Anda di halaman 1dari 16

P E N E R A PA N T H E R A P I

P E M B E R I A N O B AT I N J E K S I
UNTUK MENCEGAH
T E R J A D I N YA K E J A N G PA D A
N Y. S D E N G A N R I WAYAT
T U M O R O TA K
LATAR BELAKANG

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor


pada sistem saraf, di samping tumor spinal dan tumor
saraf perifer (Harsono, 2015). Tumor otak dapat
berupa tumor yang sifatnya primer ataupun yang
merupakan metastasis dari tumor pada organ lainnya.
Metastasis otak berkembang paling sering pada orang
dengan kanker paru-paru, kanker payudara, dan
melanoma, tetapi juga dengan jenis kanker lainnya
(Harsono, 2015). ​

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 2


K O N S E P T U M O R O TA K

A. P E N G E RT I A N

Tumor adalah satu pertumbuhan abnormal di


jaringan otak yang bersifat jinak (benign) ataupun
ganas (malignant), membentuk massa dalam
ruang tengkorak kepala (intrakranial) atau
disusunan tulang belakang (medulla spinalis)
(Ariani, 2012).

8/ 03/ 20 XX PIT CH DECK 3


B. TANDA & GEJALA

Menurut Ariani (2012),Tanda dan gejala yang kebanyakan sering muncul pada kasus tumor

otak, yaitu :

1) Nyeri kepala berat pada pagi hari, 4) Perubahan kepribadian.


makin tambah bila batuk dan
membungkuk.
5) Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial :
pandangan kabur, mual muntah, penurunan fungsi
2) Kejang.
pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.

3) Gangguan memori dan alam perasa.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 4


KONSEP KEJANG

A. PENGERTIAN KEJANG PADA TUMOR OTAK


Kejang merupakan onset gejala yang sering didapati
pada penderita tumor otak. John Hugling Jackson
merupakan orang yang pertama kali melaporkan
hubungan langsung antara kejang dan tumor otak.
Kejang dapat saja terjadi sebagai gejala awal dan
bisa terus terjadi selama proses pengobatan terhadap
tumor otak

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 5


 
K O N S E P T H E R A P I P E M B E R I A N O B AT I N J E K S I

Pemberian terapi farmakologik termasuk


penggunaan obat antiepilepsi, kemoterapi,
dan terapi suportif yang dapat menimbulkan
interaksi obat dan efek kolateral.

Pemberian obat-obatan yang tepat dan efek


samping obat sangat penting. Berdasarkan
efektivitas klinis, obat antiepilepsi
(Antiepileptic Drugs / AED) pada pasien
tumor otak dengan epilepsi,

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 6


JENIS
Click iconDESAIN
to add picture STUDI KASUS SUBYEK STUDI KASUS
Click icon to add picture

Jenis desain studi kasus pada Yang Ikut berpartisipasi dalam studi

KASUS
METODE STUDI makalah ini adalah deskriptif dalam kasus ini adalah satu orang pasien
bentuk studi kasus. dengan Riwayat Tumor Otak yang
mengalami kejang yaitu Ny. S berjenis
LOKASI & WAKTU STUDI KASUS kelamin perempuan, berusia 50 tahun,

Click icon to add picture sudah


Click icon to dirawat
add picture selama 3 hari, dan
Lokasi pelaksanaan studi kasus dilantai 5
bersedia menjadi responden.
Paviliun Darmawan RSPAD GATOT
SOEBROTO. Waktu pelaksanaan dalam
FOKUS STUDI KASUS
Studi kasus ini yakni, 3 hari dimulai dari
tanggal 7 November 2022 Sampai 9 Studi Ini berfokus pada

November 2022. Penerapan asuhan keperawatan


pada Ny. S dengan Riwayat Tumor
Otak.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 7


Click icon to add picture Click icon to add picture

INSTRUMEN STUDI KASUS

Instrumen Pengumpulan data pada


studi kasus ini yaitu format
pengkajian KMB yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di STIKes
LANJUTAN
RSPAD GATOT SOEBROTO

Click icon to add picture Click icon to add picture

METODE PENGUMPULAN
DATA STUDI KASUS

1. Observasi
2. Wawancara (anamnesis)
3. Pemeriksaan fisik.
4. Studi Literature.
5. Studi Dokumentasi

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 8


PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis akan


membahas antara teori yang terkait dengan
laporan kasus asuhan keperawatan pada
Ny. S dengan Riwayat Tumor Otak

6/ 01/ 20 23 PIT CH DECK 9


Ditemukan riwayat penyakit sekarang
kejang akibat pasien memiliki riwayat
tumor otak, kejang timbul secara
PENGKAJIAN
mendadak. Pasien memilik riwayat
operasi tumor otak, pasien sudah
dilakukan operasi pada November 2021.

Untuk Pemeriksaan Fisik secara


fungsional didapatkan hasil yaitu
Kesadaran pasien Apatis, keadaan umum
sakit berat, Konjungtiva anemis, Sklera
ikterik, dilakukan pengukuran tanda-
tanda vital, didapatkan hasil : TD :109/76
mmHg, N :75x/mnt S :36,8°C, RR
:22x/mnt 0²: 98%, BB sebelum sakit:
57kg.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 10


Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan dari teori dan kasus terdapat beberapa
kesenjangan yang terjadi didalamnya. Pengkajian yang dilakukan sesuai dengan teori yang
ada. Terdapat kesenjangan atau hasıl yang berbeda pada Pengkajian pasien dengan teori
yang ada namun hanya terdapat pada peningkatan TIK. Berdasarkan teori yang ada biasanya
pada penderita tumor otak akan terjadi sakit kepala / pusing, mual dan muntah, papiledema,
sedangkan pada pasien Ny. S di ruangan tidak didapatkan hal tersebut.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 11


DIAGNOSA
Berdasarkan pada kasus Ny. S ditemukan adanya 3 diagnosa yang ditemukan,
diagnosa yang muncul adalah :

1. RESIKO PERFUSI 2. GANGGUAN


3. RISIKO JATUH B.D
SEREBRAL TIDAK MOBILITAS FISIK B.D
KEKUATAN OTOT
EFEKTIF B.D TUMOR GANGGUAN
MENURUN
OTAK. NEUROMUSKULAR

Dibuktikan dengan keluarga Dibuktikan dengan keluarga Dibuktikan dengan keadaan pasien
mengatakan Pasc a Operasi tumor otak mengatakan tangan kanan pasien lemas, pasien tampak penurunan
bica ra klien menjadi ngawur, Kesa daran tidak bisa digerakkan, pasien tampak kesadaran, kekuatan otot menurun
klien apat is, GCS 11 ( E3M6V2), klien lemah, pasien terpasang infus, pasien
0000 3333 1111 4444
tampak sering tidur, terda pat luka post terpasang NGT. Hasil TTV: TD:
op tumor otak di kepala kiri .

109/76 mmHg, N: 91x/menit, S:  
36,8°C, SpO2: 99%.

 
6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 12
IMPLEMENTASI
Pada masalah keperawatan tersebut sudah dilakukan implementasi selama 3x24 Jam sesuai dengan
rencana pelaksanaan yang telah dibuatkan pada tabel Intervensi.

RESIKO PERFUSI GANGGUAN MOBILITAS RISIKO JATUH B.D


SEREBRAL TIDAK FISIK B.D GANGGUAN
EFEKTIF B.D TUMOR KEKUATAN OTOT
OTAK. NEUROMUSKULAR. MENURUN.

Hasil dari Implementasi nya yaitu : Hasil dari Implementasinya yaitu :


Hasil dari Implementasi nya
Pasien sudah tidak mengalami Terdapat peningkatan pada
kejang pasien tidak mengalami yaitu : Pasien masih tampak
kekuatan otot pasien, pasien
gejala peningkatan TIK, dan bedrest tetapi pasien sudah mulai
tampak sudah banyak melakukan
Tanda-tanda vital pasien dalam banyak pergerakan diatas tempat
pergerakan pada ekstermitas nya
batas normal. tidur.
​ diatas tempat tidur.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 13


Terdapat beberapa kesenjangan dalam melaksanakan studi kasus yang telah dibuat dengan teori. Dalam studi kasus dengan teori memiliki beberapa
perbedaan contoh pada teori terdapat diagnosa Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan Menelan dan Pola nafas tidak efektif b.d hambatan Upaya Napas
namun pada studi kasus tidak terdapat masalah tersebut
EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien
Ny. S. Semua masalah keperawatan teratasi dan
tercapai, meski pencapaian belum optimal perlu
adanya kerjasama antara penulis dan klien, keluarga
dan tim perawat yang lainnya.

6/ 01/ 20 23 SIT I RUHAM A DEWI 15


KESIMPULAN
Hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan dalam riwayat Penyakit
Tumor Otak yang dilakukan oleh penulis kepada Ny. S di Lantai 5 Paviliun
Darmawan RSPAD GATOT SOEBROTO ditemukan masalah keperawatan
Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d Tumor Otak, Gangguan Mobilitas
fisik b.d Gangguan Neuromuskular, Resiko Jatuh b.d Penuruan Kekuatan
Otot.

Dilakukan intervensi Dukungan Mobilisasi, kemudian dilakukan


Implementasi Manajemen Peningkatan TIK untuk mengatasi Resiko Jatuh
akibat terjadinya kejang berulang, lalu dilakukan tindakan selama 3x24 jam
dan didapatkan hasil pada saat evaluasi yaitu tujuan tercapai, masalah
teratasi, dan intervensi dihentikan.

6/ 01/ 20 23 PIT CH DECK 16

Anda mungkin juga menyukai