Anda di halaman 1dari 27

File Edit Format View Cardiogenic Shock

Ilmu Penyakit Dalam B I U

CARDIOGENIC
SHOCK
Pembimbing:
dr. Didiet Pratignyo, Sp.PD, FINASIM

Disusun Oleh:
Rizka Safira Ayu Astadewi
2120221196
File Edit Format View Cardiogenic Shock

SHOCK B I U
Cardiogenic Shock

SYOK • Syok kardiogenik --> salah satu kegawatan


KARDIOGENIK jantung

• Penanganan yang agresif pun angka kematian


tetap tinggi.

• Penyebab infark miokard akut (IMA) atau sebagai


fase terminal beberapa penyakit jantung lainnya.
Definisi Cardiogenic Shock

Syok kardiogenik adalah kelainan jantung yang


ditandai dengan keadaan curah jantung yang
rendah (low cardiac output) akibat kegagalan
sirkulasi yang mengakibatkan hipoperfusi organ
dan hipoksia jaringan.

Terjadi hipoksia jaringan  sel jaringan dan


organ disfungsi yang bersifat reversible  bila
hipoperfusi menetap maka akan menjadi
irreversibel dan nekrosis.
Cardiogenic Shock

Prinsip diagnosis syok kardiogenik memenuhi kriteria


hemodinamik dan kriteria klinis :
Kriteria hemodinamik:
• TDS < 80 mmHg atau
• TDS < 90 mmHg bila penderita sementara memperoleh
obat inotropik, atau intra aortic balloon pumping
(IABP),
• Indeks kardiak <2,2 L/mnt/m2.
Kriteria klinis (tanda-tanda penurunan perfusi perifer):
• kulit dingin dan lembab,
• sianosis,
• perubahan mental
• menurunnya urine output <20 mL/jam.
Cardiogenic Shock

ACUTE MYOCARDIAL ISCHEMIA

ETIOLOGI DEFEK MEKANIK:


• regurgitasi mitral akut (ruptur otot papiler)
• ruptur dinding ventrikel (dinding septum atau free wall)
• tamponade jantung
• obstruksi aliran keluar ventrikel kiri (kardiomiopati obstruktif
hipertrofik)
• stenosis aorta

DEFEK KONTRAKTILITAS:
• kardiomiopati iskemik dan non-iskemik
• aritmia
• syok septik dengan depresi miokard
• miokarditis
Cardiogenic Shock

ETIOLOGI OBAT KARDIOTOKSIK:


doxorubicin

OVERDOSIS OBAT:
penghambat saluran beta/kalsium

GANGGUAN METABOLISME
asidosis

KELAINAN ELEKTROLIT:
kalsium atau fosfat
Cardiogenic Shock

• Umur yang relative lebih tua pada syok kardiogenik (> 60


tahun)
FAKTOR • Telah terjadi payah jantung sebelumnya

PREDISPOSISI • Adanya infark lama dan baru


• Lokasi pada dinding anterior lebih sering menimbulkan
syok
• IMA yang meluas secara progressif
• Komplikasi mekanik IMA : septum sobek, insufisiensi
mitral
• Gangguan irama dan nyeri yang hebat
• Faktor ekstramiokardial : obatan-obatan penyebab hipotensi
atau hipovolemia
Cardiogenic Shock

Faktor risiko:
• Diabetes mellitus
• Merokok tembakau
• Hipertensi
• Hiperlipidemia
• Riwayat keluarga penyakit arteri koroner
prematur
• Usia lebih tua dari 45 tahun pada pria dan
lebih tua dari 55 tahun pada wanita
• Ketidakaktifan fisik
Cardiogenic Shock
Cardiogenic Shock

• Perubahan status mental, sianosis, kulit dingin dan lembap, ekstremitas berbintik-bintik

• Denyut nadi perifer samar, cepat, terkadang tidak teratur jika ada aritmia yang mendasarinya.

• Distensi vena jugularis

• Bunyi jantung <<, S3 atau S4, mungkin ada, murmur --> gangguan katup seperti regurgitasi
mitral atau stenosis aorta.

• Kemacetan pembuluh darah paru dapat dikaitkan dengan rales.

• Edema perifer dapat terjadi pada keadaan kelebihan cairan


Cardiogenic Shock

•Gangguan kesadaran •Laboratorium (darah


(clouded sensorium) lengkap, AGDA,
Hipoperfusi •Pucat Pemeriksaan elektrolit, enzim
organ / •Perifer dingin penunjang jantung)
jaringan •Penurunan produksi •Radiografi dada
urine •EKG
•Kulit berbintik •Ekokardiografi

•Nadi lemah •Menyingkirkan deplesi


•Distensi vena jugular volum
Pemeriksaan Pemantauan
•Murmur sistolik dari hemodinamik •Melihat infark RV
fisik MR atau VSD atau komplikasi
•Rhonki paru mekanik
•Profil hemodinamik
syok kardiogenik:
PCWP > 15 mmHg dan
cardiac index < 2.2
L/menit/m2
evaluasi diagnostik Cardiogenic Shock

• Gambar darah lengkap, Gas darah arteri


• Laktat
• Peptida natriuretik otak
• Tes enzim jantung
• Rontgen dada
• Elektrokardiogram
• Ekokardiografi dua dimensi
• Ultrasonografi untuk memandu manajemen cairan
• Angiografi koroner
Cardiogenic Shock

• Perbaiki fungsi sistolik :


TERAPI SYOK ⚬ Pemberian obat katekolamin.
KARDIOGENIK – IMA : ⚬ Circulatory-support devices (termasuk
IABP).

• Resusitasi umum :
• Memaksimalkan preload dan afterload :
⚬ Monitoring irama jantung dan tekanan
• Pemberian cairan atau diuretik
darah.
• Obat vasodilatasi.
⚬ Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit
dan asam-basa.
⚬ Perbaiki volume intravaskuler.
• Diagnosis dan penatalaksanaan disfungsi
mekanis struktur intrakardiak : katup mitral,
Restorasi aliran darah koroner : trombolisis, septum ventrikel dan dinding jantung .
angioplasti, pembedahan.
Cardiogenic Shock

TATALAKSANA: Pemasangan ivfd

Bedrest total Jika terjadi gangguan irama seperti taki/bradiaritmia


atasi segera dengan pemberian preparat anti-arimia
Lakukan resusitasi jantung jika terjadi atau pemasangan pacu jantung, over drive atau
cardiac arrest kardioversi

Monitoring invasive atau non invasif untuk


Sedasi dengan midazolam, propofol
mengetahui status preload, svr dan curah jantung (co).
atau morfin

Oksigen support (nrm atau cpap, Jika preload rendah maka diberikan fluid challenge 1-
intubasi jika terjadi gagal napas) 4 cc/kgbb/10 menit hingga dipastikan preload cukup.
Cardiogenic Shock

TATALAKSANA:
Co tinggi dengan svr rendah maka diberikan preparat
Jika co rendah dengan svr tinggi  map
vasopressor seperti noradrenalin atau adrenalin atau
masih <70 mmhg  diberikan preparat
dopamine.
inotropiknon vasodilator (dobutamin) atau
inodilator (milrinon).

Pemasangan IABP harus di Dopamin dosis rendah dapat diberikan pada kondisi
rekomendasikan pada pasien syok dengan oliguria.
sindrom koroner akut.
Pada syok kardiogenik yang refrakter pertimbangkan
pemasangan IABP, ecmo atau LVAD sebagai bridging
terapi definitif.
Cardiogenic Shock

• Norepinefrin lebih disukai daripada dopamin pada pasien dengan hipotensi berat (tekanan
darah sistolik kurang dari 70 mm Hg) atau hipotensi yang tidak responsif terhadap obat lain

• dopamin --> tingkat aritmia >> tinggi dan risiko kematian yang >> tinggi

• norepinefrin harus digunakan dengan hati-hati --> menyebabkan takikardia dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard pada pasien dengan infark miokard.
Cardiogenic Shock
Cardiogenic Shock

• Dobutamin banyak digunakan, memiliki sifat


agonis beta-1 dan beta-2, yang dapat
meningkatkan kontraktilitas miokard,
menurunkan tekanan diastolik akhir ventrikel
kiri, dan meningkatkan curah jantung.

• Milrinone, juga merupakan inotropik yang


banyak digunakan, telah terbukti mengurangi
tekanan pengisian ventrikel kiri.
Cardiogenic Shock

• Saline atau larutan ringer laktat lebih dari 200 ml per 15


sampai 30 menit diindikasikan pada pasien tanpa tanda-tanda
kelebihan cairan

• Pasien dengan infark miokard atau sindrom koroner akut


diberikan aspirin dan heparin.  efektif dalam mengurangi
kematian.

• Diuretik (furosemide)  menurunkan volume plasma dan edema


sehingga menurunkan curah jantung dan tekanan darah. Hal ini
terkait dengan peningkatan kompensasi resistensi pembuluh
darah perifer. Dengan terapi berkelanjutan, cairan
ekstraseluler dan volume plasma kembali hampir ke tingkat
sebelum perawatan.
Cardiogenic Shock

IABP menurunkan afterload sistolik dan Intra Aortic


memperbesar tekanan perfusi diastolik,
meningkatkan curah jantung dan memperbaiki Balloon Pumping
aliran darah koroner

Bermanfaat untuk stabilisasi awal pada


penderita syok kardiogenik

IABP dapat menjadi mekanisme penyokong yang


penting agar terapi defenitif dapat
diberikan

O’Gara P.T; Kushner F.G; Ascheim D.D; Casey Jr D.E; Chung M.K; de Lemos J.A; et al. 2013 ACCF/AHA Guideline
for the Management of ST-Elevation Myocardial Infarction. J A m Coll Cardiol. 2013;61:e78-140
Revaskularisasi Cardiogenic Shock

Percutaneous Coronary Intervention (PCI) and


Coronary Artery Bypass
Mortalitas di RS dapat menurun
dari 75% hingga 33% pada pembuluh
darah yang direvaskularisasi
dengan PCI

Ketika revaskulariasi emergensi


dikombinasikan dengan IABP 
penurunan mortalitas sampai 13%
setelah follow-up 1 tahun
dibandingkan menerima terapi 22 Coronary Artery Bypass
obat- obatan saja

Pencangkokan bypass arteri koroner


yang mendesak diindikasikan pada
pasien dengan anatomi koroner yang
tidak dapat menerima PCI.
Cardiogenic Shock

Syok kardiogenik membawa prognosis yang buruk dan


merupakan penyebab utama kematian pada pasien dengan
PROGNOSIS MI akut.

Mortalitas 55-65 % (PERKI)

• Dysrhythmias
• Cardiac arrest
• Renal failure

KOMPLIKASI •

Ventricular aneurysm
Stroke
• Thromboembolism
• Death
Cardiogenic Shock
DAFTAR PUSTAKA

Kosaraju A, Pendela VS, Hai O. cardiogenic shock. 2022. StatPearls Publishing, Treasure
Island (FL)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482255/#!po=92.8571

Cyrus Vahdatpour, MD; David Collins, MD; Sheldon Goldberg, MD, FACC.
Cardiogenic shock. 2019. American Heart Association, Inc
https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/JAHA.119.011991

O’Gara P.T; Kushner F.G; Ascheim D.D; Casey Jr D.E; Chung M.K; de Lemos J.A;
et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of ST-Elevation
Myocardial Infarction. J Am Coll Cardiol. 2013;61:e78-140
File Edit Format View Cardiogenic Shock

Thank You
For Listening
Do you have any questions for me?

Anda mungkin juga menyukai