Anda di halaman 1dari 13

MAKNA

AQIDAH ISLAMIYAH
 Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, dan intinya
adalah iman dan amal.

 Iman dan amal, atau aqidah dan syari’ah kedua-duanya


berkaitan satu sama lainnya seperti keterkaitan antara
buah dan pohonnya.

 Iman mencerminkan aqidah dan pokok-pokok yang


menjadi landasan syari’at Islam. Dan dari dasar-dasar ini
keluarlah cabang-cabangnya. Amal mencerminkan
syari’ah dan cabang-cabang yang dianggap sebagai tindak
lanjut dari iman dan aqidah.
 “Berikanlah berita gembira kepada orang-
orang beriman dan berbuat kebaikan,
bahwasanya mereka itu akan memperoleh
surga yang di bawahnya mengalir beberapa
sungai.” (Al-Baqarah :25)

 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman


dan beramal shaleh, maka Tuhan Yang Maha
Pengasih akan memancarkan dalam (hati)
mereka rasa kasih sayang.” (Maryam : 96)
Pengertian iman atau Aqidah meliputi enam perkara :

 1) PENGETAHUAN AKAN Allah, PENGETAHUAN AKAN nama-

nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya Yang Tinggi,

PENGETAHUAN AKAN dalil-dalil wujud-Nya dan fenomena-

fenomena keagungan-Nya di alam semesta ini.


 2) PENGETAHUAN AKAN alam yang ada dibalik alam semesta ini

atau alam yang tidak dapat dilihat (alam ghaib).


 3) PENGETAHUAN AKAN Kitab-kitab Allah yang diturunkan untuk

menentukan rambu-rambu kebenaran dan kebathilan, kebaikan

dan kejahatan, halal dan haram, yang baik dan yang buruk.
 4) PENGETAHUAN AKAN para nabi dan rasul
Allah yang telah dipilih untuk menjadi
penunjuk jalan dan pembimbing makhluk
untuk mencapai kebenaran.
 5) PENGETAHUAN AKAN hari akhir dan hal-
hal yang ada didalamnya.
 6) PENGETAHUAN AKAN qadar (takdir).
 Pemahaman tentang iman ini adalah aqidah yang menjadi
muatan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah, ajaran
yang dibawa oleh para Rasul-Nya, dan wasiat-Nya kepada
umat-umat terdahulu maupun umat belakangan.
Sesungguhnya Allah menjadikan aqidah ini berlaku umum
bagi seluruh manusia dan kekal sepanjang masa karena
ia mempunyai dampak yang jelas dan manfaat yang
tampak dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
 PENGETAHUAN AKAN Allah, membangkitkan kebaikan-kebaikan, membina rasa

senantiasa diawasi oleh Allah (muroqobah), memotivasi untuk mencari hal-hal yang

luhur dan mulia, menjauhkan manusia dari sifat nista dan hina.
 PENGETAHUAN AKAN para malaikat, mendorong sesorang untuk mencontoh sifat-

sifat mereka (dlm hal kesucian) dan tolong menolong mereka dalam kebenaran dan

kebaikan, sehingga mendorong manusia kepada kesadaran dan kewaspadaan yang

sempurna sehingga yang timbul dari diri manusia adalah hal-hal yang mulia.
 PENGETAHUAN AKAN kitab-kitab Allah, mendorong manusia untuk mengetahui

manhaj (sistem kehidupan) yang digariskan Allah untuk umat manusia agar

menempuh manhaj tersebut untuk mencapai kesempurnaan materi maupun etika.


 PENGETAHUAN AKAN para Rasul,dimaksudkan untuk mengetahui

langkah-langkah mereka dan meneladani apa yang mereka lalukan

sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk setiap umat manusia.


 PENGETAHUAN AKAN hari akhir, sebagai pendorong yang paling

kuat untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan.


 PENGETAHUAN AKAN qadar, dapat memberikan bekal kepada

seseorang dengan berbagai potensi dan kekuatan yang mampu

menghadapi berbagai hambatandan kesulitan, dan dihadapannya

persoalan-persoalan besar menjadi kecil.


 Hal yang demikian (aqidah) dimaksudkan untuk
membersihkan perilaku, menyucikan jiwa dan mengarahkan
kepada nilai-nilai yang paling luhur, disamping ia merupakan
kebenaran yang kokoh dan tidak berubah-ubah. Sehingga
menanamkan aqidah kepada jiwa, merupakan cara yang paling
tepat untuk mewujudkan unsur-unsur yang baik. Karena
sesungguhnya aqidah merupakan sumber berbagai perasaan
yang muLia, lahan untuk menanamkan berbagai perasaan
yang baik, dan tempat tumbuhnya perasaan yang luhur.
 Para Rasul menyampaikan aqidah kepada umatnya dengan cara yang

seluruhnya mudah dipahami, sederhana dan logis. Para Rasul mengajak

mereka untuk memperhatikan kerajaan langit dan bumi, membangkitkan

akal mereka untuk berpikir tentang ayat-ayat Allah, mengingatkan fitrah

mereka kepada perasaan beragama yang telah ditanamkan kepadanya, dan

menumbuhkan kesadaran akan adanya alam dibalik alam materi ini.


 Dengan cara-cara tersebut Rasulullah membangkitkan aqidah dalam jiwa

umatnya, mengarahkan pandangan dan pikiran mereka, membangkitkan

akal dan mengingatkan fitrah mereka, seraya merawatnya dengan

pendidikan dan pengembangan hingga mencapai puncak kesuksesan.


 Penyimpangan dari manhaj para nabi disebabkan oleh berbagai perselisihan

politik, kontak dengan berbagai aliran pemikiran dan keagamaan, dan

menjadikan akal sebagai hakim tentang masalah yang berada di luar

kemampuannya. Hal tersebut menjadi sebab bergesernya iman. Pada dasarnya

aqidah itu semuanya sama (tidak berbeda), namun ketika akal menjadi ‘hakim’

yang terjadi adalah para pengemban akidah terpecah belah menjadi berbagai

aliran dan masing-masing mengklaim diri sebagai kelompok yang paling benar.

Berbagai perdebatan muncul sehingga kedudukan aqidah menjadi melemah.

Kelemahan aqidah ini diikuti oleh kelemahan umum yang melanda individu,

keluarga, masyarakat dan negara, bahkan pada setiap segi kehidupan.


 Agama Islam telah menetapkan bahwa manusia diciptakan Allah Subhanahu

wa Ta’aladengan dibekali berbagai kekuatan, bakat dan potensi. Otensi-

potensi ini dapat diarahkan dan dipergunakan untuk kebaikan, sebagai

mana ia juga dapat diarahkan untuk keburukan. Potensi ini bukan berupa

kebaikan semata dan buka pula berupa keburukan semata. Meskipun

keinginan terhadap kebaikan pada sebagian orang terkadang lebih kuat,

sebagaimana keburukan yang kadang juga lebih kuat.

 “Setiap anak diahirkan di atas fitrah (asal kejadian yang masih bersih, dapat

menerima baik dan buruk” (Thabarani)


Setiap manusia bertanggungjawab untuk membersihkan dirinya
dan memperbaikinya hingga ia dapat mencapai
kesempurnaannya yang telah ditentukan baginya.

Di antara manusia ada yang menempuh jalan lurus, sehingga ia


menjadi orang bersyukur, ada pula yang menempuh jalan yang
bengkok sehingga ia menjadi orang kafir.

Manusia diberikan pilihan untuk memilih di antara keduanya, dan


dari pilihan yang dipilihnya jelaslah siapa hamba-Nya yang taat
dan yang sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai