• Partikel atau gas berbahaya yang utama adalah asap rokok. Gas
berbahaya lainnya adalah debu, bahan kimia di tempat kerja,
asap dapur. PPOK timbul pada usia pertengahan (di atas 40
tahun) akibat kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama
Hyperinflation
Resting State
Normal COPD
Air is trapped
X
PL PL
V V
• Reduced recoil
• Increased airways resistance
Hubungan PPOK dengan Penyakit Penyerta (Komorbid)
dengan PENYAKIT
PENYERTA
(KOMORBID)
Kanker Paru
Faktor generik
Inflamasi (peradangan)
sistemik yang terjadi pada Inflamasi Paru
PPOK berkontribusi terhadap
penyakit-penyakit/gangguan Aktifitas
lain yang timbul bersamaan, Fisik
Pencegahan tersier
ditujukan untuk mencegah
manifestasi asma pada anak
yang telah menunjukkan
manifestasi penyakit alergi
UPAYA PROMOTIF PADA ASMA
1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
TUJUAN:
Meningkatkan penyebar luasan informasi , meningkatkan
pengetahuan,kemampuan dan keterampilan petugas, serta mengubah perilaku
masyarakat
Informasi dan edukasi yang disampaikan ke masyarakat:
•Riwayat perjalanan penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik
atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan serta. mengetahui kapan
harus meminta pertolongan dokter
•Pentingnya melakukan kontrol secara teratur : untuk menilai dan memantau
kondisi asma secara berkala (asthma control test/ ACT)
•Pola hidup sehat, seperti tidak merokok, konsumsi makanan yang tidak memicu
timbulnya asma, aktifitas fisik yang teratur, istirahat cukup, kelola stres dan tidak
mengonsumsi alkohol.
•Menghindari setiap pemicu
•Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan olah
raga/exercise untuk mencegah exercise induced asthma
UPAYA PREVENTIF PADA PPOK
Pencegahan terjadinya eksaserbasi
agar dapat memperlambat progresifitas
menjadi semakin berat penyakitnya yang dapat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari, menurunkan
status kesehatan, kemudian dapat
mengakibatkan perawatan Rumah Sakit dan
memperlambat kesembuhan.
UPAYA PROMOTIF PADA PPOK
EDUKASI
Karena keterbatasan obat-obatan
yang tersedia dan masalah
PENGURANGAN
sosiokultural lainnya, seperti
keterbatasan tingkat pendidikan PAJANAN FAKTOR
dan pengetahuan, keterbatasan RISIKO
ekonomi dan sarana kesehatan, Pengurangan pajanan asap
maka edukasi di Puskesmas rokok, debu pekerjaan, bahan
ditujukan untuk mencegah kimia, dan polusi udara
bertambah beratnya penyakit indoor maupun outdoor,
dengan cara mengunakan obat termasuk asap dari memasak
yang tersedia dengan tepat, merupakan tujuan penting
menyesuaikan keterbatasan untuk mencegah timbul dan
aktivitas, serta mencegah perburukan PPOK
eksaserbasi
UPAYA PROMOTIF PADA PPOK
Nutrisi Berhenti Merokok
Keseimbangan nutrisi Berhenti Merokok merupakan intervensi
antara protein lemak yang paling efektif untuk mengurangi
dan karbohidrat risiko pengembangan PPOK, maka
diberikan dalam porsi nasihat berhenti merokok dari para
kecil tetapi sering profesional bidang kesehatan membuat
pasien lebih yakin untuk berhenti
Kekurangan kalori dapat
merokok
menyebabkan
meningkatnya derajat Praktisi pelayanan primer memiliki
sesak. banyak kesempatan kontak dengan
pasien untuk mendiskusikan berhenti
merokok, meningkatkan motivasi untuk
berhenti merokok, dan mengidentifikasi
kebutuhan obat/farmakologi yang
mendukung.
UPAYA
BERHENTI MEROKOK
T – Tanyakan
T – Telaah
T – Tolong dan nasehati
T – Tindak Lanjut
Layanan Upaya Berhenti Merokok
• Posbindu/Sekolah:
• Mendeteksi faktor risiko merokok
• Mengajak untuk berhenti merokok
• Merujuk ke FKTP untuk layanan UBM
Terdapat Tanyakan: Beratnya sesak napas (saat berjalan, naik tangga, berbicara atau
saat istirahat), bercak/batuk berdarah, nyeri dada, riwayat TB/Asma/PPOK,
paru yang
paru-paru, jika:
dan sedang dengan: saat beristirahat atau saat
berjalan) dengan:
Batuk > 2 minggu
Mengi atau dada rasa
menimbulkan
atau sering atau
berat, dahak banyak Frekuensi napas > 30 kali
Ada riwayat TB atau
per menit
Penurunan berat
Frekuensi napas 20- Gelisah
batuk, sehingga
membutuhkan APE >80% APE 50- 80%
Mengi
ada/ Suhu >38 ºC Edema Pemeriksaan
Asma/PPOK Asma /PPOK tidak Dengan/tanpa kedua
pemeriksaan lebih
lanjutan untuk TB
eksaserbasi eksaserbasi sama nyeri tungkai atau kanker paru
ringan sedang sekali Dahak (pitting
(silent berwarna oedema)
lanjut chest)
Asma/
Alur Tatalaksana PPOK Infeksi saluran Kemungkina
napas bagian n gagal Jika TB, sesuai
Asma/PPOK berat
bawah sesuai jantung tatalaksanaTB
alur infeksi sesuai alur
saluran napas gagal jantung
Diagnosis Asma
2 9
2
Nilai ACT & Level Kontrol, sebagai berikut :
•Tidak Terkontrol = < 19
•Terkontrol = 20-24
•Terkontrol Penuh = 25
<19 Tidak terkon- Tingkatkan tahapan Cari faktor penyebab tidak terkontrol:
trol pengobatan sampai mencapai -Pengobatan yang digunakan
terkontrol -Cara menggunakan obat inhalasi
-Kepatuhan menggunakan obat pengontrol
-Kendala bila ada penyakit penyerta
-Upayakan mencapai terkontrol dengan mengatasi masalah diatas
-Tingkatkan tahapan pengobatan
PENCETUS
Pencetus Serangan ASMA
Sangat bervariasi
Bersifat individual
Alergen
Perubahan cuaca
Makanan
Aktivitas berlebihan
Polusi udara
Infeksi saluran napas
Emosi yg berlebihan
Zat kimia/obat-obatan
Asthma medication
Controller Reliever
drug to control asthma drug to relieve
Therefore attack or asthma attack or
symptom not easily symptoms
emerge
• -agonist
• Inhaled steroid
• Xanthine
• LABA
• anticholinergic
Obat mana yang jadi pilihan:
•
Menghindari
faktor Pencetus
Penanganan eksaserbasi
TUJUAN PENATALAKSANAAN
PPOK di Puskesmas
Anamnesis
•Gejala: batuk berdahak dan sesak nafas.
•Gejala berlangsung lama dan umum semakin memberat.
•Sesak nafas bertambah saat beraktivitas
•Ada riwayat merokok atau pajanan polusi
Pemeriksaan Fisis
•Pada PPOK ringan pemeriksaan fisis bisa normal
•Pada tahap lanjut dapat ditemukan tanda-tanda hiperinflasi
sebagai berikut: dada cembung, sela iga melebar, hipersonor,
suara nafas melemah, sianosis dan jari tabuh (clubbing finger).
Cyanosis and Clubbing fingers
Pemeriksaan penunjang:
•Penunjang standar (golden standard) untuk diagnosis PPOK
adalah pemeriksaan faal paru dengan menggunakan
spirometri. Pemeriksaan ini dapat meningkatkan temuan
kasus PPOK dua kali lipat dari pada hanya dengan penilaian klinis
berdasar gejala dan pemeriksaan fisis saja.
•Pemeriksaan faal paru dengan spirometri saat ini hanya
dilakukan di Rumah Sakit.
•Sebenarnya apabila pemeriksaan spirometri dapat dilaksanakan
di fasilitas kesehatan layanan primer maka temuan kasus PPOK
dapat terdeteksi lebih dini untuk derajat 1 dan 2.
•Namun apabila spirometri tersedia di fasilitas kesehatan tingkat
pertama maka petugasnya harus dilatih dan disertai
pemantauan/supervisi ahli yang berkesinambungan.
•Pemeriksaan penunjang tambahan: Foto toraks, EKG,
Laboratorium kimia darah.
Diagnosis Banding
• Asma,
• Bronkiektasis,
• TB paru yang luas,
• Sindrom pasca TB paru,
• Penyakit interstisial paru,
• Panbronkiolitis luas dan lainnya.
PPOK Asma
Usia onset penyakit Biasanya > 40 tahun Biasanya < 40 tahun
Riwayat merokok Biasanya > 200 indeks Umumnya tidak
brinkman (jumlah rata-rata merokok
batang rokok/ hari kali lama
merokok dalam tahun)
Produksi Sering Jarang
Sputum/berdahak
Alergi Jarang Jarang
• Spirometri
Obat-obatan
Edukasi
Nutrisi
Rehabilitasi
Rujukan ke spesialis paru/RS
PENATALAKSANAAN
PPOK STABIL
Pengobatan tergantung derajat berat
penyakit
Edukasi berperan, terutama berhenti
merokok (evidence A)
Obat-obatan berguna untuk mengurangi
gejala dan komplikasi
Bronkodilator obat utama dalam
penatalaksanaan (evidence A)
Bronkodilator diberikan untuk mencegah
atau mengurangi gejala
Bronkodilator utama agonis beta-2,
antikolinergik, teofilin atau kombinasi
obat tersebut (evidence A)
Kortikosteroid, gunakan dalam bentuk
inhalasi
OBAT-OBATAN LAIN
Vaksin
Mukolitik
Antioksidan
Antitusif
Training exercise bermanfaat
memperbaiki toleransi exercise, gejala
sesak dan kelelahan (evidence A)
Oksigen jangka panjang (> 15 jam/hari)
pada penderita gagal napas kronik
meningkatkan survival (evidence A)
Rehabilitasi
~ mengurangi gejala
~ memperbaiki kualiti hidup
~ meningkatkan kondisi fisik dan emosi
Rehabilitasi:
Latihan bernapas dengan pursed-lips
Latihan ekpektorasi
Latihan otot pernapasan dan ekstremitas
Pencegahan timbulnya PPOK
• Tidak merokok
• Berhenti merokok
• Hindari polusi yang mempengaruhi saluran
napas yang terus menerus
Jenis Obat-obatan yang digunakan untuk PPOK
Beta2-agonists
Short-acting beta2-agonists (SABA)
Long-acting beta2-agonists (LABA)
Anticholinergics
Short-acting anticholinergics (SAMA)
Long-acting anticholinergics (LAMA)
Combination short-acting beta2-agonists + anticholinergic in one inhaler
Methylxanthines
Inhaled corticosteroids
Combination long-acting beta2-agonists + corticosteroids in one inhaler
Systemic corticosteroids
Phosphodiesterase-4 inhibitors
Sumber : Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- updated 2014
Rekomendasi Pilihan pertama
sesuai klasifikasi PPOK
Sumber :Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- updated 2014
Pencegahan Progresifitas
• Berhenti merokok
• Mengobati PPOK stabil secara tepat
• Mencegah terjadinya eksaserbasi/infeksi
( semakin sering eksaserbasi, semakin cepat
progresifitasnya)
• Mengobati infeksi eksaserbasi akut dengan obat
yang tepat
• Rehabilitasi Medik
• Vaksinasi
Komplikasi
Komplikasi pada PPOK merupakan bentuk
perjalanan penyakit yang progresif dan tidak
sepenuhnya reversibel, diantaranya :
Gagal napas (gagal napas kronik, gagal napas akut pada
gagal napas kronik)
Gagal napas kronik ditandai dengan hasil analisis gas
darah PO2 < 60 mmHg, dan PCO2 > 60 mmHg, serta pH
normal.
Hipertensi pulmonal
PPOK yang ditandai oleh P pulmonal pada EKG,
hematokrit > 50% dapat disertai gagal jantung kanan.
Infeksi berulang / eksaserbasi
Melakukan Rujukan PPOK
Rujukan PPOK :
a.Rujukan klinis (untuk diagnosis dan terapi)
b.Rujukan balik
Tes lab utk keparahan eksaserbasi (GOLD)
Pemeriksaan analisis gas darah PaO2 < 60 mmHg dengan atau tanpa
PaCO2 > 50 mmHg gagal napas
akut
Foto toraks Untuk eksklusi diagnosis lain
Diberikan bila :
Terapi :
• Tingkatkan dosis dan atau frekuensi pemberian
bronkodilator jika memungkinkan dengan nebuliser.
• Jika tidak memungkinkan, antikolinergik dapat
ditambahkan sampai gejala membaik.
• Evaluasi dalam beberapa jam
• Bila tidak membaik dapat diberikan kortikosteroid
oral dan antibiotik bila ada tanda infeksi.
• Setelah 2 hari tidak ada perbaikan dan terjadi
perburukan harus dirujuk ke rumah sakit
Tatalaksana PPOK eksaserbasi
di Puskesmas
Untuk serangan berat
Obat diberikan IV utk kemudian dirujuk ke RS setelah
kondisi darurat nya teratasi
SERANGAN PPOK
produksi sputum/dahak yang bertambah, perubahan
warna sputum (kuning, kehijauan atau purulen)
EKSASERBASI
Eksaserbasi ringan Eksaserbasi berat
Eksaserbasi sedang
(terdapat 1 gejala (terdapat 2 dari 3 gejala (memiliki 3 gejala diatas)
disertai keluhan lain diatas)
Pasang infus (IV line)
misal demam) Dapat diberikan obat sistemik
(injeksi) kemudian
dilanjutkan dengan oral: Jika sesak napas berat
Dapat diberikan: dan pulse oxymetri
Salbutamol nebulisasi rendah (<90%)
2,5 µg, diulang setiap 20
Salbutamol inhalasi,
menit (3x dalam 1 jam),
dapat Kombinasi ipratropium
dapat dikombinasi dg
ipratropium bromida bromida solution 10-20
diulang setiap 20 menit
inhalasi solution 10-20 tetes inhalasi atau 2 ml
(3x dalam 1 jam) tetes/satu kali nebilisasi ipratropium solution +
salbutamol 2,5 µg
Berikan kortikosteroid
Nebulisasi 2,5 µg atau sistemik, injeksi (IV) untuk nebulisasi, dapat
alternatif IDT dengan 1 mg/kgBB/hari diulang setiap 20 menit
spacer 400 µg metilprednisolone atau selama 1 jam
analognya dexamethasone
5-10 mg/kali pemberian,
metilprednisolone oral Kortikosteroid injeksi
Mukolitik bila perlu
20-40 mg/hr, prednisone
oral 1 mg/kgBB, selama Jika suhu >380C dan
Jika suhu >38 0C dan 5 hari atau sputum yang
atau sputum yang purulen, berikan
Jika suhu >380C dan atau
purulen, berikan sputum yang purulen, eritromisin 250-500
eritromisin atau berikan antibiotika mg/6 jam atau
(eritromisin atau amoksisilin dengan
amoksisilin dengan amoksisilin dengan asam asam klavulanat 250-
asam klavulanat klavulanat)
500 mg/8jam
Nilai ulang respon terhadap
pengobatan dalam 1 jam Rujuk RS
SERANGAN PPOK
EKSASERBASI
Respon baik Respon buruk: jika APE menurun,
atau turun kesadaran, atau sesak
APE meningkat, frekuensi napas yang memberat
napas berkurang (normal < Rujuk segera
20 x/menit)
Tidak ada respon setelah 2 jam
Diperbolehkan pulang: nilai dalam pengobatan dengan salbutamol
ulang dalam 1 minggu Rujuk
Nilai gejala (sesak napas, mengi) dan tanda (frekuensi napas, pemeriksaan
paru, pulse oxymetri)
Jika tidak ada perubahan, tatalaksana sebagai eksaserbasi sedang/berat (lihat
di atas), jika tidak ada respon terhadap pengobatan Rujuk
Jika respon baik, lanjutkan pengobatan jangka panjang dan follow up
Indikasi Perawatan
Peningkatan intensitas gejala, spt masih
sesak saat istirahat
PPOK derajat berat
Onset tanda klinis baru (sianosis, edema
perifer)
Gagal respons dengan terapi awal
Terdapatnya komorbid yang serius
Eksaserbasi yang sering/berulang
Usia lanjut
Tidak tersedia perawatan di rumah
© 2013 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
RUJUKAN
Tujuan rujuk dan rujuk balik PPOK:
Menilai faal paru dan derajat berat PPOK melalui
rujukan rutin
Menegakkan diagnosis dan optimalisasi terapi dg
meninjau ulang tingkat keparahan obstruksi saluran
napas
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien
PPOK yg memenuhi kriteria perawatan intensif di FKTL
melalui rujukan urgent dan emergency
Memberikan kemudahan, efisiensi dan pelayanan
berkelanjutan yg komprehensif dlm jangka panjang bagi
pasien PPOK melalui rujuk balik
Diakses dari portal web PPTM:
www.pptm.depkes.go.id (online)
Uji Fungsi Paru dengan Peak Flow Meter
1. FITUR
a. Sensor
Mengukur arus puncak ekspirasi
Unit sensor dapat dipisahkan dari mesin dan dicuci dengan tangan jika kotor
Tiriskan dan diamkan sehingga kering, sebelum memasukkannya kembali
b. Bagian utama
Menampilkan dan menyimpan hasil pengukuran
Jangan mencucinya
c. Tombol kontrol
M/F: Ukur / fungsi
<: Teruskan ke kiri
>: Teruskan ke kanan
Save/Enter: Simpan / masuk
d. Baterai/kompartemen
e. Menggunakan 3 buah baterai AAA (1,5 Volt).
2. PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT
Untuk pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
a.Untuk mendapatkan nilai terbaik, dilakukan pengukuran APE 3x berturut-turut
b.Pasang mouth piece di bagian input dari Peak Flow Meter
c.Tekan tombol M/F
d.Tanda “L/MIN” di samping kanan angka 000 akan berkedip
e.Setelah mengambil napas dalam, tahan napas selama 2 - 5 detik
f.Tempatkan mulut pada mouth piece
g.Kemudian tiup dengan mulut sekeras dan secepat mungkin (± 2 detik)
h.Unit akan berbunyi dalam 2 detik dan hasil pengukuran akan muncul di layar
(misalnya 536 liter/menit)
i.Ulangi langkah b-g untuk pengukuran kedua dan atau ketiga
j.Peak flow meter tidak akan mencatat hasil pengukuran bila meniupnya pelan atau
lebih dari 4 detik
k.Alat akan mengeluarkan bunyi beep 3x sebagai peringatan
l.Tekan tombol Save/Enter selama 2 detik, alat akan mengeluarkan bunyi beep 3x,
dan menyimpan secara otomatis nilai hasil pengukuran
2. PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT
Untuk mencari data yang disimpan
a.Tekan < untuk data lama, tekan > untuk data berikutnya
b.Jika sudah tidak ada data berikutnya, maka akan muncul “FFF” di layar
c. c. Fungsi tombol
d.Kembali ke fungsi pengukuran :
e.Tekan M/F selama 2 detik
a. Lalu tekan Save/Enter untuk kembalike fungsi pengukuran
f.Menghapus rekaman data
g.Tekan M/F selama ± 2 detik, “Clr” akan muncul di layar
h.Tekan Save/Enter untuk konfirmasi manghapus semua rekaman data
i. d. Pengukuran APE pada responden atau subjek yang diperiksa, dilakukan
sebanyak 3x dan diambil nilai tertinggi diantara ketiganya.
j. e. Nilai tertinggi tersebut dibandingkan dengan tabel atau grafik nilai APE
normal.
Pengukuran fungsi paru sederhana dengan cara mengukur Arus Puncak Ekspirasi (APE)
dengan menilai forced expiration volume pada detik pertama (FEV1)
Nilai APE:
1.Nilai APE normal
Nilai APE ≥ Nilai Prediksi normal
2. Nilai APE tidak normal:
nilai APE < Nilai Prediksi normal
SPIROMETRI
• Tes fisiologi untuk menilai
fungsi paru melalui pengukuran
volume paru saat inspirasi dan
ekspirasi maksimal dalam fungsi
waktu
• Merupakan “gold standard”
diagnosis COPD
• Tanda-tanda obstruksi
• Pemeriksaan berguna untuk :
Menunjang diagnosis
Melihat laju perjalanan penyakit
Menentukan prognosis
JENIS ALAT
SPIROMETRI
3 acceptable with 2 repeatable
Trial FVC (L) FEV1 (L)
1 4.81 4.09
2 4.74 4.07
3 4.87 4.14
Repeatability 0.06 0.05
4.87 - 4.81 = 0.06 4.14 - 4.09 = 0.05
SPIROMETRY IN COPD
Normal
COPD
Umur
Tinggi badan
Jenis kelamin
Etnik
Hasil spirometri
•Normal
•Obstruksi
•Restriksi
•Kombinasi Obstruksi dan Restriksi
Uji Jalan 6 menit
• Latihan sederhana yang dapat mengakses
status fungsional penderita PPOK.
• Uji ini mengevaluasi secara global dan
terintegrasi respon paru, kardiovaskular, dan
sistem muskular yang mencerminkan
tingkatan dari kemampuan aktivitas fisik
sehari-hari.
Foto toraks
Apakah foto toraks
membantu?
Air trapping
Thank you