Anda di halaman 1dari 52

GAMBARAN KEJADIAN POST OPERATIVE NAUSEA

AND VOMITING (PONV) PADA PASIEN OPERASI


KURETASE YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM TIVA
DI RS VITA INSANI

Disusun oleh: Wahyu Adi Pratama (1708260059)


Dosen Pembimbing: dr. Siti Mirhalina Sp.PA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI
BAB I
01 PENDAHULUAN
BAB IV
04 TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
02 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V
BAB III 05 TINJAUAN PUSTAKA
03 METODE PENELITIAN
01 Latar Belakang

BAB I 02 Rumusan Masalah

03 Hipotesis

04 Tujuan Penelitian

05 Manfaat Penelitian
BAB
I
1.1 Latar belakang
Pada era globalisasi ini, tindakan operasi sudah semakin sering dilakukan, tidak terkecuali di Indonesia.
Tindakan operasi tentunya memerlukan tindakan anestesi dalam mengatasi rasa nyeri pada operasi, baik itu
anestesi lokal maupun anestesi general. Namun, Bukan berarti tindakan tersebut tidak menimbulkan efek
samping.

Mual dan muntah merupakan dua kejadian merugikan yang paling sering terjadi pada pasien dengan
kemungkinan 30% pada populasi yang melakukan operasi dan hingga mencapai 80% pada golongan high risk.

kuretase merupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri
dengan melakukan invasi dan manipulasi instrument ( sendok kuret ) ke dalam kavum uteri. Kuretase merupakan
tindakan operasi gynecological yang merupakan salah satu dari faktor risiko terjadinya Post Operative Nausea and
Vomitting (PONV).
BAB
I

1.2 Rumusan masalah


“Bagaimana gambaran kejadian PONV pada pasien kuretase yang dilakukan
anestesi umum TIVA di RS Vita Insani?”

1.3 Hipotesis penelitian


Ha : Terdapat hubungan kejadian PONV terhadap pasien operasi
kuretase yang akan dilakukan anestesi umum TIVA di RS Vita
Insani
H0 : Tidak terdapat hubungan kejadian PONV terhadap pasien
operasi kuretase yang akan dilakukan anestesi umum TIVA di
RS Vita Insani
BAB
I

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.1 Tujuan Umum 1. Mengetahui gambaran kejadian PONV pada
Untuk memberikan gambaran pasien kuretase yang dilakukan anestesi umum
kejadian PONV pada pasien TIVA berdasarkan umur
kuretase yang dilakukan 2. Mengetahui gambaran kejadian PONV pada
anestesi umum TIVA di RS Vita pasien kuretase yang dilakukan anestesi umum
Insani TIVA pada pasien yang memiliki kebiasaan
merokok
3. Mengetahui gambaran kejadian PONV pada
pasien kuretase yang dilakukan anestesi umum
TIVA yang diberikan berdasarkan diagnosa
BAB
I

1.5 Manfaat Penelitian


A. Bagi Pendidikan
1. Menambah pengetahuan dasar ilmiah mengenai efek samping anestesi, khususnya PONV.
2. Sebagai data tambahan bagi rumah sakit terkait tentang insidensi PONV sebagai efek
samping anestesi umum.
3. Mengoptimalkan tindakan pencegahan terhadap terjadinya PONV pada pasien yang dilakukan
anestesi umum.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat mengenai gambaran umum efek
samping dari anestesi umum, terutama PONV.
 
c. Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
01 Anestesi

Post Operative Nausea and Vomiting


BAB II 02 (PONV)

03 Kuretase

04 Kerangka teori

05 Kerangka konsep
BAB
II
Anestesi
Definisi

anestesi merupakan suatu tindakan menghilangkan rasa sakit


ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
BAB
II
Anestesi
Klasifikasi
secara umum obat bius atau istilah medis nya obat anestesi ini dibedakan menjadi tiga
golongan ,yaitu:
1. Anestesi Lokal
tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduktif saraf (terutama untuk
penghantaran nyeri) secara reversible pada bagian tubuh yang spesifik
2. Anestesi Regional
Tindakan untuk menghambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada
impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh di blokir untuk
sementara (reversible).
3. Anestesi Umum
meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat
reversible. Anestesi umum memiliki tujuan untuk menghilangkan rasa nyeri, membuat
tidak sadar, dan dapat menyebabkan amnesia
BAB
II
Anestesi

Anestesi umum memiliki beberapa 1. Anestesi Umum Inhalasi


macam teknik, yaitu: Pemberian anestesi dengan metode
inhalasi dapat dilakukan dengan Masker
Intubasi dan Laryngeal Mask Airway

2. Anestesi Umum TIVA


obat anestesi yang dimasukkan melalui
injeksi intravena. Jalan napas pasien juga
tetap perlu diamankan pada saat
memberikan obat-obat anestesi intravena.
BAB
II
Post Operative Nausea and Vomiting
(PONV)
Definisi

Post Operative Nausea and Vomitting (PONV) adalah mual


atau muntah yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah
pembedahan. PONV memiliki 3 gejala utama yang dapat
timbul segera atau setelah operasi yaitu mual, muntah,
Retching
BAB
II
Klasifik
asi
Post Operative Nausea and Vomitting (PONV) dapat
diklasifikasikan berdasarkan waktu onset, yaitu :

2.Late Post Operative Nausea


and Vomitting (PONV) dapat juga
1. Early Post Operative Nausea disebut postdischarge nausea
and Vomitting (PONV) muncul and vomiting (PDNV) muncul
pada saat diantara 6 jam pasca setelah 6 jam pasca operasi
operasi
BAB
BAB 2
II Faktor Risiko
Post Operative Nausea and Vomitting (PONV) memiliki banyak faktor
risiko yang dapat mempengaruhi seperti faktor pasien, faktor preoperative,
faktor intraoperative, faktor postoperative.

1. Faktor Pasien : 2. Faktor Preoperative :


a. Jenis kelamin a. Puasa sebelum operasi
b. Mabuk Perjalanan b. Kecemasan
c. Merokok
d. Umur
e. Obesitas
f. Pengosongan lambung lambat
4. Faktor Postoperative :
a. Nyeri
b. Ambulasi
c. Opioid
3. Faktor Intraoperative : d. Pemberian oksigenasi tidak lagi
a. Faktor Pembedahan direkomendasi untuk kejadi PONV
b. Faktor anestesi
BAB
II
Faktor Risiko

Faktor risiko kejadian PONV dapat dinilai menggunakan 2 metode yaitu metode
afpel score dan koivuranta score.

Afpel Score memiliki 4 poin prediktor yang Koivuranta Score Memiliki 5 poin
setiap prediktor bernilai 1. berikut prediktor yang setiap prediktor
prediktor : bernilai 1 yaitu :
1. Jenis kelamin wanita 1. Durasi operasi lebih dari 60 menit
2. Riwayat mabuk perjalan atau PONV 2. Jenis kelamin wanita
3. Tidak perokok 3. Riwayat mabuk perjalanan
4. Penggunaan opioid postoperatif 4. Riwayat PONV
5. Tidak perokok
BAB
II
Tatalaksana

Tatalaksana dapat digunakan untuk PONV dapat diklasifikasikan sesuai reseptor yang di
bentuk dalam tabel berikut :
BAB
II

Definisi & tujuan

Kuretase merupakan tindakan pengerokan


dan juga pembersihan lapisan endometrium
uterus.
Tujuan dari tindakan kuretase dapat dibagi 2,
yaitu :
1. Tindakan diagnostik untuk penyakit pada
rahim
2. Tindakan terapi
BAB
II

Indikasi & Kontraindikasi

Indikasi :
1. Perdarahan uterus abnormal: perdarahan Kontraindikasi :
tidak normal, menorrhagia. Mutlak :
2. Kegagalan kehamilan pada tahap awal 1. Keinginan untuk kehamilan secara
3. Evaluasi penemuan objek pada intrauterine
intracavitary yang dijumpai melalui prosedur Relatif :
USG 1. Pasien yang sedang menggunakan obat
4. Terminasi elektif kehamilan. antikoagulan
5. Pengambilan sampel endometrial yang 2. Kelainan pembekuan perdarahan
berhubungan dengan prosedur lain 3. Infeksi akut pelvis (kecuali untuk
( Hysteroscopy, laparoscopy) membuang isi endometrial terinfeksi)
BAB
II Prosedur
2. Peralatan :
a. sarung tangan, gaun, face shield, scrub hat, surgical
drape yang steril, dan pencahayaan yang adekuat.
b. Betadine atau Hiblicens untuk preparasi prosedur
c. Kateter untuk mengosongkan kandung kemih
d. Spekulum steril
1.Persiapan : e. Narrow Deaver Retractors
• Informed consent f. Tenaculum forceps, ring forceps, atau Jacobs
• Anamnesis dan Pemfis tenaculum
• Riwayat alergi obat g. Lidocaine 1%, Spuid 10 ml dengan 22-gauge,
dengan jarum spinal yang diperpanjang (15cma
• Riwayat gangguan pembekuan h. Hergar atau Pratt dilator set
darah i. Silastic os Finders
• Puasa ± 8 jam j. suction curette
• Berkemih sebelum prosedur k. Alat suction curette
l. Alat suction dengan hosing dan specimen bucket
• Mencukur sebelum prosedur m. Endometria curettes, termasuk juga Banjo curette
n. Monsels solution, silver nitrate sticks
o. Absorbable suture (seperti 2-0 Polysorb atau Vicryl)
p. Stik Spons (4x4 spons steril pada ringed forceps)
BAB
II Prosedur

4. Langkah - Langkah :
a) Pemberian profilaksis preoperatif antibiotik
b) Pemberian anestesi TIVA
c) Memposisikan Pasien
3. Posisi : d) Pemeriksaan fisik
diposisikan secara dorsal e) Persiapan pasien
lithotomy dengan f) Kateter urin
memposisikan kaki pasien di g) Drape steril
h) Pemasangan spekulum
Allen atau candy cane
i) Pemasangan tenaculum pada anterior
stirrup. serviks
j) Pemberian anestesi kombinasi
k) Pemasangan kateter
l) Pemasangan alat kuretase
m) Putar alat kuretase 360 o Hingga tidak ada
material di aspirasi
n) Selanjutnya pemberian antibiotik profilaksis
BAB
II Kerangka Teori
BAB
II
Kerangka Konsep
01 Defenisi Operasional

02 Jenis Penelitian

BAB III 03 Tempat & Waktu Penelitian

04 Populasi & Sampel Penelitian

05 Metode Pengumpulan Data

06 Pengolahan Data & Analisis Data

07 Alur Penelitian
BAB
III
Definisi Operasional
BAB
III

Tempat Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis, Tempat Lokasi penelitian dilakukan di
Vita Insani
RS

Penelitian
penelitian
ini
deskriptif
merupakan
analitik & Waktu
dengan pendekatan Cross Sectional
untuk mengetahui gambaran
kejadian PONV pada pasien Penelitian
operasi kuretase yang dilakukan Waktu Penelitian
anestesi umum TIVA di RS Vita
Insani
BAB
III

Populasi Penelitian Kriteria inklusi

Populasi penelitian adalah pasien ● Kriteria inklusi pada penelitian ini

yang dilakukan prosedur Populasi & 1.


adalah:
Pasien yang diberikan anestesi umum
kuretase yang telah diberikan Sampel 2.
TIVA
Pasien yang menjalani prosedur
anestesi umum TIVA di RS Vita kuretase
Penelitian, 3. Pasien yang bersedia menjadi sampel
Insani pada bulan Juli-September penelitian dengan mengisi informed
kriteria inklusi & consent

eksklusi
Kriteria Eksklusi
Sampel Penelitian
Setelah menggunakan rumus ● Pasien yang telah mengalami mual
muntah sebelum operasi
maka jumlah subjek penelitian ● Pasien yang mengalami penurunan
minimal adalah 48 org. namun ●
kesadaran
Pasien yang diberikan anestesi
pada penelitian ini subjek Regional, dan Balanced Anesthesia.
● Pasien yang makan terakhir ≤ 4 jam
penelitian diambil sebanyak 52 ● Pasien yang memiliki riwayat penyakit
orang dispepsia, ulkus peptikum, Gastritis
BAB
III 2. Peneliti menjelaskan
tindakan yang akan
dilakukan terhadap
1. Peneliti menyeleksi pasien
pasien dan meminta
yang akan dilakukan tindakan informed consent sehari
anestesi umum sesuai sebelum tindakan
dengan kriteria inklusi dan operasi dilakukan
eksklusi dengan metode
consecutive sampling
Metode
3. Peneliti mengunjungi kembali
Pengumpulan Data pasien sehari setelah tindakan
operasi dilakukan dan melakukan
wawancara sesuai dengan
lembar pasien
BAB
III Analisis
univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap
Pengolahan data variabel penelitian. Bentuk analisis univariat
tergantung dari jenis data. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan
Pengolahan data dilakukan dengan
langkah – langkah sebagai berikut, yaitu:
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel.
1. Editing, dilakukan untuk memeriksa
ketepatan dan kelengkapan data. Pengolahan Data,
2. Coding, data yang telah terkumpul Analisis Bivariat
dikoreksi, kemudian deberi kode oleh
peneliti secara manual sebelum diolah Analisis data
dengan komputer. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel
3. Entry, data tersebut dimasukkan ke yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Uji statistik
dalam program komputer. yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik
4. Cleaning Data, Pemeriksaan semua data Chi Square. Variabel independen dan variabel
yang telah dimasukkan ke dalam dependen (x2) dengan derajat kepercayaan 95% (α,
komputer untuk menghindari terjadinya
<0,05). Penelitian antara dua variabel dikatakan
kesalahan dalam memasukkan data.
5. Saving, Penyimpanan data untuk siap bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 dan dikatakan
dianalisis. tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05. Pada
6. Analysis, Data kemudian diolah dengan studi cross sectional estimasi risiko relatif dinyatakan
menggunakan program SPSS dengan rasio prevalensi (RP). Syarat pembacaan hasil
output Chi Square dalam SPSS yaitu RP > 1, artinya
ada hubungan namun variabel tersebut menjadi
pengaruh dan RP < 1, artinya ada hubungan namun
variabel tidak menjadi pengaruh.
BAB
III
Alur Penelitian
BAB
III
Kerangka kerja
BAB IV 01 Hasil Penelitian

02 Pembahasan
BAB
IV
Analisis Univariat
1. Tabel frekuensi berdasarkan umur
2. Tabel frekuensi berdasarkan berat badan
3. Tabel frekuensi berdasarkan pend. terakhir
4. Tabel frekuensi berdasarkan riwayat merokok
5. Tabel frekuensi berdasarkan diagnosa
6. Tabel frekuensi berdasarkan lama anestesi
7. Tabel frekuensi berdasarkan obat tambahan
8. Tabel frekuensi berdasarkan PONV
9. Kondisi saturasi
10. Kondisi hemodinamik
11. Kondisi airway
12. Kondisi paska operasi
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
Analisis Bivariat
1. Hubungan PONV dengan Diagnosa
2. Hubungan PONV dengan Kebiasaan Merokok
3. Hubungan PONV dengan Umur
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
Pembahasan

Dari penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar responden
berumur 26-35 tahun dengan rentang berat badan 61-70kg, sebagian besar responden
berpendidikan akhir tingkat SMA, dan juga sebgaian besar responden tidak memiliki
riwayat merokok.
Jumlah dari seluruh responden sebanyak 52 orang, dari 52 responden 24 responden
mengalami PONV, seluruh responden berjenis kelamin perempuan dan dioperasi
kurtase dengan anastesi umum tiva. Pada penelitian ini lama anastesi yang digunakan
sebagian besar ≤ 30 menit dan mendapatkan obat tambahan ketamin.
BAB
IV

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square pada penelitian ini diketahui bahwa faktor yang
berhubungan dengan PONV adalah riwayat merokok. Dari hasil uji hubungan PONV
dengan riwayat merokok dapat dilihat nilai p sebesar 0,014 (<0,05) artinya ada
hubungan antara PONV dengan riwayat merokok. Dari 52 responden terdapat 22
responden yang tidak merokok dan tidak mengalami PONV. Hal ini sejalan dengan
penelitian dengan yang dilakukan di rumah sakit umum daerah kota Yogyakarta, pada
penelitian tersebut dikatakan bahwa ada hubungan antara responden yang tidak
merokok terhadap kejadian PONV. 31 Pada penelitian lain yang dilakukan di rumah sakit
umum daerah Tarakan Kalimantan Timur menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara status perokok dengan kejadian PONV. 32
BAB
IV

Sedangkan dari hubungan PONV dengan umur tidak terdapat pengaruh. Jika dilihat
dari hasil penelitian diketahui nilai p 0,944 (>0,05) artinya tidak ada hubungan antara
PONV dengan umur. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan di rumah
sakit umum daerah Haji Adam Malik yang menyatakan bahwa kejadian terjadinya PONV
akan meningkat seiring pertambahan usia. 1
Pada penelitian ini juga diketahui bahwa kejadian PONV tidak hubungan dengan
diagnosa. Pada hasil penelitian diketahui bahwa nilai p 0,822 (>0,05) artinya tidak ada
hubungan antara diagnosa dengan PONV. Diketahui bahwa diagnosa hanya
menunjukkan penentuan jenis penyakit berdasarkan gejala-gejala yang timbul yang
telah di analisa karena hal tersebut maka kejadian PONV sama sekali tidak memberi
pengaruh terhadapat diagnosa.
BAB V 01 Kesimpulan

02 Saran
BAB
V
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa penelitian gambaran kejadian PONV pada pasien operasi
kurtase yang dilakukan anastesi umum di rumah sakit Vita Insani, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Tidak terdapat hubungan kejadian antara PONV dengan Diagnosa
2. Terdapat Hubungan PONV dengan Riwayat Merokok
3. Tidak terdapat hubungan PONV dengan Umur
BAB
V
Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dan hasil pembahasan yang didapat
maka terdapat saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan penalitian
selanjutnya, yaitu :
1. Pada penelitian ini masih terdapat kekurangan peneliti yang perlu diperbaiki, yang
disebabkan oleh minimnya pengetahuan peneliti. Karena hal tesebut, peneliti
berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca serta evaluasi untuk
kedepannya.
2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel dari rumah sakit Vita insani. Pada
penelitian selanjutnya di harapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan ada penambahan variabel lainnya yang
belum di teliti pada penelitian ini.
Daftar pustaka
1. David. Insidensi Terjadinya POST-OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING Pada Pasien Yang Dilakukan
Anestesi Umum Di RSUP Haji Adam Malik Medan Pada Bulan Oktober 2016 [Skripsi]. Medan :
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2016
2. Islam S, Jain PN. Post – Operative Nausea and Vomiting (PONV): A Review Article. 2004;48 (4) : 253-
258
3. Gan TJ, Belani KG, Bergese S, Chung F, Diemunsch P, Habib AS, et al. Fourth Consensus Guidelines
for the Management of Postoperative Nausea and Vomiting. International Anesthesia Research
Society. 2020;15(7). doi: 10.1213 / ANE.0000000000004833
4. Tateosian VS, Champagne K, Gan TJ. What is New on the Battle Against Post-Operative Nausea and
Vomiting?, Best Practice & Research Clinical Anaesthesiology. 2018;19(6). doi:
10.1016/j.bpa.2018.06.005.
5. Amirshahi M, Behnamfar N, Badakhsh M, et al. Prevalence of postoperative nausea and vomiting: A
systematic review and meta-analysis. Saudi J Anaesth. 2020;14(1):48-56. doi:10.4103/sja.SJA_401_19
6. Borgeat A, Ekatodramis G, Schenker CA. Postoperative Nausea and Vomiting in Regional Anesthesia
: A Review. Am J Anesth. 2003;1(2). doi: 10.1097/00000542-200302000-00036
7. Dewinter G, Staelens W, Veef E, Teunkens A,Van de Velde M, Rex S. Simplified algorithm for the
prevention of postoperative nausea and vomiting: a before-and-after study. British Journal of
Anaesthesia. 2017;23(11): 156-163. doi: 10.1016/j.bja.2017.11.005.
Daftar pustaka
8. Gan TJ. Risk Factors for Postoperative Nausea and Vomiting. IARS [Internet]. 2006 june [cited 2021
june 23];102(6):1884-98. Available from:
https://journals.lww.com/anesthesia-analgesia/fulltext/2006/06000/risk_factors_for_postoperative_
nausea_and_vomiting.52.aspx#
doi: 10.1213/01.ANE.0000219597.16143.4D
9. Setyorini E. Hubungan Antara Post Kuretase Dengan Plasenta Previa Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta [Skripsi]. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2010
10. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2009. p. 97.
11. Pramono A. Buku Kuliah Anestesi. (Deriyan Sukma Widjaja, Ed.). Jakarta: EGC;2014
12. Nainggolan IB. Peran Perawat dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Anestesi di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. USU. 2011
13. Ayu AT. Perbedaan Aldrete Score antara Penggungaan General Anestesi Propofol dan Ketamin
(Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). 2006
14. Veterini AS. Buku Ajar Teknik Anestesi Umum (Hamzah & Bambang Pujo Samedi, Ed.). Surabaya:
Airlangga University Press;2021
15. Iqbal M, Sudadi, Ngurah IG. TIVA (Total Intravenous Anesthesia). JURNAL KOMPLIKASI
ANESTESI.2014 Nov;2(1);61-72
Daftar pustaka
16. Sahinovic MM, Struys MMRF, Absalom AR. Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of
Propofol. Clin Pharmacokinet. 2018;57(12):1539-1558. doi:10.1007/s40262-018-0672-3
17. Katzung, B. and Katzung, B., 2018. Basic & clinical pharmacology. 12th ed. New York: McGraw-Hill,
pp.450-452.
18. Saeeda I, Jain PN. Post operative nausea and vomiting (PONV) : a review article. Indian J anaesth
2004;48(4):253-8
19. Hendro RT, Pradian E, Indriasari. Penggunaan Skor Apfel sebagai Prediktor Kejadian Mual dan
Muntah Pascaoperasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. JAP. 2018;6(2): 89-97
20. Ferlina, Fitrah. Gambaran Kejadian Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) Pada Pasien
Dengan Anestesi Umum di RSUP DR. M. Djamil Padang [ Skripsi]. Padang; 2019
21. Shaikh SI, Nagarekha D, Hegade G. Marutheesh M. Postoperative nausea and Vomiting: A simple
yet complex problem. Anesth Essays Res. 2016. doi: 10.4103/0259-1162.179310
22. Qudsi AS, Jatmiko HS. PREVALENSI KEJADIAN PONV PADA PEMBERIAN MORFIN SEBAGAI ANALGETIK
PASCA OPERASI PENDERITA TUMOR PAYUDARA DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUP DR. KARIADI
SEMARANG. DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) [Online]. 2016
Sep;5(3);167-173. https://doi.org/10.14710/dmj.v5i3.13080
Daftar pustaka
23. Ebell MH. Predicting Postoperative Nausea and Vomiting. American Family Physician [Online].
2007;15(5). Available from: https://www.aafp.org/afp/2007/0515/p1537.html
24. Guyton AC, Hall JE. Physiology of Gastrointestina disorders In: Guyton AC, Hall JE. Textbook of
Medical Physiology. 11th Edition. Philadelphia: Elsevier Inc. 2006. p. 823-24
25. Stoops S, Kovac A, Arakawa K. New insight into the pathophysiology and risk factors for PONV. Best
Practice & Research Clinical Anaesthesiology [Internet]. 2020 Dec [cited 2021 jun 21];34(4):667-679.
Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1521689620300422. doi:
https://doi.org/10.1016/j.bpa.2020.06.001
26. Singarimbun DA, Indriasari, Maskoen TT. Perbandingan Kedalaman Sedasi antara
Deksmedetomidin dan Kombinasi Fentanil-Propofol Menggunakan Bispectral Index Score pada
Pasien yang Dilakukan Kuretase. JAP. 2018;6(2):80-8
27. Ardhiyanti Y, Pitriani R, Damayanti PI. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan 1.
Yogyakarta;2014
28. Budiarto M, Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC. 2013. p.48
29. Asri S, Majid A, Susana SA. HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN KEJADIAN POST OPERATIVE
NAUSEA VOMITING (PONV0 PADA PASIEN POST KURETASE DENGAN TOTAL INTRAVENA ANESTESI DI
RSUD WONOSARI [Skripsi]. Yogyakarta ;2020
Daftar pustaka
30. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta (2014)]

31. Saputri NA. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Post Operative Nausea Vomiting
(PONV) Pada Pasien General Anestesi Di RSUD Kota Yogyakarta [Thesis]. Yogyakarta ;2019

32. Setiawan IGNP. Hubungan Status Perokok Dengan Respon PONV (Post Operative Nausea And
Vomiting) Pada Pasien Pasca Anestesi Umum Di RSUD Tarakan Kalimantan Timur [Thesis].
Yogyakarta ;2014

Anda mungkin juga menyukai