/47XXX/46XX.
33
ANEUPLOIDY
• Aneuploidi pada autosom:
• Nulisomi: sepasang kromosom homolog hilang,
sehingga embrio lethal sebelum implantasi
• Monosomi: 1 anggota pasangan kromosom homolog
hilang, sehingga menyebabkan embrio lethal pada
masa embrional
• Trisomi: ekstra 1 kromosom homolog, pada kromosom
besar, menyebabkan embrio lethal pd masa embrional
• Trisomi 13 atau 15 (S. Patau) dan
trisomi 18 (S. Edward) survive 3 bulan.
• Trisomi 21 (S.Down), survive sampai 40/45 tahun.
34
ANEUPLOIDY
• Aneuploidi pada kromosom seks:
• Monosomi: 45,X0 (S. Turner), 99% aborsi
spontan, yang lahir survive, infertil
• Trisomi: 47,XXX (S. superfemale);
47,XXY (S. Klinefelter);
47,XYY (S. supermale)

35
36
KELAINAN STRUKTUR
KROMOSOM
• Terjadi penambahan atau pengurangan
materi kromosom.
• Kelainan ini dapat berupa: translokasi,
adisi, delesi, dan duplikasi

37
• DNA seringkali mengalami perubahan kimia,
terutama pada saat replikasi DNA (pada fase S
dalam siklus hidup sel eukariotik).
• Kebanyakan perubahan ini dapat langsung
direparasi, =>tidak mengakibatkan mutasi.
• Sebagian kecil yang mengalami kegagalan
reparasi => mutation.
• Mutasi dapat juga karena induksi.
• Mutasi dapat terjadi pada siklus sel baik pada
sel somatik maupun reproduksi. Mutasi pada
sel reproduksi=> diwariskan
38
• Mutasi dapat terjadi baik pada gen dominan
maupun gen resesif.
• Bila mutasi terjadi pada gen resesif, maka
perubahan fenotip barulah tampak pada
individu homozigot resesif.
• Mutasi yang terjadi pada wild type gene
(forward mutation) menghasilkan fenotip
mutan.
• Mutasi yang terjadi pada mutant gene,
mengembalikan ke fenotip wild type: back ward
atau reverse mutation
39
• Mutasi yang meliputi perubahan satu pasang
basa (substitusi, adisi, delesi): mutasi titik.
• Mutasi titik dibedakan menjadi:
• Transisi: substitusi satu basa purin dengan basa
purin yang lain, atau satu basa pirimidin dengan
basa pirimidin yang lain.
• Transversi: substitusi satu basa purin dengan
basa pirimidin, dan sebaliknya. Contoh: Gen
rantai beta HbA mengalami mutasi transversi;
basa kedua (A) pada kodon VI (GAA=Glu)
digantikan dengan U, => menjadi (GUA=val)
40
• Penggantian asam amino glutamat menjadi
valin ini mengakibatkan rantai beta mengalami
perubahan konformasi, => menjadi HbS.
• Bila HbS mengikat oksigen => presipitasi=>
membentuk agregat kristaloid => mengubah
morfologi eritrosit => eritrosit memanjang
menjadi bentuk bulan sabit=> memblokir
pembuluh darah kecil => memutus transportasi
oksigen ke berbagai jaringan => individu ybs
menderita anemia hemolitika.

41
• Mutasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti: radiasi sinar-X, sinar gama, sinar UV
matahari, dan senyawa kimia.
• Sehari-hari kita sering terkena sinar UV. Basa
nitrogen DNA yang sensitif dan seringkali
mengabsorbsi sinar UV ialah timin => dimer
timin => mutasi => kanker kulit. Sinar UV
berenergi rendah, tidak menembus ke jaringan
yang lebih dalam dari kulit.
• Adisi atau delesi satu basa purin atau pirimidin
yang menyebabkan frame shift mutation.
42
43
44
DNA
* CCC
5' - ATG ACT CAC CGA GCG CGA AGC TGA - 3'
3' - TAC TGA GTG GCT CGC GCT TCG ACT–5‘

mRNA
5'-AUG ACU CAC CGA GCG CGA AGC UGA- 3'‘
Protein: Met Thr His Arg Ala Arg Ser Stop

Mutasi pada TGA menghasilkan stop kodon UGA pada


mRNA (STOP KODON PREMATUR), sehingga
dihasilkan protein pendek inaktif (point mutation => non-
sense mutation)

45
• Daftar Referensi
1.Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K,
Walter P. Molecular Biology of The Cell. 6th ed.
Garland Science. New York. 2015.
2. De Robertis EDP, De Robertis EMF. Cell and
Molecular Biology. 3th ed. Lea & Fabiger.
Philadelphia. 2017
3. Gelehrter, TD & Collins, FS. Principles of medical
genetics. Williams & Wilkins. 2006
4. Stratchan, T & Read, AP. Human Molecular
Genetics. 5 th ed. Bios Scientific Publisher. New York.
2019.
46

Anda mungkin juga menyukai