Anda di halaman 1dari 13

Stimulated Salivary

Cortisol as a Noninvasive Diagnostic Tool for


Adrenal Insufficiency (AI)

Oleh : dr. Yugi Tri Hutomo


PENDAHULUAN
Diagnosis AI  kortisol serum
total setelah tes dinamis SST
atau ITT > 90% kortisol serum terikat protein
(CBG, albumin)  jumlah kortisol
bebas aktif < 10%

Kortisol saliva ≈ kadar kortisol Sampel : non-


invasif Kortisol saliva jarang
bebas, berkorelasi dgn kortisol
digunakan utk dx AI
serum bebas selama 24 jam & mudah

- Menyelidiki kinerja dx kadar kortisol Penelitian sebelumnya :


saliva basal dan terstimulasi pd AI kadar kortisol saliva
terstimulasi setelah SST/
- Menyarankan batas nilai optimal ITT membedakan px AI dan
kortisol saliva utk org dewasa Korea sehat
METODE
Design Penelitian
Subjek susp. penyakit
Pituitari, adrenal, atau
sindrom Cushing (n=120) Kriteria eksklusi
  √ Infeksi/perdarahan rongga mulut
√ Penyakit berkaitan kadar CBG
(peny. Hati/ginjal berat, kehamilan,
pengguna kontrasepsi oral)
SST dgn kortisol saliva  
 

Waktu : April 2013 - Januari 2014

Kelompok normal Kelompok AI Tempat : Seoul National


Kortisol serum puncak Kortisol serum puncak University Hospital
≥ 496,8 nmol/L (n=86) < 496,8 nmol/L (n=34)
Pengukuran kortisol Analisis Statistik METODE
saliva dan serum (SPSS versi 21.0)
Sampel basal
dikumpulkan pkl 8.00 - Variabel kontinyu:
10.00 tes Mann-Whitney

Dilakukan SST (inj. iv 250 Korelasi kadar kortisol


μg ACTH sintetis/ serum dan saliva : analisis
Synacthen) rank Spearman Dx AI : kortisol serum
Kortisol serum dan saliva Kinerja dx kadar kortisol terstimulasi < 496,8
tersimulasi diukur pd 30 & saliva basal dan nmol/L
60 menit terstimulasi utk
memprediksi AI : analisis
- Kortikol serum diukur dgn RIA kurva ROC
- Kortisol saliva dikumpulkan dgn
mengunyah kapas swab oral Memprediksi persamaan
(Salivette) 2 - 5 menit, diukur dgn kortisol saliva terstimulasi:
EIA Analisis regresi linier
HASIL
Tabel 1. Parameter Klinik dan Biokimia Subjek Penelitian Berdasarkan
Respon Kortikol Serum Terhadap SST
Variabel Normal (n = 86) AI (n = 34) Nilai P
Umur, th 58 (43–67) 58 (42–67) 0.650 Usia, kelamin, BMI, albumin,
Jenis Kelamin 53 (61.6) 17 (50) 0.244
Perempuan
dan fungsi ginjal tdk berbeda
BMI, kg/m2 23 (21–26) 24 (22–27) 0.188 signifikan antar kelompok
Albumin serum, g/dL 4.3 (4.0–4.5) 4.2 (3.9–4.4) 0.257
Kreatinin serum, 0.7 (0.6–0.9) 0.8 (0.6–1.0) 0.786
mg/dL
Perkiraan GFR, 117 (95–134) 113 (84–145) 0.941 Kadar kortisol basal dan
mL/min/1.73 m2
Kortisol Serum Basal, 334 (239–454) 80 (38–185) <0.001 terstimulasi kel. AI <<
nmol/L
Kortisol Serum Pun- 836 (674–940) 352 (204–453) <0.001 kel. Normal (signifikan)
cak, nmol/L
Kortisol Saliva Basal, 6.18 (3.8–9.0) 2.42 (1.23–3.75) <0.001
nmol/L
Kortisol Saliva Puncak, 23.6 (16.8–34.4) 5.73 (3.56–8.83) <0.001
nmol/L
 
HASIL
Nilai median kortisol dalam (A) serum dan (B) saliva pd
30 dan 60 menit setelah pemberian iv 250 µg Synacthen

- Median kadar kortisol serum


dan saliva pd 60 menit << pd
AI (signifikan)
- (AI vs normal: 351,9 nmol/L
vs 836,3 nmol/L pd serum; 5,4
nmol/L vs 23,4 nmol/L pd
saliva).

Kadar kortisol serum dan saliva


terstimulasi > kuat dibanding
kadar kortisol basal serum dan
saliva
HASIL
Kurva ROC kortisol (A) basal dan (B) saliva terstimulasi
dalam diagnosis AI

Area di bawah kurva kortisol


saliva basal 0,822 dan
terstimulasi 0,959

Nilai batas kortisol saliva


basal utk AI: 3,2 nmol/L
Nilai batas optimal kortisol saliva
terstimulasi utk AI: 13,2 nmol/L
HASIL
Subjek dgn kortisol saliva
Tabel 2. Perbandingan Karakteristik Klinik dan Biokimia antara terstimulasi >13,2 nmol/L
Subjek dgn Kadar Kortisol Saliva Puncak di atas dan di bawah tetapi kortisol serum
13,2 nmol/L pd AI
Kortisol Saliva Puncak, terstimulasi < 496,8
μg/dL nmol/L
Variabel ≥ 13.2 < 13.2 Nilai P
(n=2) (n=32) (n = 2) memiliki albumin
Umur, th 64 (57–71) 57 (42–67) 0.357 lebih rendah
BMI, kg/m 2 22 (20–24) 25 (22–27) 0.392
Albumin serum, 3.2 (3.1–3.2) 4.2 (4.0–4.5) 0.032 Subjek dgn kortisol saliva
mg/dL terstimulasi < 13,2
Kreatinin serum, 1.0 (0.9–1.1) 0.8 (0.6–1.0) nmol/L tetapi kortisol
0.200
mg/dL
serum terstimulasi >
496,8 nmol/L (n = 8) 
memiliki kreatinin lebih
tinggi
DISKUSI
- Literatur tdk menegaskan kegunaan dx
Batas nilai kortisol saliva basal : kadar kortisol saliva basal
3,2 nmol/L - Batas nilai berbeda dgn penelitian
sebelumnya krn jam pengambilan sampel
dan metode pengukuran berbeda

Serupa dgn penelitian Karpman dkk


Batas nilai kortisol saliva batas nilai kortisol saliva dgn
menggunakan SST 13,2 nmol/L menggunakan ITT : 13,3 nmol/L

- Keunggulan SST dosis rendah (1 μg)


masih belum jelas
Menggunakan dosis standar - Cmax dan Tmax menunjukkan nilai yg lebih
Synacthen (250 μg)
tinggi (signifikan) pd pasien yg menerima
SST dosis tinggi
DISKUSI
- Perbedaan variabilitas kortisol serum
Kortisol saliva dpt diubah oleh dan saliva cukup kecil.
11β-hidroksisteroid - Kortisol saliva basal dan terstimulasi
dehidrogenase menunjukkan korelasi signifikan dgn
kortisol serum basal dan terstimulasi

Pada pengukuran kortisol saliva  ITT >


sulit dilakukan krn hipoglikemia diinduksi
Gold standar stimulasi
insulin harus diobati dgn makanan dan
menggunakan ITT
dpt disertai komplikasi kardiovaskular dan
neu rologis
LIMITASI
Penggunaan SST sbg
pengganti ITT (standar
emas) Pengukuran kortisol saliva
Perekrutan subyek kontrol oleh EIA dpt berbeda
yg sehat kurang dgn teknik lain seperti RIA
atau LC-MS/MS

Tidak mengeluarkan subjek


yg minum obat herbal Tidak dapat mengukur kadar
Licorice (krn menghambat kortison saliva, yg dpt diubah
11β-hidroksisteroid oleh 11β-hidroksisteroid
dehidrogenase tipe 2)  ↑ dehidrogenase tipe 2
kortisol saliva secara
palsu.
KESIMPULAN

Batas nilai kortisol saliva basal 3,2 nmol/L  dapat digunakan


sbg skrining AI  menentukan perlu/tidak tes stimulasi

Kortisol saliva basal dan terstimulasi berkorelasi erat dgn


kortisol serum total

Batas nilai optimal kortisol saliva terstimulasi 13,2 nmol/L utk


mendiagnosis AI.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai