Anda di halaman 1dari 44

SISTEM NEUROLOGIK

CHRISTINA ADEN
STIKES EKA HARAP
2021
PRINSIP PENGHANTARAN IMPULS
1. Penghantaran impuls melalui neuron
Perbedaan muatan listrik antara bagian luar
dan bagian dalam membrane serabut saraf.
Istirahat: bagian luar membrane serabut
saraf bermuatan listrik positif. Bagian dalam
membrane serabut saraf bermuatan listrik
negatif. Keadaan tersebut dinamakan
polarisasi.
• Ketika menerima rangsang berupa impuls, permukaan
luar membrane serabut saraf bermuatan negative dan
permukaan dalamnya bermuatan positif. Keadaan ini
disebut depolarisasi. Selanjutnya akan terjadi aliran
listrik dari daerah bermuatan listrik negatif ke daerah
bermuatan listrik positif.
• Impuls kemudian diteruskan ke neuron dan akhirnya
menuju sumsum tulang belakang dan otak.
• Pesan kemudian diolah oleh otak dan sumsum tulang
belakang sehingga timbul tanggapan atau respons.
• Respons diubah menjadi impuls dan diteruskan ke
neuron motorik hingga ke efektor.
2. Penghantaran impuls melalui sinaps
 Jika impuls telah sampai di membrane prasinapsis, vesikel-vesikel
akan menuju membrane prasinapsis karena pengaruh Ca 2+ yang
masuk ke bonggol sinapsis.
 Vesikel-besikel tersebut akan melepaskan zat neurotransmitter.
Neurotransmiter berfungsi menghantarkan impuls ke ujung dendrit
neuron berikutnya. Ada beberapa macam neurotransmitter, yaitu
asetilkolin (terdapat pada sinapsis seluruh tubuh), noradrenalin
(yang terdapat pada saraf simpatetik), dan serotonin (yang terdapat
pada saraf pusat dan otak).
 Neurotransmiter menerima impuls dan akan berdifui melewati
celah sinapsis. Selanjutnya, neurotransmitter akan berikatan
dengan protein khusus atau reseptor yang berada di membrane
pasca sinapsis. Ikatan antara neurotransmitter dengan reseptor ini
mengakibatkan impuls dapat diteruskan ke saraf lainnya.
 
SISTEM NEUROLOGIK
Susunan Saraf
Spinalis
Susunan Saraf Tepi – Susunan Saraf Otonom
PENYAKIT SYARAF TEPI
1. Neuropati Peradangan
2. Neuropati Herediter
- Kebas Disfungsi Saraf Otonom
3. Neuropati Toksik ( ginjal, dm, kurang
vitamin )
4. Neuropati karena keganasan
5. Neuropati Traumatik (trauma, terpotong,
laserasi, dll)
17
PENYAKIT SARAF TEPI
A. NEUROPATI PERADANGAN.
1.Sindrom Gullain Bariee
Paralisis asenden anggota gerak distal, cepat ke
proksimal
2. Chronic inflammatory demyelinating
polyradiculo neuropaty
Seperti Guillan Bariee tapi sub akut atau kronis
3. Poli neuropati infeksioasa
– Lepra
– Varisela zooster 18
Patologi SSP
1. Herniasi
2. Edema Serebral
Akumulasi cairan ekstravaskular ke dalam
otak  peningkatan intrakranial
3. Hidrosefalus
Penyakit degeneratif
1. Parkinson
idiopatik
2. Alzheimer
usia lebih dari 50 tahun,
fungsi intelektual menurun
EPILEPSI
• Kelainan otak dengan kejang berulang
• Kejadian paroksismal yang berkaitan dengan
pelepasan listrik abnormal dari neuron
• Pelepasan listrik abormal ini memicu gerakan
konvulsi/kejang, gangguan sensasi, perubahan
tingkat kesadaran atau kombinasi diantaranya.
• Epilepsi tidak mempengaruhi kesadaran
• Penyebab tidak diketahui / idiopatik
• Epilepsi tidak selalu jelas
• Beberapa pasien mengalami aura sebelum
terjadi kejang :
– Bau yang tajam
– Nausea / gangguan pencernaan
– Perasaan lambung penuh/kosong
– Rasa bermimpi
– Seperti melihat cahaya
Berbagai jenis kejang
• Kejang Parsial
Dimulai pada area lokal dalam otak. Aktifitas kejang
parsial meluas ke seluruh otak yang menyebabkan kejang
umum
• Kejang Umum
Kejang umum menyebabkan kelainan listrik yang
menyeluruh di dalam otak.
Kejang Parsial
• Kejang Jacksonian
Kekakuan pada satu anggota gerak disertai sensasi
kesemutan pada area yang sama
• Kejang parsial kompleks
Tingkah laku tidak bertujuan: kedipan, gerakan
mengunyah, bicara tidak beraturan
• Kejang sensorik
Halusinasi, kilatan cahaya, vertigo, dejavu dan
mencium bau busuk
Kejang umum
• Kejang ansence atau petit mal
 Perubahan kesadaran dalam waktu singkat 1-10 detik
 Kedikan/gulingan mata, pandangan ksosong dan
gerakan mulut ringan
 Bila tidak diterapi dapat berkembang menjadi kejang
tonik klonik
• Kejang mioklonik
• Kejang tonik-klonik umum
• Kejang akinetik
Kejang Mioklonik
• Sentakan muskular tubuh atau anggota gerak
involunter
• Penurunan kesadaran singkat
Kejang tonik klonik umum
• Pasien jatuh ke tanah dan tidak sadar
• Fase tonik : tubuh menjadi kaku (spasme),
diikuti fase klonik : relaksasi otot
• Gigitan lidah, inkontinensia, pernapasan
tersengal-sengal, apnea dan sianosis
• 2-5 menit
• Setelah sadar pasien agak bingung, kesulitan
bicara, letih, mengantuk, nyeri kepala.
Kejang Akinetik
• Kehilangan tonus postural dan penurunan
kesadaran
• “serangan terkulai”
MENINGITIS
• Peradangan pada membran meningen otak
( duramater, araknoid dan piamater)serta
korteks di bawahnya
• Aliran darah ke otak menurun
• Jaringan membengkak
• Peningkatan tekanan intrakranial
Sumber peradangan meningitis
• Bakteri
• Virus
• Protozoa
• Jamur

• Infeksi yang menyebabkan meningitis timbul


sebagai akibat infeksi bakteri di tempat lain
(pneumonia, empiema, osteomielitis, sinusitis dll)
Gejala dan tanda
• Nyeri kepala
• Kaku kuduk dan punggung
• Malaise
• Fotofobia
• Menggigil, demam, muntah
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial
(bingung, penurunan kesadaran)
Tanda iritasi meningeal
• Kaku kuduk
• Refleks tendon dalam berlebihan dan simetris
• Opistotonus (spasme dimana punggung dan
angota gerak membusur ke belakang sehingga
tubuh lain bersandar pada kepala dan tumit)
• Tanda Brudzinsky dan Kernig positif
Tanda Brudzinski
• Pasien terlentang
• Letakkan tangan anda di leher pasien
• Leher pasien ditekuk ke depan
• Fleksi sendi panggul dan lutut involunter 
Brudzinski positif
Tanda Kernig
• Pasien terlentang
• Tungkai diflesikan pada sendi panggul dan
lutut
• Resistensi  kernig positif

Anda mungkin juga menyukai