Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

TB PARU
RESISTEN OBAT
Pratiwi Purnama

Pembimbing : dr Gunawan Sp.P


Pembimbing : dr.Maryani
Identitas pasien

NAMA NN.R

UMUR 19 TAHUN

ALAMAT JL.DAENG IMPUNG

PEKERJAAN MAHASISWA

TANGGAL PEMERIKSAAN 5 AGUSTUS 2022

BB/TB 35/150 IMT 15,6 (underweight)

NO REKAM MEDIK : 125637


ANAMNESIS

Pasien datang dengan keluhan demam dan batuk sejak 1


minggu yang lalu,batuk disertai lendir yang berwarna putih, darah
(-) keluhan ini dirasakan semakin memberat sejak 2 hari terakhir.
Pasien juga mengeluh berkeringat dingin terutama pada
malam hari, selain itu pasien juga mengeluh berat badan turun
akibat penurunan nafsu makan yang di alami, pasien mengaku
mengalami penurunan berat bada sekitar 5 kilogram dalam kurun
waktu kurang lebih 1 bulan. Tidak ada keluhan lain yang dirasakan
pada saat ini.
PEMERIKSAAN FISIS

TD Pernapasan
130/95 mmhg 32x/i

Nadi Suhu
156x/i 37.8 c
Kepala THT
• Bentuk : normocephal • Telinga : bentuk normal, simetris,
• Ekspresi wajah : lemas lubang lapang, serumen (-/-)
• Simetris wajah : simetris • Hidung : bentuk normal,
• Rambut : rambut hitam tidak mudah di perdarahan hidung (-)
• Bibir : normal, sianosis (-),
cabut.
pucat (-)
• Deformitas : tidak ada
• Tonsil. : T1-T1 hiperemis (-)
Mata • Faring : hiperemis (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Lidah : kotor (-), tremor (-)
• Gerakan : segala arah baik • Mukosa mulut : koplik spot (-)
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa • Leher : simetris, pembesaran
KGB tidak ada
• Kelopak mata : edema palpebra (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Sklera : ikterus (-/-)
• Kornea : jernih
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
Thoraks
 Inspeksi
• Bentuk : simetris kiri dan kanan
• Sela iga dalam batas normal, retraksi (-)
• Pembuluh darah tidak ada kelainan Jantung
 Palpasi
• Tidak ada nyeri tekan • Inspeksi : Iktus cordis tidak
• Fremitus: normal
tampak,
 Perkusi
• Batas paru hepar : ics vi dekstra anterior • Palpasi : Iktus cordis tidak teraba.
• Batas paru belakang kanan setinggi columna
vertebra thorakal ix dekstra • Perkusi : batas jantung kanan ICS
• Batas paru belakang kiri setinggi kolumna IV line parasternalis dekstra, batas
vertebra thorakal x sinistra
kiri jantung ICS V linea
 Auskultasi
• Bunyi nafas : vesikuler midclavicularis sinistra
• Bunyi tambahan : • Auskultasi : S1/S2 murni reguler,
Ronchi +/+, wheezing -/-
murmur tidak ada.
Abdomen
• Inspeksi : tampak normal, ikut gerak napas,
• Auskultasi : bising usus menurun
• Palpasi : nyeri tekan (+). hepar dan lien tidak teraba, distensi abdomen(+), defans
muscular(-)
• Perkusi : Timpani, pekak hepar(+)
• Lain–lain : ascites (-)
Ektremitas
• Inspeksi : Tidak ada deformitas, edem (-)
• Palpasi : Akral teraba hangat.
Pemeriksaan penunjang
WBC 8,6
RBC 3.80
HB 7.7
HCT 26.6
MCV 70.0
MCH 20.3
MCHC 28.9
PLT 415
RDW-SD 45.4
RDW-CV 18.2
PDW 7.5
MPV 8.5
P-LCR 13.1
NEUTROFIL 64.7
LIMFOSIT 20.5
MONOSIT 13.9
EOSINOFIL 0.7
BASOFIL 0.2
NEUT# 5.6
LYMP# 1.8

SGPT 10
SGOT 13

GDS 120

CR 0,5
elektrolit

Natrium darah 136.0

Kalium darah 3.9

Klorida darah 99.0


parasitologi
M.palcifarum negatif

M.vivax negatif

M.ovale negatif

M.malariae negatif

Imunologi
TSHs 0,836
RADIOLOGI
Pemeriksaan gen-xpert
pertama
Pemeriksaan gen-Xpert kedua
EKG
Diagnosis :
Tb Resisten Obat
Tatalaksana

• IVFD Nacl 0,9% 28 tpm Pemberian OAT


• Ranitidin amp/12j/iv Bedaquiline 100 mg
• Ceftriakson 2gr/24j/iv Levofloksasin 750 mg
• Biocombin/24j/drips Clofazimine 100 mg
• Farmavon/8j/iv INH 450 mg
• Tranfusi PRC 200 cc Pza 1500 mg
Etambutol 800 mg
Etionamide 500 mg
Vit B6 2 tab
Permintaan konsul
 Interna dengan TB RO dan Anemia
 Jiwa dengan konseling Motivasi pasien untuk patuh berobat hingga
sembuh
 Mata untuk melihat kesehatan mata pasien sebelum dilakukan terapi
OAT
 Gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
BAGAIMANA BISA TERJADI RESISTEN
OBAT

Setiap strain basil tuberkel yang sensitif mengandung beberapa organisme


yang resisten secara alami, terkadang terhadap konsentrasi obat tinggi, mereka
muncul melalui proses mutasi yang disebut mutan
Patomekanisme

Mars is actually a very


Mars cold place

It’s composed of hydrogen


Saturn and helium

It’s the farthest planet


Neptune from the Sun
Jenis Resistansi terhadap OAT

Monoresistansi Poliresistansi MDR


Salah satu OAT Lini Lebih dari satu OAT lini
pertama kecuali kombinas Resistansi terhadap HR
Pertama
(HR)

Pre-XDR XDR TB RR
TB MDR + resistansi terhadap
salah satu obat golongan TB MDR + resistansi terhadap Resistansi terhadap
flurokuinolon atau salah satu salah satu obat golongan Rifampisin
OAT injeksi lini kedua flurokuinolon dan salah satu
(kanamisin, amikasin, obat pada grup A
kapreomisin)
KRITERIA TERDUGA TB RESISTAN OBAT

1. Pasien TB gagal pengobatan • 5. Pasien TB pengobatan


OAT kategori 2 kategori 1 yang tidak konversi.
2. Pasien TB pengobatan OAT • 6.Pasien TB kasus Kambuh
kategori 2 yang tidak setelah pengonat OAT 1 dan
konversi “” OAT 2
3. Pasien TB yang mempunyai • 7.Pasien TB yang kembali
riwayat pengobatan TB tidak setelah putus berobat
standar/menggunakan • 8. Terduga TB yang mempunyai
kuinolon dan obat injeksi lini riwayat kontak erat dengan
kedua selama minimal 1 pasien TB RO
bulan • 9.Pasien ko-infeksi HIV yang
4. Pasien TB gagal pengobatan tidak responsif secara klinis
OAT Kategori 1 maupun bakteriologis terhapat
OAT
“This is a quote, words full of wisdom that
someone important said and can make the
reader get inspired.”

—Someone Famous
Manajemen TB RO sesuai program TB nasional

Sejak agustus 2020 paduang pengobatan TB RO di indonesia


tidak lagi menggunakan obat injeksi (all oral regimen)

Berdasarkan durasinya, paduan pengobatan TB RP dibagi


menjadi
• Paduan jangka pendek (9-11 bulan
• Paduan jangka panjang (18-24 bulan)
ALUR PENGOBATAN TB
Paduan pengobatan TB RO jangka Pendek
Prinsip Pengobatan TB RO jangka Pendek
Prinsip Pengobatan TB RO jangka Panjang
Durasi Pengobatan TB RO jangka panjang
Pemantauan pengobatan TB RO

Tujuan pemantauan rutin Pemantauan rutin yang


• Memastikan pasien yang dilakukan meliputi
sedang menjalani
pengobatan
mendapatkan tatalaksana • Pemeriksaan klinis
yang tepat • Pemeriksaan
• Memastikan bakteriologis
perkembangan klinis • Pemeriksaan
pasien membaik dan laboratorium dan
berhasil diobati hingga penunjang lain.
sembuh
• Melakukan intervensi
segera terkait
manajemen pasien TB
RO
Pemeriksaan klinis pada monitoring

Pemeriksaan konseling
Pemantauan eso
fisis

KU,tanda vital,BB Skrining neuropati dan Motivasi pasien untuk patuh


berobat hingga sembuh dan
(naik/turun) fungsi penglihatan mengevaluasi kondisi
psikososial pasien
Pemeriksaan bakteriologis

● BTA sputum HARUS DILAKUKAN TIAP BULAN BAIK


● Biakan sputum TAHAP AWAL MAUPUN TAHAP LANJUTAN

Pemeriksaan BTA dan biakan sputum HARUS rutin dilakukan karena


sangat penting untuk menentukan waktu konversi dan durasi pengobatan
TB RO pasien
Pemeriksaan penunjang

Darah rutin Radiologi Audiometri

Fungsi hari fungsi ginjal


bilirubin CXR diulang sesuai Bila pasien mendapatkan
total,elektrolit ,asam urat, jadwal OAT injeksi
albumin.

Gula darah,TSH/TSHs ekg


Kesimpulan

 Pemeriksaan tes cepat molekuler dilakukan pada semua kasus


suspek kasus TBC
 Pengobatan TB RO dengan paduan all oral regimen jangka pendek
(9-11 bulan), jangka panjang (18-24 bulan)
 Perlu pengkajian awal riwayat dan pemeriksaan pada pasien apakah
memenuhi kriteria sebelum menentukan paduan all oral regimen
jangka pendek atau jangka panjang
 pemantauan ESO dan melakukan konseling rutin menentukan
keberhasilan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai