ASUHAN KEBIDANAN
PEMENUHAN HIDRASI
PADA NY. R DI PMB DNA
KOTA BOGOR TAHUN 2022
DEA NURUL AN NISA
NIM : 52223135
DAFTAR ISI PRESENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PEMENUHAN HIDRASI PADA NY. R DI PMB DNA KOTA BOGOR TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Asuhan Kebidanan.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas hasil Analisa data dari penelitian yang sudah dilakukan
Kecukupan asupan gizi yang lebih kecil misalnya mengenai kecukupan gizi yang terkait
dengan kebutuhan akan air (cairan). Masyarakat masih jarang memperhatikan terkait
dengan pemenuhan kebutuhan cairanya untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Perlu
diketahui bahwa menurut Sunita Almatsir (2005: 220) air atau cairan di dalam tubuh
merupakan bagian utama pada tubuh, yaitu sekitar 55-60 % dari berat badan orang
dewasa atau 70 % dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass). Persentase angka
tersebut lebih besar untuk anak-anak. Persentase cairan di dalam tubuh akan menurun
ketika terjadi penambahan usia (menua). Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75 %
berat badan, sedangkan pada individu yang sudah lanjut usia (tua) menjadi 50 %. Hal ini
menunjukkan bahwa menjaga kecukupan dan keseimbangan cairan didalam tubuh
menjadi salah satu hal yang sangat penting disamping menjaga asupan gizi yang lain.
(Setyawan, 2017)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat
dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana Asuhan
Kebidanan Pemenuhan Hidrasi pada Ny. R di PMB
DNA Kota Bogor Tahun 2022?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pemenuhan Hidrasi pada Ny. R di
PMB DNA Kota Bogor.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Pasien Ny. R dalam
Pemenuhan Hidrasi di PMB DNA Kota Bogor.
b. Melakukan pengkajian data objektif pada Pasien Ny. R dalam
Pemenuhan Hidrasi di PMB DNA Kota Bogor.
c. Merumuskan analisis data pada Pasien Ny. R dalam Pemenuhan
Hidrasi di PMB DNA Kota Bogor.
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan Asuhan Kebidanan Pemenuhan
Hidrasi pada Ny. R di PMB DNA Kota Bogor.
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan pada Pasien Ny. R dalam
Pemenuhan Hidrasi di PMB DNA Kota Bogor.
D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan
1. Bagi PMB (Praktik Mandiri Bidan)
Dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau informasi dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam pendokumentasian secara lengkap
pada asuhan kebidanan dalam pemenuhan hidrasi.
2. Bagi pasien dan keluarga
Memberikan informasi tentang tentang pentingnya pemenuhan hidrasi
dan dampak buruk dehidrasi.
3. Bagi Bidan
Sebagai bahan masukan serta informasi dalam upaya mengembangkan
asuhan kebidanan pada asuhan kebidanan dalam pemenuhan hidrasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Hakikat Gizi
Menurut Djoko Pekik Iriyanto (2006 : 2) Istilah gizi berasal dari Bahasa Arab “giza”
yang berarti zat makanan, dalam bahasa inggris gizi dapat dimaknai dengan istilah
nutrition yang berarti zat makanan atau yang berarti bahan makanan atau dapat
diartikan sebagai ilmu gizi . Secara lebih luas ilmu gizi dapat diartikan sebagai suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran untuk mempertahankan kehidupan.
b. Lemak
Djoko Pekik Iriyanto (2006: 10) Lemak merupakan garam yang terbentuk
dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol dan
gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak,
sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat,
lemak tersusun atas molekul C, H dan O dengan jumlah atom lebih banyak,
misalnya C57 H10 O6.
Kemudian untuk fungsi lemak menurut Syafiq, dkk (2007: 46,47) yang
pertama adalah sebagai sumber energi, setiap 1 gram lemak menghasilkan 9
kkal. Fungsi yang ke dua sebagai pelarut vitamin dan sarana transportasi
serta absorbsi vitamin A, D, E dan K. Fungsi yang ke tiga membantu sekresi
asam lambung dan pengosongan lambung. Fungsi yang ke empat
memberikan rasa lezat pada makanan.
c. Protein
Djoko Pekik Iriyanto (2006: 13) Protein merupakan senyawa kimia yang
mengandung asam amino, tersusun atas atom –atom C, H, O dan N. Protein
berasal dari kata proteos yang bererti menduduki tempat pertama. Pada
zaman dauhulu (1838) protein dianggap sebagai makanan paling penting dan
memiliki khasiat yang sangat istimewa bagi tubuh sehingga sering disebut
“Protein Mystique”. Protein pada mulanya ditemukan pada putih telur,
sehingga sering disebut juga dengan zat putih telur.
d. Vitamin
Ahmad Syafiq, dkk (2007: 88) Istilah vitamin pertama kali digunakan oleh
Cashimir Funk (Polandia) tahun 1912. Penemuan zat dalam dedak beras
dapat menyembuhkan beri-beri. Zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk
hidup “vita” dan mengandung unsur N (amine), sehingga diberi istilah
vitamin. Pemberian nama vitamin dilakukan menurut abjad A, B, C, D, E dan
K.
Sampai saat ini terdapat kurang lebih 13 vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh agar tubuh sehat. Secara umum berdasarkan sifat kelarutanya vitamin
dikelompokkan menjadi dua.
e. Mineral
Ahmad Syafiq, dkk (2007: 108) Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman
yang ditanam di atas tanah akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kemudian di simpan dalam akar, batang, daun bunga dan
buah. Hewan makan tanaman dan akan menyimpan mineral di dalam
tubuhnya. Manusia mencukupi kebutuhan akan mineral melalui konsumsi
pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) maupun hewani (hewan).
f. Air
Biologi Online (2009) Air dalam tubuh merupakan unsur esensial. Tubuh
memperoleh air secara eksogen dan endogen. Air eksogen yaitu air yang
berasal dari luar, diperoleh dari air yang diminum dan air yang bersama
dengan makanan. Air endogen berarti air yang diperoleh dari dalam tubuh
sendiri berasal dari hasil oksidasi berbagai nutrisi dalam tubuh. Air
merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
3. Hidrasi
Menurut Reza Iman Ramdhan (2016: 10) Hidrasi diartikan sebagai
keseimbangan cairan dalam tubuh dalam menjaga fungsi metabolisme se
ltubuh. Cairan yang ada di dalam sel tersebut meliputi cairan yang ada di
dalam tiap-tiap sel di dalam tubuh yang meliputi intra seluler dan ekstra
seluler.
4. Konsumsi Cairan
Dehidrasi menyebabkan tubuh harus menerima asupan cairan atau
mengkonsumsi cairan. Cairan apapun baik untuk tubuh dalam menghadapi
dehidrasi. Perlu diperhatikan mengenai cairan yang dikonsumsi, alangkah
baiknya apabila cairan yang dikonsumsi tersebut tidak mengandung kuman,
virus ataupun bakteri serta hindari konsumsi cairan yang memiliki dampak
mempercepat seseorang berkemih (teh dan kopi) yang kurang efisien dalam
menangani dehidrasi. Menurut Elvina (2016) jenis konsumsi cairan atau
minuman yang dapat menyeimbangkan cairan di dalam tubuh terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu minuman hipotonik, isotonik dan hipertonik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari/tanggal pengkajian : Sabtu /05 November 2022
Jam pengkajian : 09.30 WIB
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri (pasien)
Nama: Ny. R , Umur : 45 tahun, Agama : Islam, Suku/ Bangsa: Sunda/Indonesia,
Pendidikan : SD, Pekerjaan : IRT, Alamat : Kp. Anyar RT.003/RW.002
Suami (penanggung jawab)
Nama: Tn. D, Umur : 50 tahun, Agama : Islam, Suku/ Bangsa: Sunda/Indonesia,
Pendidikan : SMA, Pekerjaan : PNS, Alamat : Kp. Anyar RT.003/RW.002
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa lemas dan letih, sedikit makan maupun minum.
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 18 tahun, dengan suami sekarang sudah 27
tahun.
4. Riwayat Obstetri
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit yang sedang diderita, seperti penyakit
jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan kanker.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan sedikit makan dan minum serta merasakan badan yang letih dan lesu.
C. Analisis data
1. Diagnosa : Ny. R P2A0 umur 45 pasien dengan
dehidrasi
2. Masalah : badan lemas, letih dan kurang nafsu makan
3. Kebutuhan : KIE
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami yaitu ibu
mengalami kukurangan cairan dalam tubuh.
“ibu mengetahui telah merasakan sedikit makan dan minum serta kehilangan nafsu
makan dari kemarin”
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan ini disebut dehidrasi. Sehingga perlunya
hidrasi yang cukup agar ibu kembali sehat dan segar. Tindakan yang pertama kali adalah
minum yang cukup dan dilakukan pemadangn infus.
“ibu mengerti akan keadaannya dan bersedia melakukan pemasangan infus terhadap
dirinya”
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek dari dehidrasi diantaranya:
a. Mulut kering dan lidah yang sedikit bengkak
b. Kulit menjadi tidak elastis
c. Sembelit atau susah buang air besar
d. Pusing. Kekurangan cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan pusing atau
pingsan. Ciri-cirinya adalah tubuh merasa melayang ketika kamu terburu-buru bangun
dari posisi duduk atau tidur
e. Jantung terasa berdebar-debar. Kondisi ini terjadi karena jantung membutuhkan
tubuh yang sehat dan normal agar dapat berfungsi dengan baik. Jika terjadi perubahan
kadar elektrolit karena dehidrasi, kondisi ini yang memicu jantung menjadi berdebar-
debar.
“ibu memahami efek dari dehidrasi dan meminta untuk dilakukan pemasangan infus”
BAB IV
PEMBAHASAN
1. DATA SUBJEKTIF
Pada langkah ini peneliti melakukan pengkajian untuk mendapatkan data subjektif
dengan cara wawancara pasien. Data subjektif yang didapatkan dari kasus ini yaitu
identitas pasien yang bernama Ny. R umur 45 tahun, pasien mengatakan merasa
lemas, Lelah, letih dan kehilangan nafsu makan serta pasien merasa pusing . Pasien
telah menikah selama 18 tahun, telah memiliki 2 orang anak. Pola kebutuhan nutrisi
selama selama ini dirasa cukup baik, hal ini dapat dilihat dari frekuensi pola makan
3x sehari dengan porsi makan 1 piring. Pasien juga memiliki pola tidur di siang hari
1-2 jam, dan malam 7-9 jam. Pasien dalam kesehariannya hanya melakukan aktifitas
yang ringan saja seperti memasak, menyapu, menyuci piring, dan cuci baju.
Keluhan utama pada pasien yaitu kurang nafsu makan sehingga makan dan minum
sedikit. Menurut Reza Iman Ramdhan (2016:11) status hidrasi adalah suatu kondisi
atau keadaan yang menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh seseorang. Apabila
status hidrasi dalam tubuh terganggu maka tubuh akan mengalami dehidrasi.
2. DATA OBJEKTIF
Pada langkah ini peneliti melakukan pengkajian untuk mendapatkan data objektif
dengan cara memeriksa pasien secara langsung. Data objektif yang didapatkan dari
kasus ini yaitu keadaan umum pasien sedang, kesadaran pasien compos mentis,
tinggi badan pasien 160 cm, berat badan awal saat ini adalah 70 kg. Tanda-tanda
vital pasien meliputi tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 95x/menit, suhu 37oC,
respirasi 26 x/menit. Pada kasus ibu dengan kehilangan cairan dalam tubuh dan
tidak ada nafsu makan.
3. ANALISIS DATA
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa pada
kasus ini adalah Ny. R P2A0 umur 45 dengan dehidrasi berat. Kebutuhan dari kasus
ini adalah dengan memberikan KIE dan tindakan medis berupa pemasangan infus
RL.
4. PENATALAKSANAAN
Pada langkah ini penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan dehidrasi
berat adalah memberikan minum berupa minuman elektrolit atau teh manis, setelah
itu dilakukan pemasangan infus RL dengan tujuan hidrasi pasien.
5. EVALUASI
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengeluarkan cara yang dapat mendeteksi kadar
hidrasi seseorang lewat cara yang dinamakan PURI (Periksa Urin Sendiri). Adanya
indikator warna urin yang tersedia pada tabel warna urin, yang terdiri dari delapan
warna dimulai dari yang berwarna jernih sampai dengan kuning keruh. Urin
berwarna jernih, maka menunjukkan status hidrasi tubuh yang baik. Urin berwarna
jingga pekat menunjukkan perlunya tubuh mendapat lebih banyak asupan air dengan
segera agar kehilangan cairan tubuh dapat segera diganti dan kondisi cairan tubuh
tetap seimbang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Pengkajian pada data subjektif didapatkan pasien mengatakan semenjak bahwa
terjadi penurunan nafsu makan, sedikit makan dan minum sejak 2 hari terakhir.
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif maka dirumuskan diagnosa
kebidanan yaitu Ny. R umur 45 tahun dengan dehidrasi berat. Masalah yang dialami
adalah kurangnya cairan dalam tubuh pasien yang disebabkan dari kurangnya
asupan makanan dan minuman. Kebutuhan yang diperlukan adalah memberikan KIE.
Penatalaksanaan pada kasus dehidrasi berat yaitu hidrasi berupa minum the manis
atau minum minuman elektrolit, dan melakukan hidrasi dengan memasang infus RL.
Jadi, solusi yang diberikan kepada pasien dehidrasi berat adalah dengan memberikan
KIE efek samping dari dehidrasi berat adalah tubuh merasa lemas, pusing hingga
mengalami pingsan.
2. SARAN
1. Bagi Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Diharapkan dapat meningkatkan mutu hidrasi pada pasien dengan dehidrasi
sedang atau pun dehidrasi berat yang meliputi KIE mengenai dampak buruk dari
dehidrasi dan keuntungan dari menjaga hidrasi tubuh.
3. Bagi Bidan
Sebaiknya mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang gizi
seimbang dan pentingnya menjaga hidrasi tubuh. Serta memberikan informasi
dampak buruk dari dehidrasi ringan ataupun berat.
POLITEKTIK TIARA BUNDA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN