Anda di halaman 1dari 24

PENINGKATAN WAWASAN TERKAIT JENIS

DISABILITAS MENTAL DAN INTELEKTUAL


Debree Septiawan
DEFINISI DISABILITAS MENTAL
● Disabilitas Mental merupakan individu yang
mengalami gangguan pada fungsi pikir, emosi, dan
perilaku sehingga adanya keterbatasan dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Disabilitas
Mental terdiri dari Disabilitas Psikososial dan
Disabilitas Perkembangan. Disabilitas Psikososial
biasa dikenal dengan ODGJ (Orang dengan
Gangguan Jiwa) atau OMDK (Orang dengan Masalah
Kejiwaan). Disabilitas Perkembangan merupakan
individu yang mengalami gangguan pada
perkembangan dalam kemampuan untuk berinteraksi
sosial. Contoh Disabilitas perkembangan yaitu
Autisme dan ADHD.
DISABILITIAS PSIKOSOSIAL
ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) atau OMDK (Orang
dengan Masalah Kejiwaan)
Masalah
Gangguan Jiwa Kesehatan Jiwa

▪ Kognitif Gangguan
dalam interaksi
▪ Afektif dengan dirinya,
kelompoknya
▪ Perilaku dan
lingkungannya

Mempengaruhi Interakasi antara faktor


kemampuan individu, keturunan, dan
berfungsi dan belajar lingkungan
DIAGNOSIS KLINIS ODGJ

PPDGJ III TENTUKAN PANDUAN

ICD 10 Sesuaikan Paling


dengan lengkap DIANGOSIS
DSM IV TR kriteria memenuhi KLINIS
diagnosis kriteria
DSM V

KEMAMPUAN UNTUK
MENDAPATKAN DAN MENILAI
GEJALA DAN TANDA
PPDGJ-III

• PPDGJ = Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa, di Indonesia
• PPDGJ-III merupakan alat bantu utama penegakkan
diagnosis gangguan jiwa di Indonesia.
Disebut di dalam PPDGJ-III bahwa: Diagnosis adalah
kunci terapi. Penegakkan diagnosis yang benar
mengarahkan upaya terapi yang tepat.
Di samping mempunyai arti klinis, sebutan diagnosis
yang dibakukan dengan nomenklatur, kodefikasi serta
klasifikasi merupakan instrumen penting bagi komunikasi
medis antar pakar yang terlibat dan juga akan memper-
mudah pengelolaan data bagi kepentingan statistik dan
epidemiologi.
PPDGJ-III (Lanjutan)

• S-PPDGJ III = Suplemen-PPDGJ III


Buku disusun sebagai pelengkap untuk memper-
mudah penggunaan PPDGJ-III, dengan melengkapi
beberapa informasi tambahan terkait:
- diagnosis,
- klasifikasi dan
- nomenklaturnya.
Hierarki Diagnosis

• Urutan hierarki adalah urutan organisasi yang bersifat


vertikal dari atas ke bawah, dengan pengertian bahwa
yang terletak di atas, mengandung unsur yang
mempunyai kelebihan yang spesifikdari yang lebih
bawah,;

• Urutan diagnosis adalah menurut tingkat “organicity”,


dari diagnosis yang bersifat organik ke arah yang
bersifat nonorganik (psikologis/ edukatif/psikodinamik).
Nomor di dalam PPDGJ III/ICD-10 disusun secara
berurutan sesuai hierarki tersebut,
Hierarki Diagnosis (Lanjutan-1)

• Urutan hierarki kategori gangguan jiwa juga


berdasarkan konsep ini.
Kita mengetahui seringkali upaya penegakkan diagnosis
gangguan jiwa sukar, karena:

1. Banyak sekali gangguan jiwa mempunyai gejala-2


yang serupa, misalnya:
- sukar tidur,
- gelisah,
- palpitasi dan lain-lain.

2, Jumlah gangguan jiwa ada ratusan macam


Hierarki Diagnosis (lanjutan-2)

• Standar urutan hierarki akan:

(1) mempermudah pertimbangan pelbagai kemungkinan


diagnosis banding gangguan jiwa terkait kategori,
karena masing-2 kategori secara urutan dari atas
ke bawah memiliki keunikan khusus walaupun
mempunyai persamaan gejala/keluhan dengan
kategori yang berada di bawahnya.

(2) Mengurangi kemungkinan luputnya dari perhatian


gangguan jiwa (walau jarang ditemukan) yang
terletak di urutan hierarki lebih atas.
Hierarki Diagnosis (lanjutan-3)

Batasannya:

Suatu diagnosis atau kategori diagnosis


baru dapat dipastikan setelah kemung-
kinan diagnosis/diagnosis banding
dalam kelas/kategori di atasnya dapat
ditiadakan secara pasti.
URUTAN HIERARKI KATEGORI DIAGNOSTIK
GANGGUAN BERDASARKAN PPDGJ-III ( dan DSM-IV)

I. Gangguan mental organik

II. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan


waham (serta gangguan psikotik lain)

III. Gangguan suasana perasaan (Mood/Afektif)

IV. Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan


gangguan yang berkaitan dengan stress.

V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan


gangguan fisiologis dan faktor fisik (F50-F59)
URUTAN HIERARKI … (Lanjutan)

V. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa


(F60-F69)

VI. Retardasi mental (F70-F79)

VII. Ganguan perkembangan psikologis (F80-F89)

VIII. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset


biasanya pada masa kanak dan remaja (F90-F98)
KODE Z & URUTAN HIERARKI BLOK DIAGNOSTIK
GANGGUAN JIWA

Kode Z: Faktor yang mempengaruhi status kesehatan


dan berhubungan dengan Pelayanan
Kesehatan (Kondisi Tambahan yang mungkin
merupakan fokus perhatian, DSM-IV)

Urutan hierarki blok diagnostik gangguan jiwa:

1. Ganguan Mental Organik termasuk Gangguan


Mental Simtomatik (F00-F09)

2. Skizofrenia, gangguan Skizotipal dan Gangguan


Waham (F20-F29)
Kode Z …. (Lanjutan)

3. Gangguan suasana perasaan (Mood Afektif)(F30-F39)

4. Gangguan neuroti, gangguan somatoform dan


gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-F48)

5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan


fisiologis dan faktor fisik (F50-F59)

6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa


(F60-F69)
PENTING MEMASTIKAN

Disebabkan kondisi
ORGANIK
penyakit medis

Tidak disebabkan
NON
ODGJ ORGANIK
penyakit medis dan
NAPZA

Disebabkan
NAPZA penyalahgunaan zat
psikotropika
DIAGNOSIS
ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

TANDA
& ETIOLOGI KOMORBID
GEJALA

PANDUAN KLINIS DIAGNOSIS


DEFINISI DISABILITAS INTELEKTUAL

● Disabilitas Intelektual adalah individu yang mengalami


gangguan pada fungsi kognitif karena tingkat kecerdasan
di bawah rata-rata. WHO mengatakan Disabilitas
Intelektual sebagai berkurangnya kemampuan dalam
memahami informasi baru, belajar, dan menerapkan
keterampilan baru. Disabilitas intelektual disebabkan oleh
faktor internal seperti genetik dan kesehatan. Namun
faktor eksternal seperti keluarga dan lingkungan mampu
mendukung perkembangan individu dengan Disabilitas
Intelektual. Disabilitas Intelektual dapat dibagi menjadi
tiga ragam yaitu gangguan kemampuan belajar, tuna
grahita, dan down syndrome.
DISABILITAS INTELEKTUAL

● Keterbatasan yang bermakna dalam berfungsi,


baik secara inteletual maupun perilaku adaptif
yang terwujud melalui kemampuan adaptif
konseptual, sosial, dan praktikal.
Intelligence Quotient

Umumnya untuk mengetahui tingkat


retardasi dilakukan dengan pengukuran
IQ

Pengukuran IQ
•WISC (Wechsler Intelligence Scale
Children)
•Stanford Binet Intelligence Scale

▪Skor rata-rata IQ individu pada


umumnya 100

▪Individu yg mengalami disabilitas


intelektual 85% pd tahap ringan
DISABILITAS INTELEKTUAL RINGAN

● IQ antara 53– 69
● Educable / moron / pikiran lemah
● Mampu mengembangkan kecakapan sosial,
komunikasi
● Mampu berdikari dlm mengurus diri
● Bisa dalam membaca dan menulis
● Lebih mampu mengerjakan pekerjaan praktis
dibandingkan kerja akademik
DISABILITAS INTELEKTUAL SEDANG

● IQ antara 38 – 52
● Trainable / imbesil / oligofrenia sedang
● Mengurus diri & kecakapan motorik terlambat,
sebagian mereka bahkan memerlukan
supervisi seumur hidup
● Kemajuan sekolah juga terbatas
● Dpt melakukan pekerjaan praktis yg
sederhana, jika pekerjaan terstruktur secara
hati2 & diberikan supervisi yang baik
DISABILITAS INTELEKTUAL BERAT

● IQ antara 22 – 37
● Sedikit /tidak mampu berkomunikasi dalam
bentuk bahasa
● Butuh bantuan mengurus diri
● Ditemukan mengalami cacat fisik
DISABILITAS INTELEKTUAL SANGAT
BERAT
● IQ < 22
● Sedikit /tidak mampu berkomunikasi dalam
bentuk bahasa
● Butuh bantuan mengurus diri sepanjang hidup
● Ditemukan mengalami cacat fisik yang parah
● Memiliki masa hidup yg pendek
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai