Anda di halaman 1dari 7

Pengertian, Tujuan, Fungsi Pelayanan Bk

dan Kesalaahpahaman Terhadap Layanan Bk

Disusun oleh:
Kelompok 1
Irfan Surya Hadi (20020083)
Meci faradela (19332033)
Serli senora (21058116)
Vimadia Melyana Fitri (21052108)

Dosen pengampu:
Prof. Dr.Firman, Ms. Kons
Miller (dalam Jones, 1987) Bimbingan adalah proses
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahan
diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada
sekolah, keluarga, serta masyarakat

Pengertian Konseling adalah suatu upaya untuk membantu membantu


individu lainnya melalui proses interaksi yang bersifat pribadi

Bimbingan antara konselor dan konseli agar konseli mampu untuk


memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan
dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya

Konseling sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian


bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah yang dihadapi
konseli serta dapat memanfaatkan berbagai
potensi yang dimiliki dan sarana yang ada.
Tujuan Bimbingan Konseling

1 2 3
Untuk mengenal Untuk dapat menerima Untuk dapat mengambil
diri sendiri dan diri sendiri dan keputusan sendiri
lingkungannya. lingkungan secara tentang berbagai hal.
positif dan dinamis.

4 5
Untuk dapat Untuk dapat
mengarahkan mewujudkan
diri sendiri. diri sendiri.
Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah

o mengatasi kesulitan dalam


o mengembangkan seluruh mengidentifikasi dan
potensinya seoptimal memecahkan masalahnya;
mungkin; o mengatasi kesulitan dalam
o mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat,
memahami dirinya sendiri; dan bakatnya dalam bidang
o mengatasi kesulitan dalam pendidikan dan pekerjaan;
memahami lingkungannya, o memperoleh bantuan secara
yang meliputi lingkungan tepat dari pihak- pihak di luar
sekolah, keluarga, pekerjaan, sekolah untuk mengatasi
sosial-ekonomi, dan kesulitan-kesulitan yang tidak
kebudayaan; dapat dipecahkan di sekolah
tersebut.
Kesalahpahaman terhadap bimbingan
konseling

 Konselor harus aktif dan pihak lain pasif


 Menganggap pekerjaan
 Bimbingan dan konseling disamakan saja  Pelayanan Bimbingan dan konseling berpusat pada
dan atau dipisahkan sama sekali dari keluhan pertama saja

Click to edit theme


pendidikan.  Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan konseling
 Konselor sekolah dianggap sebagai polisi dengan pekerjaan dokter atau psikiater
sekolah  Menganggap pekerjaan Bimbingan dan konseling harus

title text
Bimbingan dan konseling semata- mata segera dilihat
sebagai proses pemberian nasehat  Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua
 Bimbingan dan konseling hanya menangani klien
masalah yang bersifat incidental.  Memusatkan usaha Bimbingan dan konseling hanya
 Bimbingan dan konseling hanya dibatasi pada instrumentasi Bimbingan dan konseling (misalnya
untuk klien-klien tertentu saja tes psikologis, inventori, AUM)
 Bimbingan dan konseling melayani “orang  Bimbingan dan konseling hanya dibatasi masalah-
sakit” atau “kurang normal”. masalah yang ringan-ringan saja
 Bimbingan dan konseling bekerja sendiri

Prayitno (2004)
5
Beberapa hal yang
menjadi penyebabnya
adalah:

1. Kesalahpahaman
2. Konselor itu sendiri
3. Pandangan pimpinan
sekolah dan staf guru
4. Masih belum disepakati
secara jelas tentang
konsep istilah
Bimbingan dan
Konseling itu sendiri. 6
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai