Anda di halaman 1dari 36

Curiculum vitae

Riwayat pendidikan
• SD Adabiyah, Palembang, 1973
• SMPAdabiyah,Palembang, 1976
• SMA N. 1Palembang, 1980
• Dokter umum, FK UNSRI, 1988
• Internis, FK UNSRI, 2000
• Konsultan Paru, PAPDI, 2006
Riwayat Organisasi
▪ Anggota WABIP, 17 Agt 2016-skrg
▪ Anggota satker PPOK PB PERPARI 2016-2019
▪ Ketua PAPDI Sumsel 2022- 2025
▪ Komisi P2KB PAPDI Sumsel 2009-skrg
▪ Ketua PERPARI cbg Plg 2013- skrg
▪ Sekretaris organ pembina YPIA 2021-skrg
▪ Ket. badan pekerja senat FK Unsri 2013-2017
▪ Narasumber blok respirologi
▪ Sekretaris Komkordik RSMH-FK Unsri
TUBERCULOSIS with diabetes mellitus
UPDATE

ZEN AHMAD
KSM/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM DIVISI PULMONOLOGI
RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG/FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
24 Maret diperingati sbg hari TB sedunia
Epidemiologi

https://communitymedicine4all.com/2018/11/05/who-updates-fact-sheet-on-diabetes/
https://www.who.int/multi-media/details/global-tuberculosis-report-2022-infographic-2
Diagnosis TB paru

• Gambaran klinis
• Bakteriologis (TCM, Sputum BTA, Kultur)
• Foto dada
• Pemeriksaan lain (Elisa, PAP, lain lain)
Tersangka (Suspek) TB

Batuk lebih dari 2 minggu Batuk darah Sesak, nyeri dada

Keringat malam

Nafsu makan berkurang Berat badan turun Demam malam


cxr
• Standard position: PA, lateral
• Look serial CXR
• Active lesion features
Infiltrate, cavitas, miliary, pleural efusion
• Non active lesion features
Fibrotic, atelectasis, calcification,
schwarte
• Severity of lesion (ATS)
Minimal lesion
Moderate lesion
Advanced lesion
Gene Xpert
Alur diagnosis TB
Alur diagnosis TB
Terduga TB Terduga TB

TCM, BTA TCM


Alur diagnosis TB
Guidelines
Pinsip pengobatan TB
• Tidakboleh menggunakan OAT tunggal
• Pengobatan terdiri atas dua fase
Fase awal: Bakterisidal; Intensif
Fase lanjutan: Sterilisasi; Intermiten
• Jangan memakai regimen yang ada FQ
• Menelan OAT teratur; diawasi oleh PMO
• TCM, DST pada kasus curiga resisten
• Diberikan dalam dosis yang tepat
Regimen saat ini
Kategori Kriteria penderita Regimen pengobatan
Fase awal Fase lanjutan
I Kasus baru TB 2 RHZE 4 RH
2 RHZE * 4 R3H3*
II Kasus BTA positif 2 RHZES / 1 RHZE 5 RHE
▪ Kambuh 2 RHZES / 1 RHZE* 5 R3H3E3*
▪ Gagal
▪ Putus berobat

IV Kasus MDR Obat-obat MDR


** Program di Indonesia saat ini
Regimen saat ini
Kategori Kriteria penderita Regimen pengobatan

Fase awal Fase lanjutan

I Kasus baru TB 2 RHZE 4 RH


Kasus lama TB, tak MDR

IV Kasus MDR Obat-obat MDR


Treatment of previously treated TB
• In settings where rapid molecular-based DST results are not
routinely available, TB patients whose treatment has failed
or other groups with high likelihood of MDRTB should be
started on an empirical MDR regimen
• In patients who require TB retreatment, the category II
regimen should no longer be prescribed and drug-
susceptibility testing should be conducted to inform the
choice of treatment regimen
Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and patient care; WHO, 2017
Treatment of previously treated TB
• Specimens for culture and drug-susceptibility testing should be
obtained from all previously treated TB patients at or before the start
of treatment.
• Drug-susceptibility testing should be performed for at least isoniazid
and rifampicin
• In settings where rapid molecular-based drugsusceptibility testing is
available, the results should guide the choice of regimen
Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and patient care; WHO, 2017
FDC from the WHO Model List of Essential Medicines
Dosage schedules for adults(Cat 1)

Initial phase Continuation phase


Body weight (kg)
(2RHZE) (4RH,3x/weeks)
• 30 - 37 • 2 cap FDC • 2 cap FDC
• > 37 - 54 • 3 cap FDC • 3 cap FDC
• > 54 - 70 • 4 cap FDC • 4 cap FDC
• > 70 • 5 cap FDC • 5 cap FDC
Treatment evaluations
1. Clinical
2. Radiological
3. Sputum smear
4. Side effect evaluation
5. Adherence treatment evaluation
Efek samping OAT
Efek samping OAT
EFEK SAMPING PENYEBAB PENATALAKSANAAN
Ringan OAT diteruskan
Anoreksia, mual, nyeri perut R Obat diberikan malam hari
Nyeri sendi Z Aspirin
Rasa terbakar di kaki H Vit. B6 100 mg/hr
Urine kemerahan R Reassurance
Berat Stop OAT penyebab
Gatal, rash pada kulit S Stop OAT
Tuli S Stop S, ganti E
Nistagmus dan vertigo S Stop S, ganti E
Ikterik Seluruh OAT terutama RHZ Stop OAT
Muntah,penurunan kesadaran Seluruh OAT Stop OAT, LFT, PT
Gangguan penglihatan E Stop E
Shok, purfura, AKI R Stop R
Hasil akhir pengobatan
Hasil Definisi
Sembuh Pasien TB paru dengan konfirmasi bakteriologis positif pada awal pengobatan
dan BTA sputum negatif atau biakan negatif pada akhir pengobatan dan memiliki
hasil pemeriksaan negatif pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan Lengkap Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan namun tidak memiliki bukti
sembuh atau gagal pengobatan, baik karena tidak dilakukan atau karena hasilnya
tidak ada.
Pengobatan gagal Pasien TB dengan hasil BTA sputum atau biakan positif pada satu bulan sebelum
akhir pengobatan atau akhir pengobatan.
Meninggal Pasien TB yang meninggal dengan alasan apapunsebelum dan selama
pengobatan TB
Putus obat Pasien TB yang tidak memulai pengobatan setelah terdiagnosis TB atau
menghentikan pengobatan selama ≥ 2 bulan berturut-turut
Pengobatan berhasil Kasus dengan hasil pengobatan sembuh dan lengkap
Tuberculosis

Diabetes
• Kejadian TB paru pada juvenile diabetes 10
kali lebih tinggi
• 8% penderita DM akan menderita TB Paru,
tiga tahun setelah sembuh dari coma
• 13,5% penderita TB akan mempunyai DM
(pada non TB hanya 3,2%; OR 4,7)
Diabetes mellitus dan tuberkulosis
• DM meningkatkan kejadian TB aktif
▪ Gangguan proses clearance patogen sehingga infeksi mudah menyebar
▪ DM memiliki resiko terjadi TB, 2 - 5 kali lebih tinggi
• DM memperlambat diagnosis TB
• DM menyulitkan pengobatan TB
• Konsentrasi OAT dalam plasma pasien TB dengan DM lebih rendah
dibandingkan dengan pasien TB tanpa DM.
• Hal ini menyebabkan risiko gagal pengobatan atau resistensi OAT
Gangguan fisiologis paru paru pada penderita DM
Tuberkulosis dan DM
• TB dapat memicu timbulnya diabetes, dan memperburuk kontrol
glikemik pada penderita diabetes

• Obat TB dapat mengganggu pengobatan diabetes melalui interaksi


obat.
https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/tb-and-diabetes.html
Penapisan TB pada pasien DM

• Segera setelah penegakan diagnosis DM


• Setiap kunjungan penyandang DM ke fasyankes
▪ Gejala dan tanda TB paru atau ekstra paru
▪ Riwayat pengobatan TB pada keluarga
Penapisan TB pada pasien DM
Penapisan DM pada pasien TB
• Gejala DM
• Faktor risiko DM
• Periksa Gula Darah
• Gula darah puasa > 125mg/dl
• Gula darah PP > 200 mg/dl
• HbA1c > 6,5%
• Ulangi pemeriksaan setelah 2-4 mg bila tak ada gejala, atau gejala
berkembang
• Rifampisin, INH dapat meningkatkan kadar glukosa
Pengobatan TB-DM
• Paduan OAT sama dengan TB tanpa DM
• Pastikan regimennya adekuat
• Cek kreatinin untuk melihat DM nefropati
• Pemberian PZA dan EMB dapat disesuaikan
• EMB dapat mengganggu penglihatan;
DM sering terjadi retinopati, shg etambutol dapat memperberat
kelainan pada mata
• Idealnya pasien DM dengan TB Latent diberikan IPT
• Pasien DM yang dapat INH harus diberikan B6 untuk cegah neuropati
Pengobatan TB-DM
• Rifampisin menurunkan efektifitas sulfonil urea sehingga dosisnya
perlu ditingkatkan
• Kontrol gula darah secara adekuat
▪ Perubahan gaya hidup
▪ Insulin lebih dianjurkan untuk regulasi gula darah
▪ Normo glikemik harus tercapai karena penting untuk keberhasilan terapi
OAT. Target yang harus dicapai yaitu kadar gula darah puasa <120 mg%
dan HbA1c <7%.
▪ Bila gula darah tak terkontrol, lama pengobatan TB dapat mencapai 9
bulan
Pengobatan TB-DM
• Lakukan pemeriksaan sputum BTA berkala
• Follow-up 6 bulan dan 1 tahun paska pengobatan TB

Akan banyak dihadapi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai