PENGEMBANGAN
BISNIS
Nopember 2018
Sub Pokok Bahasan
Menurut Dyer (1988), proses budaya organisasi bisa terjadi karena dipicu
oleh krisis tertentu yang mempertanyakan kemampuan pemimpin untuk
mengatasinya.
Selanjutnya S.P Robbins (1991) mengemukakan bahwa perubahan budaya
dalam organisasi dapat dilakukan dengan cara :
16
Kompetensi Manajerial Menentukan Perubahan Perilaku
Tanpa perubahan perilaku para anggota organisasi terutama para pengambil
keputusannya, proses perubahaan budaya organisasi tidak terjadi. Perubahan
kebiasaan atau perubahan budaya, pada akhirnya bergantung pada implementasi
perilaku dari para individu yang menguatkan dan konsisten dengan tata nilai
budaya baru.
17 Internal Machine
Keseluruhan kategori kompetensi tersebut dapat dinamai dengan
Kamus Kompetensi Manajerial, dengan rincian penjelasan
sebagai berikut :
18
c. Managing the Development of others (Mengelola
Pengembangan pihak lain)
19
e. Managing The Future ( Mengelola Kedepan )
Mengelola ke depan/masa depan: mengkomunikasikan visi masa depan
yang jelas dan memfasilitasi pelaksanaannya
f. Managing Continous Improvement ( Mengelola perbaikan
berkelanjutan )
Mengelola perbaikan berkelanjutan: Memupuk/membantu
perkembangan orientasi terhadap perbaikan berkelanjutan,
fleksibilitas, dan perubahan produktif diantara para individu didalam
kehidupan/ siklus kerjanya.
g. Managing Competitiveness ( Mengelola kompetisi )
Mengelola kompetisi: Memupuk/membantu perkembangan kapabilitas
kompetitif dan orientasi agresif untuk melampaui kinerja competitor.
h. Energizing Employees ( Memberdayakan pegawai )
Memberdayakan pegawai/Energizing Employees: Memotivasi dan
menginspirasi para individu menjadi proaktif, berupaya keras dan
bekerja dengan penuh semangat.
20
i. Managing Customer Focus ( Mengelola fokus pelanggan )
Mengelola fokus pelanggan: Mumupuk/membantu perkembangan orientasi
terhadap melayani pelanggan, melibatkan mereka dan melampaui
harapannya.
j. Managing Acculturation ( Mengelola penyesuaian diri atas kebiasaan
baru/akulturasi )
Mengelola penyesuaian diri atas kebiasaan baru/akulturasi: Membantu
para individu menjadi jelas tentang apa yang diharapkan darinya, apa
budaya dan standar dari organisasinya, dan bagaimana mereka dapat
amat cocok kedalam penataan kerja.
k. Managing the Control System ( Mengelola sistem control )
Mengelola sistem control: Memastikan bahwa sistem prosedur,
pengukuran, dan pemantauan pada tempatnya untuk menjaga proses dan
kinerja dibawah kendali.
l. Managing Coordination ( Mengelola koordinasi )
Mengelola koordinasi: Memupuk/membantu perkembangan koordinasi
didalam unit dan manager organisasi ataupun pihak eksternal dan berbagi
informasi lintas batas.
21
☺ Petunjuk Memprakarsai Perubahan Budaya
Petunjuk berikut ini dimaksudkan hanya memberikan
rangsangan untuk memulai melakukan perubahan budaya.
Sering kali para manajer menunjukan bahwa mereka tahu
harus kemana arah perubahaannya, namun mereka sering
tidak tahu dimana memulainya, tindakan apa yang harus
diprakasai dan bidang apa saja yang harus dikerjakan
(digenjot) lebih dahulu.
22
☺ Market
1. Review visi, values, goals, objectives, strategi dan kebijakan dan
ukuran-ukuran yang dipakai/ digunakan pada level korporat.
Kembangkan hal ini sesuai versi anda sendiri untuk unit anda.
Implementasikan hal tersebut sesuai dengan pikiran anda dimana
pimpinan puncak seharusnya sudah mengimplementasikannya pada
level korporat.
23
6. Pelajari pencapaian mutu terbaik dari para pesaing dan
komunikasikan dengan pegawai. Minta usulan tentang bagaimana
menjadi lebih kompetitif.
24
11. Lakukan survey kepuasan pelanggan. Kaji level kunjungan
kepada pelanggan, kompetensi dan kepedulian yang
ditunjukkan oleh para pegawai.
25
15. Tingkatkan rasa integritas dimana para pelanggan melihatnya
didalam organisasi anda. Kembangkan system pendidikan
pelanggan untuk membantu para pelanggan membuat
pilihan kebutuhan, dan diinformasikan dalam jenis layanan
dan produk yang anda berikan.
16. Analisis kompetensi organisasi anda dan kaji kompetensi
tersebut terhadap permintaan yang diantisipasi ke depan.
