Anda di halaman 1dari 38

ASMA

DR. SORAYA RIEFANI


DEFINISI

Asma is heterogenous disease

• Characterized by chronic airway inflammation


• Defined by history of resp.symptom (wheeze, dyspnea, chest tightness, cough), vary over
time & intensity, together with variable expiratory airflow limitation
SITOKIN UTAMA T2

IL-4  Class switching sel B untuk produksi IgE, remodeling

IL5  Diferensiasi dan survival eosinofil, remodeling jalan napas

IL13Produksi IgE, produksi mukus oleh sel goblet, merangsang


produksi iNOS, hiperplasia/hipertrofi otot polos, remodeling jalan napas

TSLP, IL25, IL33  master regulator, produksi IL5 dan IL13 oleh sel imun
adaptif maupun innate
PENYEMPITAN JALAN
NAPAS
• Kontraksi otot polos
• Edema jalan napas
• Penebalan jalan napas
• Hiipersekresi mukus
Patofisiolog Hiperresponsivitas jalan napas  proses

i inflamasi berulang
• Kontraksi otot polos berlebih + uncoupling
kontraksi airway
• Penebalan dinding jalan napas
• Saraf sensorik yang tersensitisasi oleh inflamasi
berulang
FENOTIF ASMA
Asma alergik  pd masa anak2 & berhubungan dgn riwayat terdahulu dan atau keluarga memiliki
penyakit alergi seperti ekzema, rhinitis atau alergi obat atau makanan

Asma non-alergik  asma yg tdk berhubungan dgn alergi, sputum seluler nya mungkin neutrofilik,
eosinofilik atau sedikit sel inflammatory (paucigranulositik)

Adult-onset (late-onset) :Sebagian org dewas, khususnya perempuan muncul asma pada usia dewas, dimana
pasien ini lebih mengarah ke non allergic dan sering memerlukan ICS dosis tinggiatau bahkan refrakter thdp
terapi kortikosteroid dan asma kerja hrs di keluarkan pd pasien dgn adult onset asthma

Asma dgn keterbatasan aliran udara yg persistan pasien dgn long-standing asthma akan menyebabkan
perkembangan keterbatasan aliran udara scr persisten atau reversible scr tuncomplete yg disebabkan airway
remodelling

Asma obesitas  pasien obese dgn asma memiliki gejala respirasi prominentdan inflamasi saluran napas
eosinofilik
DIAGNOSIS ASMA?
 Anamnesis (gejala respirasi  whezzing, sesak napas, batuk dan atau dada seperti terikat).
Gejala biasanya memburuk saat malam atau pagi hari, gejala bervariasi dari waktu ke waktu,
gejala dipicu oleh infeksi virus (dingin), olahraga, allergen eksposure, perubahan cuaca,
tertawa atau bahan iritan seperti exhaust fumes, rokok atau aroma yang menyengat

 Pemeriksaan Fisis (biasanya normal, yang paling sering didptkan pd auskultasi adalah
whezzing dan ronki, namun ini mgkin sj tdk ada atau tdk terdengar pd ekspirasi paksa. Pada
asma derajat berat whezzing mgkin tdk ada krn adanya aliran udara yg berkurang secara berat
(silent’s chest)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Konfirmasi hambatan aliran udara ekspirasi (FEV1/FVC < 75), plus

• Uji reversibilitas : FEV1 > 12% dan > 200 ml (tunda SABA >4 jam, LABA 15 jam, tes setelah
10-15 menit inhalasi salbutamol/equiv)
• Variasi yg berlebihan dari APE harian (2 minggu) : >10%, >20% (PDPI)
• LFT setelah 4 minggu antiinflamasi : FEV1 > 12% dan > 200 ml (PEF > 20%)
• (+) bronchial challenge test : FEV1 turun 20% (metakolin/histamin), >15% (hiperventilasi,
hipertonik, mannitol)
• (+ ) Exercise challenge test : FEV turun >10% dan 200 ml
• Variasi fungsi paru yg berlebihan diantara kunjungan : FEV1 > 12% dan > 200 ml (diluar
infeksi saluran napas)

FEV1 lebih reliable dari APE, bila pakai APE (gunakan alat yang sama)
Diagnosis Banding
Derajat asma berdasarkan gejala klinis (tanpa obat)
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru

Intermitten <1x/minggu Bulanan, <2x/bulan APE & VEP1 >80


Tanpa gejala diluar Variabilitas APE-VEP < 20
serangan
Serangan singkat

Persisten ringan >1x/minggu tapi <1x/hari Mingguan, >2x/bulan APE & VEP1 > 80
Serangan dapat Variabilitas 20-30%
menggangu aktivitas/tidur

Persisten sedang Gejala setiap hari Harian, >1x/minggu VEP1/APE 60-80%


BD setiap hari Variabilitas VEP/APE >30%
Gangguan aktivitas dan
tidur

Persisten berat Gejala setiap hari Sering/kontinyu VEp1/APE < 60%


Eksaserbasi sering Variabilitas >30%
Aktifitas fisi terbatas
EVALUASI KONTROL ASMA
Apakah dalam 4 minggu terakhir, pasien mengalami :

1. Terbangun malam hari karena asma Ya Tidak


2. Gejala asma >2 x per minggu di siang Ya Tidak
hari
3. Apakah pelega SABA dibutuhkan Ya Tidak
untuk gejala > 2 x/minggu
4. Terbatasnya aktivitas karena asma Ya Tidak

Global Initiative for Asthma (GINA), 2022


ASMA CONTROL TEST (ACT)
Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering asma mengganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari anda ?

Selalu Sering Kadang- 3 Jarang 4 Tidak pernah 5 25 :


1 kadang 2
terkontro
Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering anda mengalami sesak nafas ? l penuh
20-24 :
Lebih dari 1 kali
1-2 kali seminggu Tidak pernah terkontro
sehari
1 Sekali sehari 2 3-6 kali seminggu 3 4 5 l
Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering gejala asma menyebabkan terbangun di malam hari ? Sebagian
≤19 :
4 kali atau lebih
tidak
dalam seminggu
1 2-3 kali seminggu 2 Sekali seminggu 3 1-2 kali sebulan 4 Tidak pernah 5
terkontrol
Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering anda menggunakan obat semprot/obat oral untuk melegakan pernafasan?

3 kali / lebih dalam


1-2 kali sehari 2-3 kali seminggu 3 1- kali seminggu /
Tidak pernah
sehari
1 2 kurang
4 5
Bagaimana anda sendiri menilai tingkat control asma anda selama 4
minggu?
3 kali / lebih dalam
sehari
1 1-2 kali sehari 2
1- kali seminggu /
2-3 kali seminggu 3 kurang 4 Tidak pernah 5
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI) tahun 2018
TATALAKSANA ASMA
PENATALAKSANAAN ASMA STABIL
Dalam menetapkan atau merencanakan pengobatan jangka panjang untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan asma yang terkontrol, terdapat 4 faktor yang perlu dipertimbangkan :

1.Medikasi (obat-obatan) yang terdiri dari


pengontrol dan pelega

2.Tahapan pengobatan yang terdiri dari 5


tahapan, tahap 1 hingga tahap 5

3. Penatalaksanaan non farmakologis

4. Penanganan asma mandiri yang tercapai dengan pemberian edukasi yang


baik oleh dokter, yaitu merencanakan pengobatan asma jangka Panjang
sesuai kondisi pasien yang sesungguhnya sehingga tercapai asma yang
terkontrol
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI) tahun 2018
MEDIKASI
Pengontrol (Controller) Pelega (Reliever)
Kortikosteroid inhalasi Agonis β2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat Antimuskarinik/antikolinergik kerja
singkat
Nedokromil sodium Aminofilin
Metilsantin Adrenalin
Agonis β2 kerja lama inhalasi
Agonis β2 kerja lama oral
Leukotrien modifiers atau antagonis
leukotrien
Antimuskarinik/antikolinergik kerja lama
Anti IgE
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI) tahun 2018
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai