The Discursive and the Ideational in Contemporary Political Analysis: Beyond Materialism and Idealism
Sub Pembahasan : KONSTRUKTIVISME DALAM POLITIK HUBUNGAN INTERNASIONAL
Oleh :
Muhammad Sibgatullah Agussalim
E052221006
Pada materi ini akan di paparkan beberapa uraian :
Konstruktivisme
INTERDISIPLINER
KONSTRUKTIVISME
KOMPARATIF
KOLABORATIF
Rasionalis - Positivis
‘
Realisme, Liberalisme,
COMPARATIVE LITERATURE
Marxisme
Konstruktivisme
Reflektivis - Postpositivis
postmodern, postrukturalis,
Mazhab Frankrut (teori kritis),
feminis, postkolonial, teori
normatif, studi perdamaian,
pendekatan antropologis dan
sosiologi historis.
TEORI KONSTRUKTIVISME
• Secara ontologis, paradigma ini menawarkan gagasan dasar bahwa struktur internasional adalah
sebuah konstruksi sosial. Ia terbangun oleh praktek intersubjektif antar aktor yang kemudian
terjadi hubungan saling mempengaruhi antara struktur dan aktor‐aktor penciptanya.
• Konstruktivisme melihat bahwa negara, sama seperti manusia, bersifat sosial. Oleh karenanya
sistem internasional yang kita miliki merupakan hasil dari konstruksi sosial yang terbentuk antar
negara. Konstruksi sosial sendiri ialah hasil pemikiran dan interaksi manusia dengan satu sama
lain
• Konstruktivisme pada dasarnya mengasumsikan bahwa politik internasional adalah hasil dari
suatu “konstruksi sosial”, yakni proses dialektika antara “struktur” dan “agen”, di mana
lingkungan sosial-politik dan manusia saling berinteraksi untuk menghasilkan perubahan-
perubahan sosial-politik.
TEORI KONSTRUKTIVISME
• Jika realisme dan liberalisme berfokus pada faktor-faktor yang bersifat material (kasat mata)
seperti power dan perdagangan maka konstruktivis berfokus pada ide.
• Konstruktivis dibangun dari basis ide, norma, budaya, dan nilai. Atas dasar itulah konstruktivis
digolongkan ke dalam teori idealis. Formulasi teoritik konstruktivis menyatakan bahwa
lingkungan sosial menentukan bentuk identitas aktor. Identitas kemudian menentukan
kepentingan, dan kepentingan akan menentukan bentuk tingkah laku, aksi ataupun kebijakan dari
aktor. Pada tahap berikutnya identitas juga akan mempengaruhi bentuk dari lingkungan sosial.
STRUKTUR
Struktur-struktur yang menyatukan
masyarakat lebih ditentukan oleh shared
ideas (gagasan-gagasan yang diyakini
bersama) dari pada kekuatan material.
Identitas/Agensi
Identitas dan kepentingan aktor-aktor lebih
ditentukan oleh shared ideas dari pada
faktor-faktor materil.
Konstruktivisme Dalam Politik Hubungan Internasional
1. Negara
2. Anarki Internasional
ASUMSI
3. Peranan Ide
4. Perang dan Perdamaian
5. Sistem Internasional
6. Individu
KONSTRUKTIVISME DI INDONESIA
Kekurangan
Tidak dapat memnentukan arah gerak subjek secara
tetap dan tidak bersifat prediktif
● Brown, Chris dan Kirsten Ainley, Understanding International Relations, 3rd ed. (London dan New York: Palgrave, 2005).
● Checkel, Jeffrey T., “Constructivism and Foreign Policy,” dalam Foreign Policy: Theories. Actors. Cases, ed. Steve Smith, Amelia Hadfield dan Tim Dunne
(Oxford: Oxford University Press, 2008).
● Chernoff, Fred, Theory and Metatheory in International Relations (Basingstoke: Palgrave, 2008).
BIBLIOGRAPHY
● Griffiths, Martin, Terry O’Callaghan dan Steven C. Roach, International Relations: The Key Concepts, 2nd ed. (London dan New York: Routledge, 2008).
● Reus-Smit, Christian, “Constructivism,” dalam Theories of International Relations, 3rd ed.Scot Burchill et.al. (Basingstoke: Palgrave, 2005).
● Weber, Cynthia, International Relations Theory: A Critical Introduction, 3rd ed. (London, New York: Routledge, 2010).
● Wendt, Alexander, “Anarchy is what States make of it: The Social Construction of Power Politics”, dalam International Organization, Vol.46, No.2,
(1992) p. 391-425.
● Wendt, Alexander, “Constructing International Politics,” dalam Theories of War and Peace, ed. Michael E. Brown et.al (Cambridge dan London: MIT Press,
1998).
TERIMA KASIH