Kembangkan program perolehan kompetensi.
17. Kembangkan kajian dalam mengevaluasi kontribusi
produk/jasa pada keseluruhan keunggulan kompetitif
korporat yang dibuat oleh setiap unit kerja. Didasarkan pada
evaluasi, tetapkan sistem dimana setiap unit kerja dapat
menjadi suatu kontributor yang lebih baik untuk keunggulan
kompetitif keseluruhan.
26
18. Ciptakan suatu sistem dimana semua permintaan dan
pertanyaan pelanggan dapat dipuaskan dengan hanya satu
panggilan telepon pada titik kontak tunggal.
27
23. Bentuk suatu tim untuk mengkaji potensial pertumbuhan dari
bisnis-bisnis inti dan identifikasi daerah potensial
pertumbuhan baru yang tinggi.
28
☺ Adhocracy
33. Identifikasi hal yang utama muncul dan terapkan konsep satu
suara dengan membuat juara satu yang bertanggung jawab
atas setiap ‘issue’ yang muncul.
29
34. Ramalkan permintaan pelanggan pada semua titik kontak
dan temukan cara-cara untuk melampaui permintaan-
permintaan.
30
38. Warnai seluruh disiplin dalam layanan dan prodauk
baru, dan pastikan bahwa pelanggan
direpresentasikan.
31
42. Gali peluang mengorganisasikan fungsi eksternal dari fungsi
internal. Pahami dan lakukan perbaikan proses, dan
rekayasa organisasional.
43. Pelajari dan terapkan konsep pembelajaran organisasional
sehingga lebih efektif.
44. Lakukan program penelitihan yang mencakup aplikasi
berpikir yang kreatif praktis, alasan strategic untuk
peningkatkan /respons, prinsip dasar dari organisasional.
45. Miliki pimpinan puncak yang menangani fokus wawancara
kelompok dengan manajemen menengah untuk menentuk
seberapa baik mereka memahami arah organisasi.
Kumpulkan saran-sarannya tentang bagaimana membuat
arah menjadi lebih jelas.
32
46. Gali pemakaian teknologi baru terutama Teknologi Informasi,
untuk menciptakan alternatif baru yang lebih cepat, yang
didasarkan pada berbagai sumber informasi yang lebih luas.
33
☺ Clan
34
☺ Clan (ii)
35
☺ Clan (iii)
36
☺ Clan (iv)
37
☺ Clan (v)
38
☺ Hierarchy (i)
79. Evaluasi praktek dan proses didalam setiap unit kerja. Tetapkan
kriteria dan metode pengukuran untuk memelihara akuntabilitas.
39
☺ Hierarchy (ii)
40
☺ Hierarchy (iii)
84. Seleksi tugas operasional yang paling dasar dan tersebar, dan
pertimbangkan peluang pemakaian teknologi untuk mengurangi
biaya melalui proses terpusat.
85. Telaah peluang untuk menetapkan pengendalian persediaan
ynag lebih efisien dengan melembagakan praktek ”just in time”.
86. Tempatkan manager proyek sebagai penanggungjawab untuk
membangun sistem yang umum ( untuk koordinasi ) yang akan
memungkinkan semua departemen atau unit kerja
mengakses semua informasi dari semua departemen atau unit
kerja.
87. Kurangi waktu siklus.
88. Tingaktkan program pemeliharaan pencegahan.
41
☺ Hierarchy (iv)
42
☺ Hierarchy (v)
43
☺ Hierarchy (vi)
99. Review dampak dari setiap prosedur dan kebijakan korporat saat
ini dan sarankan pengurangan dengan tepat.
100. Lembagakan program komunikasi internal yang secara lebih
efektif menginformasikan banyak orang atas peristiwa, kegiatan,
dan program serta gunakan teknologi akhir untuk sistem tersebut.
101. Hapus Senior Manajer, ( tidak melihat kesuksesannya )
yang perilakunya tidak mencerminkan nilai yang didukung
organisasi.
102. Pastikan persediaan peralatan organisasi tidak lebih
berumur 5 tahun.
44
☺ Tuntutan Praktis Mengubah Budaya Organisasi
Meskipun aspek pengetahuan tentang mengubah budaya
organisasi merupakan tahap yang masih berkembang,
beberapa tuntutan praktis berikut dapat diacu.
1. Formulasikan Visi Strategi yang Jelas
Perubahan budaya yang efektif seharusnya mulai dari suatu visi
yang jelas, strategi baru organisasi, dan perilaku serta nilai
bersama ( shared values ) yang dibutuhkan untuk mem buatnya
bekerja. Misi ditindaklanjuti dengan goals jangka panjang, lalu
dijabarkan dengan objectives jangka pendek dan kemudian
dengan tindakan aksi (program kerja), yang bergerak mulai dari
yang lebih luas ( broad intent ) ke spesifik (specific intent ) .
Tindakan nyatanya adalah dengan komitmen pimpinan yang
dapat berupa surat keputusan, keterlibatan ataupun pemberian
dukungan fasilitas dan sumber daya lainnya.
45
2. Peragakan Komitmen Manajemen Puncak
Perubahan budaya harus dikelola dari pimpinan organisasi.
Manajer dan Administrator Senior perlu terikat kuat
dengan tata nilai baru dan perlu tetap menghadirkan
tekanan bagi perubahan. Wujud komitmen dapat berupa
penetapan keputusan yang terkait dengan pembentukan
budaya baru, tindakan keterlibatan pimpinan puncak dan
besarnya dukungan sumber daya yang dialokasikan.
46
4. Modifikasi Perubahan Organisasional
Perubahan budaya harus diikuti dengan dukungan dan
modifikasi dari berbagai pilihan berikut ini:
a. Penataan organisasi;
b. Implementasi sistem dengan berbagai metode, keterlibatan
orang yang sesuai dan kompeten, serta sistem imbalannya;
c. Sistem kepemimpinan yang kuat termasuk gaya
kepemimpinannya;.
d. Alokasi sumberdaya khusus pengelolaan dan
pemberdayaan SDM yang kompeten;
e. Mekanisme yang membantu para anggota organisasi,
merasa komitmen dan memaksanya menggunakan budaya
baru setiap hari dalam melaksanakan pekerjaan;
f. Sistem informasi dan kontrol serta pemantauan kemajuan
perubahan secara ketat.
47
5. Rekrut, seleksi dan sosialisasi anggota baru dan
pemberhentian orang yang menyimpang
Ketakutan akan situasi yang tidak pasti; tujuan perubahan tak dipahami dengan
4.
jelas (khawatir/serba tak pasti) sehingga perubahan mengakibatkan situasi tidak
pasti, misalnya apakah saya mampu atau mudah mempelajarinya.
49
B. Penolakan Organisasi
1. Kelemahan/ kemalasan struktural; organisasi telah membentuk
mekanisme untuk menghasilkan stabilitas atau berpandangan lebih
baik hanya kejar omzet.
50
C. Kecenderungan Sikap Manajemen
51
Pilihan cara mengatasi penolakan perubahan adalah sebagai
berikut :
a.Pendidikan dan Komunikasi; ini berguna agar dapat dimengerti alasan
dilaksanakannya perubahan. Asumsinya adalah bahwa sumber penolakan
diakibatkan karena pola pikir dan komunikasi yang buruk.
Partisipasi, biasanya karyawan sangat sulit menolak perubahan
b.
keputusan, jika ia sendiri ikut terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.
Fasilitas dan dukungan; akan mempengaruhi penolakan perubahan.
b.
52
☺ Berikan Imbalan dan Sesuaikan Organiasi
Setiap penerapan suatu perubahan harus pula
beriringan dengan penerapan sistem imbalannya
(reward system). Sistem imbalan akan memberikan
banyak manfaat, diantaranya untuk :
53
Contoh Perubahan Budaya Organisasi
Untuk mengetahui perubahan-perubahan budaya organisasi, Kotter
dan Heskett telah melakukan penelitian terhadap 10 perusahaan besar
di dunia, yaitu American Express TRS, Bankers Trust, British Airways,
Con Agra, First Chicago, General Elactric, Nissan, ICI, SAS, dan
Xerox.
56
3. ICI, Sir John Harvey Jones sejak 1982 mengubah bisnis ICI dan
benar-benar mempengaruhi budayanya. Sebelum Harvey Jones,
ICI adalah perusahaan kimia yang sangat konservatif,
sentralisasi, dan birokratisasi. Sesudah Harvey Jones, budaya
perusahaan diubah menjadi kurang konservatif, lebih
desentralisasi, lebih mendorong kepemimpinan. Secara
eksternal budaya ini berfokus kepada pelanggan. Pendapatan
menanjak 500%.
57
4. Nissan, Yutaka Kume sejak diangkat
menjadi presiden tahun 1985, budaya
birokratis Nissan, telah diubah menjadi
terfokus kepada pelanggan untuk
menghasilkan uang dan memberi kuasa
kepada orang yang lebih rendah dalam
organisasi. Laba meningkat dari $165 juta
pada tahun 1987 menjadi $940 juta pada
tahun 1990.
58
Konsep Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi muncul dikarenakan kondisi atau
keadaan yang dinamis sehingga mengakibatkan organisasi
melakukan perubahan dan pengembangan
Pengertian pengembangan organisasi
Menurut Robbins : Sekumpulan Intervensi perubahan
terencana yang dibangun diatas nilai – nilai humanistik
dan demokratik yang berupaya memperbaiki keefektifan
organisasi dan kesejahteraan karyawan
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert : Usaha jangka
panjang yang didukung oleh manajemen puncak untuk
meningkatkan proses pemecahan masalah dan
pembaharuan organisasi
Tujuan Pengembangan Organisasi