Nama anggota :
1. Reka Yeny Anggraini (19012053)
2. Sri Handayani (19012046)
3. Alisa Adistia Dieni(19012035)
4. Desi Kristina Putri (19012037)
5. Khoerunisa (19012062)
6. Siska Pratiwi (19012050)
7. Daniel Rajagukguk (17010091)
Contoh Kasus I :
Seorang ibu bernama Mrs. M, Warga Kelurahan Sudiang ini menuturkan, dia membeli obat di salah
satu apotek di Daya. Dia mencari obat diare. Saat itu, kata Mrs. M, dirinya hendak membeli Lacto
B, suplemen makanan. Namun, oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut dinyatakan habis. Penjaga
apotek tersebut, kemudian menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam lemari pendingin. Menurut
penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki komposisi dan kegunaan yang sama dengan Lacto B. Mrs.
M mengatakan, setelah obat tersebut diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke susu, si
buah hatinya mengalami muntah hingga lima kali. Mrs. M mengaku panik. Dia pun kemudian
membaca seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya, suplemen makanan dengan nomor registrasi
POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa kedaluwarsa 19 November 2017 sebagaimana yang
tercantum di pembungkus obat.
ETIK ? HUKUM ?
Contoh Kasus I :
Pasal 2
“ Seorang Apoteker harus berusaha dengan
sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode
ETIK ? Etik Apoteker Indonesia “
Apoteker melakukan pelanggaran kode etik dimana
pasien dirugikan dengan diberikannya obat yang
sudah kadaluarsa oleh pihak apotek
Contoh Kasus I :
Pasal 5 :
“ Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. “
HUKUM ?
Apoteker memiliki kewajiban dimana salah satu kewajibannnya
yaitu seorang Apoteker harus memastikan bahwa obat yang
diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin mutu,
keamanan, khasiat, dan cara pakai obat yang tepat. Berdasarkan
pasal di atas, apoteker sebagai mitra pasien dalam menjalani
pengobatan seharusnya lebih teliti, bertanggung jawab, dan
lebih mementingkan kepentingan dan keselamatan pasien.
Contoh Kasus I :
Seorang pasien mendapat resep obat paracetamol generik, tetapi karena obat paracetamol merek
dagang Y jumlahnya digudang masih banyak dan kecenderungan medekati tahun ED, maka obat
paracetamol generik di dalam resep diganti dengan obat Y yang kandungannya sama. Harga obat Y
lebih mahal dibandingkan obat generik, tetapi dengan informasi ke pasien bahwa efek obat Y lebih
cepat maka pasien menerimanya. Seorang pasien mendapat resep obat paracetamol generik,
tetapi karena obat paracetamol merek dagang Y jumlahnya digudang masih banyak dan
kecenderungan medekati tahun ED, maka obat paracetamol generik di dalam resep diganti dengan
obat Y yang kandungannya sama. Harga obat Y lebih mahal dibandingkan obat generik, tetapi
dengan informasi ke pasien bahwa efek obat Y lebih cepat maka pasien menerimanya.
ETIK ? HUKUM ?
Contoh Kasus II :
Pasal 14
“Setiap apoteker sebaiknya menjauhkan diri dari
tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lainnya. “
ETIK ?
Pasal 24 :