Anda di halaman 1dari 6

Biologi

Kultur Jaringan

Oleh Free Fire Indonesia


Anggota Free Fire Indonesia

1. Bima Sakti (4)

2. Prima Hari (20)

3. Rafi Fauzan (23)

4. Raja Abrar (24)

5. Ryandhika (30)
Penjelasan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
Tahukah?
dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut bisa dapat
memperbanyak diri hingga tumbuh menjadi tanaman-tanaman yang
baru kembali dengan sifat yang sama.

Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan


tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan
secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi
aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in
vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut
dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Gottlieb Haberlandt (28 November 1854 –
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini
30 Januari 1945) adalah seorang botanis asal
mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak Austria yang merupakan orang pertama yang
karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. mempraktikkan kultur jaringan tanaman
Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan pada tahun 1902. Haberlandt dijuluki Bapak
akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. Kultur Jaringan.
Tahapan
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan yaitu :

1. Pembuatan media, ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada
umumnya berupa padatan gel, seperti agar, di mana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah
nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak,
tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda
komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering
digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
2. Inisiasi, adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
3. Sterilisasi, adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu
di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.
4. Multiplikasi, adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media
5. Pengakaran, adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang menandai
bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
6. Aklimatisasi, adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng
Tujuan
Tujuan dari kultur jaringan adalah sebagai berikut :
Mengenal
 Kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman dengan sifat
seperti induknya, pembiakan ini termasuk pembiakan
secara vegetatif, yaitu individu baru terjadi dari bagian
tubuh suatu induk. Oleh karena itu, individu yang baru
terbentuk mempunyai sifat yang sama dengan induknya.

 Perbanyakan tanaman dengan teknik ini membuat tanaman


bebas dari penyakit karena dilakukan secara aseptik.

 Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial


karena bahan tanaman awal yang diperlukan hanya sedikit
Media Murashige dan Skoog (atau MSO
atau satu bagian kecil yang menghasilkan turunan dalam
atau MS0 (MS-zero)) adalah media
jumlah besar, sehingga penyediaan bibit dalam jumlah pertumbuhan tanaman yang digunakan di
yang besar tidak memerlukan banyak tanaman induk. laboratorium untuk budidaya kultur jaringan
sel tanaman. MSO ditemukan oleh ilmuwan
tanaman Toshio Murashige dan Folke K.
Skoog pada tahun 1962 selama pencarian
Murashige pada pengatur pertumbuhan
tanaman baru.

Anda mungkin juga menyukai