Anda di halaman 1dari 25

Tinjauan Pustaka

PENYAKIT PARU OBTSRUKTIF


KRONIS (PPOK)
DAN PENYAKIT KARDIOVASKULER
Oleh : dr. Putu Kessi Vikaneswari
Pembimbing: dr. I Made Putra Swi Antara, Sp.JP(K), FIHA
Penguji : dr. Ida Bagus Rangga Wibhuti, Sp.JP(K), FIHA

Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
RSUP Sanglah Denpasar
2022
OUTLINE
I Pendahuluan

II ISI

2.1 Definisi PPOK

2.2 Faktor Resiko PPOK

2.3 Patogenesis PPOK

2.4 Patofisiologi PPOK

2.5 Klasifikasi PPOK


OUTLINE
2.6 PPOK dan Penyakit Kardiovaskuler

2.6.1 PPOK dan Penyakit Jantung Iskemik

2.6.2 PPOK dan Gagal Jantung

2.6.3 PPOK dan Aritmia

2.7. Tata Laksana PPOK


PENDAHULUAN
• PPOK  1 dari 3 penyebab kematian di seluruh dunia,
tahun 2021 > 3 juta orang meninggal akibat PPOK
• PPOK  beban kesehatan di masa depan
• Merokok  faktor resiko utama  Indonesia negara dengan terbesar ke
3 pengguna rokok
• Individu dengan PPOK beresiko memiliki komorbid
• Komorbid paling umum pada PPOK  Penyakit Kardiovaskuler
PENDAHULUAN
• Komorbid Kardiovaskular paling sering pada PPOK :
- Penyakit Jantung Iskemik (20-60%)
- Gagal Jantung (10-30%)
- Gangguan irama (aritmia) (10-15%)
• Hubungan PPOK-penyakit kardiovaskular : faktor resiko, patofisiologi,
keluhan klinis, dan faktor prognosis cenderung buruk
• Komorbiditas kardiovaskular pada PPOK  penurunan kualitas hidup,
lama rawat inap lebih panjang, meningkatkan resiko kematian.
ISI
2.1 Definisi PPOK :
PPOK adalah penyakit yang umum, dapat dicegah dan diobati ditandai dengan gejala
respirasi yang persisten dan obstruksi saluran napas disebabkan karena kelainan
pada saluran napas dan/atau alveolar yang biasanya akibat dari pajanan partikel
atau gas berbahaya.

PPOK  Limitasi aliran udara kronis  gabungan dari penyakit saluran nafas kecil dan
kerusakan parenkim (emfisema)
2.2 Faktor Resiko PPOK :
a) Tobacco smoking
b) Polusi Indoor
c) Occupational exposures
d) Polusi udara luar
e) Faktor genetik
f) Usia dan Jenis kelamin
g) Pertumbuhan dan Perkembangan Paru
h) Status sosio-ekonomi
i) Asma dan hiperaktivitas saluran napas
j) Bronkitis kronik
k) Infeksi
2.3. Patogenesis PPOK

a. Stres Oksidatif

b. Ketidakseimbangan protease dan antiprotease

c. Sel-sel inflamasi

d. Mediator inflamasi

e. Peribronkial dan fibrosis interstitial


2.4. Patofisiologi PPOK
2.5. Diagnosis PPOK

KLINIS : FAKTOR RISIKO :


Sesak nafas progresif Faktor host
Batuk Kronis Rokok
Batuk berdahak Pekerjaan
Wheezing Polusi udara

SPIROMETRI
“Gold Standard”
penegakan diagnosis
2.5.1 Klasifikasi PPOK
2.6. PPOK DAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR
2.6.1. PPOK DAN PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK

Penyakit Jantung Iskemik PPOK  vice versa

PPOK  hipoksia saat latihan, takikardia, gangguan kapasitas vasodilatasi, stress


simpatis pada perifer, jantung dan neurohumoral  memberburuk iskemia
miokardium

Aktivasi sel imun atheroma  menginduksi sitokin, IFN-ƴ, IL-1, IL-6, TNF-α dan
protein fase akut (fibrinogen, CRP, dan protein amyloid)
2.6.1. PPOK DAN PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK

Eksaserbasi PPOK  proses inflamasi meningkat meningkatkan resiko


kerusakan miokardium pasien dengan penyakit jantung iskemik

PPOK  meningkatkan mortalitas dan morbiditas penyakit jantung iskemik


2.6.2. PPOK DAN GAGAL JANTUNG

Faktor resiko PPOK dan gagal jantung : merokok, aktivitas fisik, dan diet tidak
sehat, obesitas, sindrom metabolik, dan penuaan

Hiperinflasi paru (emfisema)  mengganggu pengisian ventrikel kiri pada PPOK

Inflamasi sistemik + stress oksidatif  merusak kardiomiosit dan sel endothelial


2.6.2. PPOK DAN GAGAL JANTUNG

Eksaserbasi PPOK  hipoksia, takikardia, aktivasi neurohumoral stres simpatis,


peningkatan tahanan sistemik total, peningkatan tekanan ventrikel kanan,
kegagalan pengisian ventrikel kiri, peningkatan aktivasi platelet dan penggunaan
beta 2 agonis dosis tinggi  meningkatkan insiden gagal jantung
2.6.2. PPOK DAN GAGAL JANTUNG

Eksaserbasi PPOK  hipoksia, takikardia, aktivasi neurohumoral stres simpatis,


peningkatan tahanan sistemik total, peningkatan tekanan ventrikel kanan,
kegagalan pengisian ventrikel kiri, peningkatan aktivasi platelet dan penggunaan
beta 2 agonis dosis tinggi  meningkatkan insiden gagal jantung

Komorbiditas non kardiovaskuler  anemia dan disfungsi otot rangka


2.6.3. PPOK DAN ARITMIA

Aritmia sering terjadi pada PPOK

Patofisiologi  perlambatan setelah depolarisasi, perubahan repolarisasi jantung,


peningkatan tonus simpatis, penurunan tonus vagal  menurunkan variabilitas
denyut jantung

Eksaserbasi PPOK  atrial fibrilasi dan sebaliknya  sudden cardiac death


2.6.3. PPOK DAN ARITMIA

AF tidak mempengaruhi tatalaksan PPOK

Bronkodilator (beta 2 agonis kerja panjang dan antikolinergik)  aman digunakan


pada PPOK dengan komorbid AF

Antibiotik Makrolide  memperpanjang QT  meningkatkan resiko aritmia


ventrikel dan sudden cardiac death
2.7 TATA LAKSANA PPOK

2.7.1 Bronkodilator

Mekanisme kerja beta 2 agonis  takikardia, hipokalemia, pemanjangan QT


interval, vasodilatasi perifer, gangguan modulasi otonom  menurunkan
variabilitas denyut jantung

Beta 2 agonis jangka panjang (LABA) bekerja selektif  tidak mempengaruhi


resiko kardiovaskuler pada penggunaan jangka panjang

LABA  meningkatkan kapasitas inspirasi dan mengurangi hiperinflasi


2.7 TATA LAKSANA PPOK

2.7.2 Muskarinik Antagonis

Bronkodilator melalui sistem kolinergik

Tiotropium  meningkatkan fungsi paru, kualitas hidup, dan mengurangi


resiko eksaserbasi pasien PPOK

Antikolinergik kerja panjang  aman pada PPOK dengan gagal jantung


2.7 TATA LAKSANA PPOK

2.7.2 Kortikosteroid

Efek kortikosteroid bagi kardiovaskuler masih belum jelas

Kortikosteroid sistemik  beresiko meningkatkan resiko aterogenesis, tapi


juga meningkatkan pemulihan dari insiden vascular dan cedera intravascular

Kortikosteroid inhalasi  profil keamanan yang lebih baik


2.7 TATA LAKSANA PPOK

2.7.2 Pengobatan PPOK lainnya

Penghambat fosfodiesterase-4 (roflumilast)  dikombinasi dengan ICS dan


LABA/LAMA  mengurasi eksaserbasi PPOK  menurunkan resiko
kardiovaskuler

Teofilin  meningkatkan resiko aritmia, perlu pengawasan ketat


KESIMPULAN
Komorbid Kardiovaskuler yang umum pada PPOK : Hipertensi
Pulmoner, Gagal Jantung, Aritmia, dan Penyakit Jantung Iskemik

Hubungan antara PPOK dan penyakit kardiovaskular  faktor


resiko, proses patofisiologi, keluhan dan tanda klinis, serta faktor
prognosis yang cenderung buruk.

Faktor resiko merokok, inflamasi kronis dan sistemik, hiperinflasi


pada PPOK meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler

Tatalaksana PPOK pada penyakit kardiovaskuler harus dipantau


dengan ketat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai