Anda di halaman 1dari 20

PENEGAKAN HUKUM

TERHADAP KASUS
KEBAKARAN HUTAN DI
INDONESIA
Mata Kuliah Pengetahuan Kebencanaan dan
Lingkungan

Kelompok 4
Anggota Kelompok
Raiza Sabila Putri (2208108010007)
Sadinal Mufti (2208107010007)
Muhammad Khalid Al Ghifari (2208107010044)

Ike Maudi Aliefia ( 2208108010005)

M. Ihsan Rizqullah Adfa (2208107010029)


Pryta Rosela (2208107010046)

Farah Nasywa (2208107010051)


01 02
LATAR BELAKANG LANDASAN TEORI
Kasus kasus kerusakan lingkungan dan Undang undang terkait kebakaran
peran hukum dalam kebakaran hutan hutan

03 04
METODE HASIL RUMUSAN
MERUMUSKAN MASALAH
MASALAH
rumusan masalah terkait kebakaran Pasal pasal yang mengatur tentang
hutan kebakaran hutan
01
LATAR
BELAKANG
Kasus kebakaran hutan di Indonesia merupakan masalah
serius. Oleh karena itu diperlukan penegakan hukum
dengan mengacu pada Undang-Undang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 yang
berbunyi:

“Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah


upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, Gambar 1.1 Kebakaran Hutan di Indonesia
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan Sumber:
hukum.” https://media.suara.com/pictures/970x544/2019/09/17/28030-
presiden-jokowi-pantau-kebakaran-hutan-biro-pers-kepreside
nan.jpg
Kebakaran hutan merupakan salah satu faktor masalah yang paling banyak
terjadi di Indonesia. Yang disebabkan oleh kepentingan individu atau
kelompok dalam mengembangkan lahan di kawasan hutan demi
mendapatkan keuntungan ekonomi.
Kasus kebakaran hutan di Indonesia yang
terjadi sejatinya perlu adanya peraturan yang
dapat menimbulkan efek jera. Penegakan
hukum dalam permasalahan kebakaran
hutan ini terdapat dalam peraturan
pemerintah Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2001 Tentang Pengendalian
Kerusakan dan atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Gambar 1.2 Kebakaran Hutan Kalimantan Tengah
kebakaran hutan dan atau lahan. Sumber:
https://ichef.bbci.co.uk/news/640/cpsprodpb/131D8/production/_10846
9287_2d061af5-8182-4534-9e5f-7a3b3b5559fc.jpg
Proses penegakan hukum terhadap kasus kebakaran

PENYELESAIA
PENATAAN PENINDAKAN
N SENGKETA
suatu proses yang dilakukan kepada perbuatan yang melanggar penyelesaian sengketa yang harus
masyarakat untuk dapat memotivasi peraturan dengan tujuan untuk ditempuh melalui hukum dan
agar masyarakat mau berpartisipasi dapat mengakhiri sebuah konsekuensi yang didapat dari individu
dalam melaksanakan hukum. perbuatan terlarang atau kelompok yang telah melakukan
pelanggaran hukum dalam kasus
kebakaran hutan atau lahan
Dalam upaya penegakan hukum lingkungan hidup kasus
kebakaran hutan perlu adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah, aparat penegak hukum dan peran masyarakat
yang sangat penting untuk dapat memperkuat kesadaran diri
setiap individu, sehingga para generasi penerus bangsa
nantinya akan memanfaatkan berbagai manfaat dari
lingkungan tersebut.
02
LANDASAN
TEORI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

1. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf d menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang membakar hutan”

2. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf l menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang membuang benda-benda yang
dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke
dalam kawasan hutan”.
3. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (3) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)”.
4. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (4) menyatakan bahwa “Barang siapa karena kelalaiannya melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)”.
5. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (11) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf l, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.
METODE
MERUMUSKAN
MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran pemerintah dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan?
Penyelesaian :
1. Serangkaian upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana meliputi:

● Kegiatan pencegahan bencana yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan atau mengurangi ancaman bencana.
● Tanggap darurat bencana yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yangditimbulkan
● Rehabilitasi yang merupakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai
● Rekonstruksi yang merupakan pembangunan kembali semua sarana dan prasarana

Selaim pencegahan, pemerintah melakukan penanggulangan dengan memberdayakan posko-posko kebakaran


hutan
PERUMUSAN MASALAH

2. Apa saja upaya pemerintah dalam mencegah kebakaran hutan yang disebabkan oleh individu maupun
organisasi demi kepentingan pribadi?
Penyelesaian:

2. Merumuskan undang-undang yang berbunyi “Setiap orang dilarang membakar hutan” pada pasal 50
ayat (3) huruf d dan “Setiap orang dilarang membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran
dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan”
ada pasal 50 ayat (3) huruf l dan pada pasal 78 ayat (3) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah)”.
HASIL

04 RUMUSAN
MASALAH
UU PPLH Nomor 32
Tahun 2009

Membuka lahan dengan cara membakar hutan merupakan hal yang secara
tegas dilarang dalam undang-undang, yakni diatur dalam Pasal 69 ayat (1)
huruf h UU PPLH yang berbunyi:
“Setiap orang dilarang melakukan perbuatan melakukan pembukaan lahan
dengan cara membakar”

Adapun ancaman pidana bagi yang melakukan pembakaran lahan adalah


penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 10tahun serta denda
antara Rp3 miliar hingga Rp10 miliar.
UU Perkebunan Nomor
18 Tahun 2004

Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor


18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (“UU
Perkebunan”):

"Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang


membuka dan/atau mengolah lahan
dengan cara pembakaran yang berakibat
terjadinya pencemaran dan kerusakan
fungsi lingkungan hidup.”

Gambar 1.3 Polda Riau tangani 20 kasus kebakaran hutan


Sumber:
https://imgsrv2.voi.id/65rnwmNm5F4qhKPRysGxPBX3_UgMoGSYZK82
dgJ1pXQ/auto/1200/675/sm/1/bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy83ODk4
Ni8yMDIxMDgyNTE0NDEtbWFpbi5jcm9wcGVkXzE2Mjk4NzczMDkuan
Bn.jpg
Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan
1. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf d menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang membakar hutan”

2. Bahwa sesuai Pasal 50 ayat (3) huruf l menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang membuang benda-
benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau
kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan”.

3. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (3) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)”.

4. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (4) menyatakan bahwa “Barang siapa karena kelalaiannya melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)”.

5. Bahwa sesuai Pasal 78 ayat (11) menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf l, diancam dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.
Dari hasil kajian dapat dikatakan bahwa perundang-
undangan lingkungan hidup saat ini masih lemah dalam
menangani berbagai permasalahan lingkungan khususnya
kebakaran hutan di Indonesia.Hal ini dikarenakan
kurangnya bentuk penegakan hukum yang tegas dan
nyata.Oleh karena itu, pentingnya penegakan hukum harus
terus dijunjung tinggi demi tercapainya pembangunan
berkelanjutan. Kegiatan pencegahan bencana yang
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan atau mengurangi
ancaman bencana.
SARAN
Pemerintah harus mengambil Tindakan tegas mengenai
oknum-oknum yang melakukan pembakaran hutan demi
kepentingan pribadinya, banyak kerugian yang di timbulkan
dari terjadinya hal tersebut yaitu kerusakan lingkungan yang
membuat lingkungan menjadi tidak sehat lagi sehingga kita
semua berpotensi terkena dampak yang di timbulkan dari
pembkaran lahan ini. Peraturan yang memang sudah di
tetapkan kedalam UU harus di jalankan sesuai dengan
fungsinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai