Anda di halaman 1dari 9

SUBSISTEM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

 
 
 
 
 
DISUSUN OLEH:
 
AGUSTINA SARI DEWI (012221027)
 
RAIHANA RAMADHITA WIDIANTI (012221039)

UTAMI WIDYASTUTI (012221014)


ANISA ZAHIDA (012221020)
 
DWI CHANDRA (012221001)
 
SUCI RAHMADANI (012231016)
 
RISMA PUTRI DEWANTI (012221050)
 
 
 
 
 PROGRAM STUDI S1 – KEPERAWATAN UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA 2022
Tinjauan Pustaka
Prinsip, kebijakan Pemerintah, Keadaan
Definisi, Tujuan, Unsur Utama di Lapangan dengan Kebijakan
Pemerintah

Pembahasan
Pembiayaan obat, ketersediaan dan
Contoh kasus mal praktek, pembahasan
pemerataan obat,keterjangkauan harga
kasus. Kesimpulan dan saran
obat
Pengertian Subsistem Obat
Tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu
obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung dalam rangka
tercapainya derajat kesehatan yang setingginya.

TUJUAN

Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat, serta
terjangkau oleh masyarakat untuk menjamin terselenggara nya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan yang setingginya.
Prinsip Subsistem O&P
Penyelenggaraan subsistem obat dan perbekalan kesehatan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Obat dan perbekalan kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sosial, sehingga tidak
boleh diperlakukan sebagai komoditas ekonomi semata.
2. Obat dan perbekalan kesehatan sebagai barang publik harus dijamin ketersediaan dan
keterjangkauannya, sehingga penetapan harganya dikendalikan oleh pemerintah dan tidak
sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar.
3. Obat dan Perbekalan Kesehatan tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan.
4. Peredaran serta pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan tidak boleh bertentangan dengan hukum,
etika, dan moral.
5. Penyediaan obat mengutamakan obat esensial generik bermutu yang didukung oleh pengembangan
6. Penyediaan perbekalan kesehatan diselenggarakan melalui optimalisasi industri
nasional dengan memperhatikan keragaman produk dan keunggulan daya saing.
7. Pengadaan dan pelayanan obat di rumah sakit disesuaikan dengan standar
formularium obat rumah sakit, sedangkan di sarana kesehatan lain mengacu kepada
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
8. Pelayanan obat dan perbekalan kesehatan diselenggarakan secara rasional dengan
memperhatikan aspek mutu, manfaat, harga, kemudahan diakses, serta keamanan
bagi masyarakat dan lingkungannya.
9. Pengembangan dan peningkatan obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat
tradisional yang bermutu tinggi, aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara
ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas, baik untuk pengobatan sendiri oleh
masyarakat maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan formal.
10. Pengamanan obat dan perbekalan kesehatan diselenggarakan mulai dari tahap
produksi, distribusi, dan pemanfaatan yang mencakup mutu, manfaat, keamanan,
dan keterjangkauan.
11. Kebijaksanaan obat nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama pihak terkait
lainnya
Kebijakan Pemerintah tentang subsistem perbekalan obat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1412/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan
Kesehatan Dasar (PKD).

Keadaan di Lapangan dengan Kebijakan Pemerintah


Dalam subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan dalam SKN, penekanan pemerintah
difokuskan kepada beberapa hal yaitu:
1. Ketersediaan obat,
2. Pemerataan termasuk keterjangkauan dan jaminan keamanan obat,
3. Khasiat mutu obat
4. Ketergantungan terhadap impor bahan baku obat
5. Alokasi anggaran pemerintah untuk kesehatan selama ini tergolong rendah, termasuk
anggaran untuk obat.
6. Ketidakrasionalan penggunaan obat masih tinggi di sarana pelayanan kesehatan.
 

Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan,
mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis,
pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada
saat dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak
memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau
disalahgunakan. Disamping merupakan unsur yang penting dalam upaya
kesehatan, obat sebagai produk industri farmasi tidak lepas dari aspek
teknologi dan ekonomi. Tuntutan aspek teknologi dan ekonomi tersebut
semakin besar dengan adanya globalisasi, namun tuntutan ini pada
dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa
Contoh Kasus
 Tahun 2021 adalah tahun terjadinya pandemi Covid-19, dimana masih merebaknya jumlah kasus terkonfirmasi
positif yang melonjak naik. Hal tersebut membuat permintaan obat - obatan untuk Covid-19 pun ikut melonjak.
 Obat- obatan covid seharusnya di distribusikan secara menyeluruh kepada masyarakat atau layanan kesehatan
yang membutuhkan, nyatanya malah terjadinya kekurangan stok akibat adanya penimbunan stok obat Covid-19.
 Pada hari Jumat, 9 Juli 2021, PT. ASA yang terletak di Jalan Peta Barat, Kalideres, Jakarta Barat, dikenal
sebagai salah satu perusahan yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan stok obat Covid-19, malah
melakukan malpraktek terhadap penimbunan di gudang mereka. Ada ratusan ratusan boks obat Azithromycin
yang ditimbun di gudang ini yang seharusnya mampu digunakan oleh sedikitnya 3.000 pasien Covid-19.
 Di antaranya yang ditemukan digudang PT. ASA adalah 730 boks Azithromycine Dihydrate 500 miligram, 511
boks Grathazon Dexamethasone 0,5 miligram, 1.765 boks Grafadon Paracetamol 500 miligram, 850 boks
Intunal X tablet obat batuk dan flu. Ada juga 567 boks Lanadexon Dexamethasone 0,5 miligram, 145 boks
Flumin kaplet, 1.759 boks Flucadex kaplet, serta 350 boks Caviplex.
Pembahasan
 Salah satu permasalahan yang muncul dikehidupan masayarakat ialah kelangkaan serta kelonjakan harga obat -
obatan di Indonesia.
 Kelangkaan dan kelonjakan obat-obatan di Indonesia sempat menimbulkan keresahan bagi masyarakat, terlebih
bagi masyarakat yang sedang terjangkit Covid-19. Beberapa obat-obatan terapi dan multivitamin sempat
mengalami kekurangan ketersediaan akibat kepanikan massal dan penimbunan yang dilakukan oleh oknum-
oknum yang tak bertanggung jawab demi mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini membuat sistem
sosial di masyarakat mengalami ketidakteraturan, masyarakat dibuat panik akan berita Covid-19. Dengan hal ini,
maka perlu dibentuknya kebijakan yang sesuai dengan masalah yang terjadi.
 Penemuan timbunan obat-obatan ini dinilai sebagai bentuk hilangnya empati dan rasa manusiawi seorang
manusia
 Jika obat-obatan dan perbekalan kesehatan lainnya mengalami kelangkaan, maka akan berpengaruh terhadap
proses pelayanan kesehatan dan berujung menganggu mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat
dan tenaga kesehatan lainnya.
 Sistem Kesehatan Nasional dengan subsistem obat dan perbekalan kesehatan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, dari level paling rendah sampai ke level pemerintahan. Hal tersebut dilakukan agar penanganan
masalah dapat tercapai, subsistem melewati proses perencanaan, pengelolaan, pelaporan dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai