Anda di halaman 1dari 14

KONSEP FILSAFAT

PENDIDIKAN YANG
DITINJAU DARI DIMENSI
EPISTIMOLOGI
DOSEN PENGAMPU:
RANI SETYAWATIS.Pd.,
M.Pd.
Nama Kelompok :

1. Riki Erniawan 202233089

2. Amelia Nur Ramadhani 202233101

3. Kamila Dwi Fitria 202233113

4. Ainun Naqiyyah Roudlotul Jannah 202233125


Definisi Epistimologi
Epistimologi ialah pengetahuan tentang
suatu upaya untuk menempatkan sesuatu di
dalam kedudukan setepatnya atau upaya-
upaya intelektual memutuskan pengetahuan
yang benar dan yang tidak benar serta
mendudukkan pengetahuan di dalam tempat
yang benar.
Secara linguistik kata “epistemologi” berasal
dari bahasa Yunani yaitu: kata “Episteme”
dengan arti “pengetahuan” dan kata “Logos”
berarti “teori, uraian, atau alasan”.
Epistemologi dapat diartikan sebagai teori
tentang pengetahuan yang dalam bahasa
Inggris dipergunakan istilah theory of
knowledge. Ada juga yang mengatakan kalau
logos berarti teori. Kata “episteme” dalam
bahasa Yunani berasal dari kata kerja
epistamai, artinya menundukkan,
menempatkan, atau meletakkan. Secara harfiah
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya
intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam
kedudukan setepatnya.
Epistemologi Menurut Para Ahli :

1. Abdul Munir Mulkan 2. Mujamil Qomar 3. Jujun S. Suria Sumantri.

Segala macam bentuk


Bagian ilmu filsafat yang Arah berfikir manusia dalam
aktivitas dan pemikiran
secara khusus menemukan dan memperoleh
manusia yang selalu
mempelajari dan suatu ilmu pengetahuan
mempertanyakan dari
menentukan arah dan degan menggunakan
mana asal muasal ilmu
kodrat pengetahuan. kemampuan rasio.
pengetahuan itu diperoleh.
 
Objek Kajian Epistimologi

Objek epistemology
Jacques Martain mengatakan, “ tujuan
menurut Jujun S. Suria
epistemologi bukanlah hal yang utama untuk
suamantri berupa “segenap
menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu,
proses yang terlibat dalam
tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
usaha kita untuk
memungkinkan saya dapat tahu.”Hal ini
memperoleh pengetahuan.”
menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi
Proses untuk memperoleh
bukan untuk memperoleh pengetahuan kendati
pengetahuan inilah yang
pun keadaan ini tak bisa dihindari akan tetapi
menjadi sasaran teori
yang menjadi pusat perhatian dari tujuan
pengetahuan dan sekaligus
epistemologi adalah hal lebih penting dari itu,
berfungsi mengantarkan
yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh
tercapainya tujuan.
pengetahuan.
Rumusan tujuan epistemologi tersebut memiliki makna strategis dalam
dinamika pengetuhuan. Rumusan tersebut menumbuhkan kesadaran
seseorang bahwa jangan sampai kita puas dengan sekedar memperoleh
pengetahuan, tanpa disertai dengan cara atau bekal untuk memperoleh
pengetahuan, sebab keadaan memperoleh pengetahuan melambangkan
sikap pasif, sedangkan cara memperoleh pengetahuan melambangkan
sikap dinamis.
A. Landasan Epistemologi
Landasan epistemology ilmu
disebut metode ilmiah, yaitu cara yang
dilakukan ilmu dalam menyusun
pengetahuan yang benar. Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
suatu pengetahuan bias disebut ilmu
yakni tercantum dalam metode ilmiah.
B. Epistemologi Menurut Pandangan Beragam Aliran Filsafat Dunia
a. Epistemologi Idealisme
Epistemologi idealisme ini meniscayakan
kurikulum yang digunakan dalam pendidikan pun
lebih berfokus pada isi secara objektif
menyediakan beragam pengalaman belajar
sebanyak-banyaknya, pada subjek didik untuk
mampu menggerakan jiwanya pada ragam yang
menjadikan cara berfikir dan analisisnya terhadap
keseluruhan realitas pengalamannya.
b. Epistemologi Realisme
Epistemologi realisme ini
meniscayakan bahwa setiap proses
pembelajaran mesti didekati dengan
pendidikan induktif, bukan deduktif.
Pendekatan ini baginya adalah cara yang
relevan untuk menanamkan pengetahuan
dan nilai dari subjek didik. Baginya, hal
ini sejalan dengan watak manusia dalam
memperoleh pengetahuan yang memang
bersentuhan dengan sendi-sendi dunia
yang secara nyata berhubungan satu sama
lainnya. Realisme percaya, bahwa
manusia mengenal dunia dari bagian-
bagiannya yang bersifat materi dan
teridentifikasi dalam kategori-kategori
yang terukur dan nyata.
c. Epistemologi Pragmatisme.
Menurut kaum pragmatisme tidaklah
dikatakan pengetahuan, jika tidak membawa
pada perubahan bagi kehidupan manusia. Jadi
nilai pengetahuan dilihat dari kadar
instrumentalianya yang akan membawa pada
akibat-akibat, baik yang, setelah atau yang akan
dihasilkan oleh ide pikiran dalam dunia
pengalaman nyata.
Menurut kaum pragmatisme, guru harus
mengonstruksi situasi belajar dengan
menempatkan problem tertentu yang
pemecahannya akan membawa siswa pada
pemahaman yang lebih baik akan lingkungan
sosial dan fisik mereka.
d. Epitemologi Eksistensialisme

Epistemologi Eksistensialisme adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan.


Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap
orang bagi dirinya sendiri. Pilihan bukanlah soal konseptual melainkan soal komitmen
total seluruh pribasi individu.
Berangkat dari kebebasan sebagai corak bereksistensi, demikian tidak menempatkan
individu ke dalam realitas yang abstrak tetapi individu dilihat sebagai satu pribadi yang
sungguh hadir dan konkrit. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan, hanya yang
konkrit yang dapat mengambil keputusan atas diriku bukan orang lain.
Keterkaitan Antara Epistemologi Dengan Pendidikan
Tentang kaitan epistemologi dengan ilmu pendidikan, akhir-akhir ini aliran epistemologi
telah mulai meningkat karena titik fokusnya berada pada dimensi sosial pengetahuan dan inkuiri.
Pendidikan adalah salah satu ranah sosial penting yang mana pengetahuan memiliki peran utama
yang mengarahkan; dimana ilmu pengetahuan tersebut dipresentasikan, dianalisa, dievaluasi, dan
ditransfer. Para filosof pendidikan juga telah menanggapi permasalahan terkait masalah
epistemologi yang meningkat karena teori dan praktek pendidikan(beserta nilai moral,
metafisika, sosial-politik, dan masalah bahasa).

Dalam keterkaitannya pendidikan dengan epistemologi yaitu mengkaji mengenai cara


memperoleh pengetahuan beserta metode-metode yang diguanakan dalam ilmu pengetahuan.
Pengetahuan didapat melalui akal, intuisi, pengalaman dan pancaindra manusia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai