Dr Fauzar, SpPD-KP
• komorbid • Kondisi khusus
– Diabetes melitus – Kehamilan
– Gagal ginjal – Menyusui
– Gangguan hati – Pemakai kontrasepsi
– Geriatri – dll
– dll
TB DENGAN KOMORBID
Pasien TB dengan DM
Gejala Klinis dan Diagnosis TB pada Pasien DM
BPN 2014
Pengobatan TB DM
• Perlu diperhatikan penggunaan Rifampisin karena
akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes
(sulfonil urea) sehingga dosisnya perlu ditingkatkan,
atau gunakan gol lain.
• Pemberian insulin sangat dianjurkan untuk
keberhasilan regulasi gula darah
• Target yang harus dicapai yaitu kadar gula darah
puasa <120 mg% dan HbA1c <7% (bila tersedia
fasilitas).
BPN 2014
Konsensus pengelolaan tuberculosis dan
diabetes melitus (TB-DM) di Indonesia
PENDAHULUAN
• Indonesia menempati peringkat keempat sebagai
negara terpadat di dunia (>250 juta penduduk).
• Jumlah penderita DM di seluruh dunia 285 juta orang,
di Indonesia sebanyak sekitar 9,1 juta orang.
• Kasus DM di Indonesia tahun 2030 diperkirakan akan
mencapai angka 21.3 juta orang.
• Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013,
– Hanya 30% dari penderita DM yang terdiagnosis di
Indonesia,
– Hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang
menjalani pengobatan.
– Dari yang menjalani pengobatan tersebut hanya
sepertiganya saja yang terkendali dengan baik.
PENDAHULUAN
• DM merupakan faktor risiko penting untuk perkembangan
TB aktif (3 kali lebih tinggi untuk menderita TB aktif).
• Hasil pengobatan TB pada penderita TB -DM lebih banyak
mengalami kegagalan dibandingkan dengan yang tidak
DM.
• Upaya pengendalian TB di Indonesia dapat terhambat
akibat terus meningkatnya jumlah penderita DM di
Indonesia.
• WHO: pengelolaan TB-DM harus sesuai dengan pedoman
tatalaksana TB dan standar internasional.
• Kemenkes : konsensus TB-DM di Indonesia
KONSENSUS PENGELOLAAN TB-DM PADA
PASIEN DEWASA
• PENAPISAN
• DIAGNOSIS
• PENGOBATAN
• RUJUK-RUJUK BALIK
PENAPISAN
• Penapisan TB untuk penyandang DM dan
penapisan DM untuk pasien TB di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL)
dilakukan segera setelah ditegakkan diagnosis
salah satu penyakit tersebut.
Penapisan TB pada DM
Penapisan TB pada penyandang DM adalah dengan melaksanakan
kedua langkah berikut:
• Wawancara untuk mencari salah satu gejala/faktor risiko TB di bawah
ini:
• Batuk, terutama batuk berdahak ≥ 2 minggu
• Demam hilang timbul, tidak tinggi
• Keringat malam tanpa disertai aktivitas
• Penurunan berat badan
• Benjolan di leher atau bagian tubuh lain yang tidak diketahui
penyebabnya
• Sesak, nyeri saat menarik napas, atau rasa berat di satu sisi dada
• Kontak erat dengan pasien TB
• Pemeriksaan foto toraks untuk mencari abnormalitas paru apapun.
• Jika salah satu langkah di atas memberikan hasil
positif, maka tatalaksana selanjutnya mengacu pada
buku pedoman penanggulangan TB nasional dilakukan
penegakan diagnosis.
• Jika hasil penapisan negatif, penapisan TB pada
penyandang DM dilakukan setiap kunjungan
berikutnya dengan menelusuri gejala/faktor risiko
diatas. Pemeriksaan foto toraks ulang ditentukan oleh
dokter atas indikasi medis.
Penapisan DM pda TB
Penapisan DM pada pasien TB adalah dengan pemeriksaan kadar Gula
darah puasa (GDP) dan/atau Gula Darah Sewaktu (GDS) atau 2 jam
setelah makan pada semua pasien TB dengan spesimen darah kapiler
atau vena.