Anda di halaman 1dari 6

Undang-undang dan

etika kesehatan
“Kode Etik ”

MURNIATY (O1B1 22 034)


KASUS
• Ada salah satu apotik didaerah Bantul yanf didirikan oleh seorang apoteker dengan surat ijin praktek yang mengatas namakan
Namanya,sebut saja apotek X dengan APA Y selama ini apoteker Y bekerja disalah satu perusahaan besar farmasi dijakarta
selain bekerja diperusahaan tersebut,nama apoteker Y tersebut masi tercatat sebagai APA apotek X.Di apotek tersebut juga
hanya terdapat satu tenaga kerja yang notabene bukan seoarang apoteker yang secara penuh mengerti tentang obat,bahkan tak
jarang Ketika penjaga apotek tersebut tidak dating,penyerahan obat kepada pasien diserahkan langsung oleh keluarga dari
apoteker twesebut yang sama sekali tidak memiliki kewenangan untuk menyerahkan obat kepada pasien,tak jarang karena
kurang mengerti tentang obat,apotek tersebut menjual secara bebas obat – obat keras yang diminta pasien tidak ada resep dari
dokter,seperti misalnya pembelian antibiotic yang permintaanya di masyrakat masi sangat tinggi.Belum diketahui secara jelas
alas an apoteker tersebut belum melepas apotek tersebut dan mencarikan dua apoteker sebagai penanggung jawab apotek
bukan dijaga oleh apoteker pdamping atau asisten apoteker,permasalahan ini banyak saya temukan di daerah Bantul.Untung
apotek – apotek kecil didaerah Bantul,selama saya membeli obat di apotek saya bahkan tidak pernah menemukan sosok
apoteker yang secara langsung melayani pasien menjelaskan tentang aturan pemakaian obat,cara penggunaan,cara
penyimpanan obat dan segala informasi tentang obat,selama ini kebanyakan apotek di daerah Bantul sendiri khususnya hanya
sebatas mengambilkan obat,kemudian menyerahkanya kepada pembeli dan menyuruhnya untuk membayarnya
Analisi Kasus
1. Permasalahan

a. Apoteker Y bekerja sebagai tenaga kerja di suatu perusahaan farmasi di Jakarta

b. Apoteker tersebut sebagai pemiilik apotek didaerah Bantul yang sekaligus sebagai APA Apotek
tersebut

c. Apotek tersebut tidak memiliki Appteker yang terlihat di apotek tersebut,hanya ada satu tenaga yang
memberikan pelayanan sekaligus sebagai kasir di apotek tersebut

d. Apotek melayani secara bebas obat – obat keras yang diberi tampa menggunakan resep dari dokter
Kode etik apoteker
• Pasal 3

• “Setiap apoteker /farmasis harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai

• Kompetensi Apotekr/Farmasis Indonesia serta selalu mengutamakan dan

• berpegang teguh pada prinsip kemanusian dalam melaksnakan kewajibannya”

• Pasal 5

• “Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker/Farmasis harus menjauhkan diri

• dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat

• dan tradisi luhur jabatan Kefarmasian”


Analisi pasal terkait pelanggaran tersebut
1. Undang -Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

• Pasal 5

• (1)” Setiap orang memiliki hak dan memperoleh pelayanan Kesehatan yang aman,bermutu dan terjangkau

• Pasal 8

• “Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data Kesehatan dirinya termasuk Tindakan dan
pengobatan yang telah dan akan di terimanaya dari tenaga Kesehatan “

• Pasal 108

• (1)”Pratik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi
pengamanan,pngadaan,penyimpanan dan pendistribusian obat,pelayanan obat atas resep dokter,pelayanan
informasi obat serta pemngembangan obat,bahan obat dan obat tradisonal harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenagan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan –
undangan”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai