Anda di halaman 1dari 49

AUTOIMUN LUPUS NEFRITIS

Oleh : dr. Yugi Tri Hutomo

Pembimbing:  Prof.DR.dr.Ratna
Akbari Ganie,Sp.PK-KH, FISH

DIVISI IMMUNOLOGI DAN ALERGI


DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA /
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN – 2021
VISI PROGRAM STUDI PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Menjadikan program studi ilmu Patologi Klinik Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai

Center of Excellence yang menghasilkan lulusan yang

berbudi luhur, beretika serta mampu menerapkan

ilmu serta profesionalisme Spesialis Patologi Klinik

yang berstandar internasional pada tahun 2020


Pendahuluan

• Lupus nefritis, merupakan salah satu dari manifestasi paling serius


dari sistemik lupus eritematosus ( SLE), lupus nefritis bisa ditemukan
pada 90% pasien SLE.

• Kebanyakan pasien dengan SLE terkena lupus nefritis pada awal


perjalanan penyakitnya. SLE lebih sering terjadi pada wanita . SLE
memiliki risiko penyakit ginjal lebih tinggi , Kematian pada lupus
nefritis umumnya disebabkan oleh gagal ginjal, sepsis, dan kelainan
susunan saraf pusat.
Anatomi
Ginjal
Lupus nefritis adalah suatu proses
infl amasi ginjal yang disebabkan oleh
karena adanya penyakit Sistemik
Lupus Erithematosus, yaitu suatu

Definisi penyakit autoimun kompleks dimana


gambaran klinisnya cukup luas dan
dapat melibatkan banyak organ
tubuh.
Diagnosa SLE ditegakkan berdasarkan
Kriteria American Reumatology
Asociati on (ARA 1997)
Lupus nefritis terjadi ketika antibody
(anitnuklear antibody) dan
komplemen terbentuk di ginjal yang
menyebabkan terjadinya proses
peradangan.

Etiologi
Hal tersebut biasanya
mengakibatkan terjadinya sindrom
nefrotik (eksresi protein yang besar)
dan progresifnya cepat menjadi
gagal ginjal.
Patogenesis
SLE dan
Lupus Nefritis
• Gambaran klinis pasien l upus nefri ti s sangat
ber variasi , mul ai dari asimtomati s atau hanya
proteinuria atau hematuria ringan sampai
dengan gambaran klinis yang berat yaitu
sindrom nefroti k atau gl omerul onefriti s yang
Ganbaran Klinis di sertai penurunan fungsi ginjal yang progresif.
• Beberapa prediktor yang dihubungkan dengan
Lupus Nefritis perburukan fungsi ginjal pada saat pasien
di ketahui menderita Lupus Nefriti s antara lain
hematokrit 2.4 mg /dl, dan kadar C3 < 76 mg /dl.
Gambaran klinis Lupus Nefritis yang dapat
ditemukan sesuai dengan klasifi kasi WHO
Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang

Tanda penurunan fungsi ginjal serta


ditemukannya edema dan Untuk menegakkan diagnosis selain
hipertensi. Pada pemeriksaan thorak, anamnesa dan pemeriksaan fisik,
auskultasi abnormal dapat terdengar diperlukan pemeriksaan penunjang
di jantung dan paru yang dan pemeriksaan serologis yaitu:
menandakan overload cairan.
• Urinalisis ruti n, pada pemeriksaan urinalisis t emuan abnormal
dapat berupa albuminuria, leukosituria, hematuria, granular cast,
hyaline cast, eritrosit cast, fatt y cast, dan oval fat bodies.
Proteinuria dengan ekskresi > 3,5 g / hari protein terjadi pada 13
– 26% pasien.
• Faal ginjal LFG
• Peningkatan kadar kreati nin serum, Hiperurisemia, dan
penurunan laju fi ltrasi glomerulus.
• Elektroporesis protein
• Profi l lipid
• Darah ruti n (Hb, leukosit, trombosit )
Pemeriksaan
Serologi
• ANA Test
• Anti dsDNA
• Profi l komplemen (C3, C4)
• Imunoglobulin serum
Diagnosis

• Diagnosis klinis lupus nefriti s ditegakkan bila pada pasien SLE


terdapat proteinuria ≥ 1 gram/24 jam dengan / atau hematuri (>
8 eritrosit / LPB) dengan / atau penurunan fungsi ginjal sampai
30%. Sedangkan diagnosis pasti nefriti s lupus ditegakkan dengan
biopsi ginjal.
• Disebut relaps bila akti vitas penyakit ti mbul kembali setelah
beberapa lama mengalami remisi. Prediktor yang paling dini dan
akurat adalah ditemukannya kembali sedimen eritrosit atau
leukosit yang kemudian diikuti oleh proteinuria.
Prognosis

• Hampir semua peneliti sependapat bahwa biopsi ginjal


mempunyai peranan penti ng dalam menentukan prognosis dan
respon terapi.
• Pada nefriti s lupus kelas I dan II hampir ti dak terjadi
penurunan fungsi ginjal yang bermakna sehingga secara
nefrologis kelompok ini memiliki prognosis yang baik.
• Nefriti s lupus kelas III dan IV hampir seluruhnya akan
menimbulkan penurunan fungsi ginjal. Pada nefriti s lupus kelas
III yang keterlibatan glomerolus < 50% akan memberikan
prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang
keterlibatan glomerulusnya > 50%, dimana prognosis kelompok
ini menyerupai prognosis nefriti s lupus kelas IV yaitu buruk.
• Nefriti s lupus kelas V memiliki prognosis yang cukup baik sama
dengan nefropati membranosa primer, sebagian kecil akan
menimbulkan sindrom nefroti k yang berat.
• Prognosis bergantung kepada bentuk dari lupus nefriti s. Pasien
dapat sembuh sementara dan kemudian ti mbul kembali gejala
akut dari lupus nefriti s. Beberapa kasus berkembang menjadi
gagal ginjal kronik.
Kesimpulan
Lupus nefritis adalah suatu proses inflamasi ginjal yang disebabkan
oleh karena adanya penyakit Sistemik Lupus Erithematosus, yaitu suatu
penyakit autoimun kompleks dimana gambaran klinisnya cukup luas dan
dapat melibatkan banyak organ tubuh.

Lupus nefritis terjadi ketika antibody (anitnuklear antibody) dan


komplemen terbentuk di ginjal yang menyebabkan terjadinya proses
peradangan.

Diagnosis klinik lupus nefritis ditegakkan bila pada pasien SLE terdapat
proteinuria ≥ 1 gram/24 jam dengan / atau hematuri (> 8 eritrosit /
LPB) dengan / atau penurunan fungsi ginjal sampai 30%. Sedangkan
diagnosis pasti nefritis lupus ditegakkan dengan biopsi ginjal.
Tujuan terapi dari lupus nefritis adalah untuk menormalkan fungsi ginjal atau menghambat progresifitas
dari kerusakan ginjal.

Dalam pengobatan perlu juga diperhatian efek samping obat, karena pengobatan lupus nefritis
memerlukan waktu yang relative lama, dimana efek samping obat dapat mempengaruhi kualitas hidup
pasien.

Keberhasilan pengobatan diketahui dengan berkurangnya manifestasi inflamasi, berkurangnya gejala


ekstra renal, membaiknya kadar C3, C4, dan titer anti ds-DNA. Untuk kelainan ginjalnya sendiri akan
didapatkan aktivitas sediman urin yang menurun, membaiknya kreatinin plasma dan berkurangnya
proteinuria.

Prognosis bergantung kepada bentuk dari lupus nefritis. Pasien dapat sembuh sementara dan kemudian
timbul kembali gejala akut dari lupus. Beberapa kasus berkembang menjadi gagal ginjal kronik.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS PRIBADI

Nama : Ny. Z

Umur : 41 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

MR : 754607

Alamat : Labuhan Batu

Tanggal Masuk : 11 Februari 2021


ANAMNESIS PENYAKIT
• Keluhan Utama : Bengkak di seluruh tubuh Telaah :
• Hal ini dialami os ± 2 minggu dan dirasakan semakin lama semakin
memberat. Os merasa mudah lelah dan mengeluhkan nyeri di sendi.
Mual (+), muntah (+), dengan frekuensi 2x/hari, isi muntahan apa yang
dimakan dan diminum. Os juga mengeluh sesak nafas (+), riwayat
demam dan batuk (+). Riwayat Hipertensi dan DM disangkal. BAK (+)
sedikit sejak 6 bulan terakhir. BAB (+) normal. Saat ini os mengalami
penurunan kesadaran dan pindah rawat di ruang ICU. Os merupakan
pasien poli rawat jalan sejak tahun 2018.
• RPT : Lupus nefriti s.
• RPO : Sandimun, Meti lprednisolon.
Sensorium : Somnolen

TD : 121/65 mmHg

Status HR : 120 x/menit

Present RR
ventilator
: 15 x/menit dengan

Temp : 36,5 °C
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Mata : RC +/+, Pupil isokor : kanan dan kiri,

Conjunctiva Palpebra : Anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-).

Hidung : Te r p a s a n g N G T

Leher : TVJ R+2cm H2O, pembesaran KGB (-)

Thorax : Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : SF ka=ki

Perkusi : sonor

Auskultasi : S P : Ve s i k u l e r

ST : Ronkhi basah di lap. Paru +/+

Abdomen : Inspeksi : simetris.

Palpasi : soepel, hepar /lien tidak teraba

Perkusi : tympani

Auskultasi : peristaltic (+) normal

Ekstremitas : Oedem pretibia (+/+), akral hangat


JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL HASIL RUJUKAN

11/02 15/02

Hemoglobin g/dL 7.4 5.8 13 - 18

Eritrosit Juta/µL 2.80 2.20 4.50 – 6.50

Leukosit /µL 8,960 26,620 4,000 - 11,000

Hematokrit % 22 18 36 - 47

Trombosit /µL 436,000 278,000 150,000 - 450,000

Hasil
MCV fL 78 82 81 - 99

MCH pg 26.4 26.4 27.0 - 31.0

MCHC g/dL 33.9 32.0 31.0 - 37.0


Laboratorium
RDW % 20.1 20.0 11.5 - 14.5

MPV fL 13.7 12.1 6.5 – 9.5 tanggal 11


Februari dan 15
PCT % 0.600 0.340 0.100 – 0.500

PDW % 25.6 13.8 10.0 – 18.0

LED mm/1jam 102 0 – 20


Februari 2021
Hitung Jenis:

Neutrofil % 87.60 96.10 50.00 - 70.00

Limfosit % 7.00 0.30 20.00 - 40.00

Monosit % 5.10 3.50 2.00 - 8.00

Eosinofil % 0.20 0.00 1.00 - 3.00

Basofil % 0.10 0.10 0.00 - 1.00

Neutrofil Absolut 10³/µL 7.84 25.56 2.7 - 6.5

Limfosit Absolut 10³/µL 0.63 0.09 1.5 - 3.7

Monosit Absolut 10³/µL 0.46 0.94 0.2 - 0.4

Eosinofil Absolut 10³/µL 0.02 0.01 0 - 0.10

Basofil Absolut 10³/µL 0.01 0.02 1 - 0.1

NRBC % 0.0 1.3


JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL HASIL RUJUKAN

11/02 15/02

KIMIA KLINIK

METABOLISME KARBOHIDRAT

Glukosa Darah (Sewaktu) mg/dL 79 <200

GINJAL

Blood Urea Nitrogen (BUN) mg/dL 92 125 7-19

Ureum mg/dL 197 268 15-40

Kreatinin mg/dL 4.28 6.16 0.6-1.1

ELEKTROLIT

Natrium mEq/L 131 135 – 155

Kalium mEq/L 5.8 3.6 – 5.5

Klorida mEq/L 113 96 - 106


JENIS HASIL
SATUAN RUJUKAN
PEMERIKSAAN 15/02

FAAL HEMOSTASIS Hasil

WAKTU PROTOMBIN
Laboratorium

Pasien Detik 12.7


tanggal 15
Februari 2021
Kontrol Detik 14.00

INR 0.92 0.8 – 1.30

APTT

Pasien Detik 32.5 27 - 39

Kontrol Detik 33.8


WAKTU TROMBIN

Pasien Detik 14.9

Kontrol Detik 18.0

Ferritin ng/dL 868.83 4.63 – 204.00

KIMIA KLINIK

Analisa Gas Darah

pH 6.970 7.35 – 7.45

pCO2 mmHg 20.0 38 – 42

pO2 mmHg 182.0 85 – 100

Bikarbonat (HCO3) U/L 4.6 22 -26

Total CO2 U/L 5.2 19 – 25

Kelebihan Basa (BE) U/L -25.7 (-2) – (+2)

Saturasi O2 % 99.0 95 - 100

HATI

Albumin g/dL 2.6 3.5 – 5.0


IMUNOSEROLOGI 

HEPATITIS

HBsAg Non Reaktif Non Reaktif :

S/CO 0.54 S/CO < 1.00

Reaktif :

S/CO > 1.00

HEPATITIS C

Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif :

S/CO 0.17 S/CO < 1.00

Reaktif :

S/CO > 1.00

IMUNODEFICIENCY PROFILE

Anti HIV (3 Methode)

Anti HIV (Rapid I)     Non Reaktif

IMUNOSEROLOGI

Komplemen C3 mg/dL 28 82 – 193

Komplemen C4 mg/dL 13 15 – 57

TEST LAIN

Procalsitonin ng/mL >100.00 <0.05


URINALISIS SATUAN HASIL RUJUKAN

11/02
Urine Lengkap

Hasil
Warna - Kuning Keruh Kuning
Glukosa - Negatif Negatif
Bilirubin - Negatif Negatif Laboratorium
Keton - Negatif Negatif
Berat Jenis - 1.011 1.005- 1.030
pH - 6.0 5-8 tanggal 11
Protein - Positif 3 Negatif
Nitrit - Negatif Negatif
Leukosit - Positif - Februari
Darah - Positif Negatif
- FCM
Eritrosit /μl 85.9 <8.7 2021
Leukosit /μl 133.6 <7.4
Epitel /μl 33.9 <12.9
Casts /μl 5.10 <0.47
Kristal /μl 0.8
JENIS SATUAN HASIL RUJUKAN
PEMERIKSAA
N

IMUNOSEROLOGI

AUTOIMMUNE

ANA Test IU/mL 127 <20

Anti ds-DNA IU/mL 886.0 0 – 200


Diagnosis Sementara

Aki std III dd


SLE berat Lupus Nefritik
CKD grade 5

Anamia ec. Sepsis ec Anemia ec


Penyakit Kronis Pneumonia penyakit kronik
Terapi

O2 2-4 l/menit via IVFD NaCl 0,9% Ceftriaxon 2 gr/24


Tirah Baring
nasal kanul 20 gtt/I makro jam/iv

Metilprednisolon Asetil sistein tab Meropenem


Myfortic tab 3x1
125 mg/12 jam/iv 3x1 1gr/8jam/
S : Sesa k n af as ( +) , lem a s ( +)

O : Sen s Som nol en , TD:


10 5/7 0 m m Hg , HR : 10 5 x /i , RR: 28 x /i , T:

Follow Up 36 , 2 0
C

A : Int ol era ns i ak t ifi ta s


tanggal 13 P : 1 . P a nta u ta n da – ta nda v it al

Februari 2. Ba n tu pa sie n da la m
m ela k uk a n ak ti v i ta s

2021 3. M eng at ur posi si s em i fowle r

4. M em a suk a n ob at n ebu l
nep ti n 1 fl c
S : Sesak nafas (+), batuk (+), penurunan kesadaran (+)

O : Sens Somnolen, TD: 90/60 mmHg, HR: 116 x/i,


RR: 24x/i,

T : 36,8 0C

Follow Up
A : SLE berat + Lupus nefritis + Sepsis pneumonia

tanggal 15
P : 1. Drip dobutamin 5 micro/kg BB/jam

Februari
2021
2. Acc untuk perawatan diruangan ICU

3. Mengatur posisi semi fowler

4. Memasukan obat nebul neptin 1flc


JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN

Hemoglobin g/dL 6.8 12 - 16

Eritrosit Juta/µL 2.45 4.10 – 5.10

Leukosit /µL 12,760 4,000 - 11,000

Hematokrit % 21 36 - 47

Trombosit /µL 97,000 150,000 - 450,000

MCV fL 85 81 - 99

MCH Pg 27.8 27.0 - 31.0

MCHC g/dL 32.5 31.0 - 37.0

Hasil Lab tgl RDW

LED
%

mm/1jam
18.1

96
11.5 - 14.5

0 – 20

16 Februari Hitung Jenis :

Neutrofil % 97.10 50.00 - 70.00

Limfosit % 0.50 20.00 - 40.00

2021 Monosit % 2.30

0.00
2.00 - 8.00

1.00 - 3.00
Eosinofil %

Basofil % 0.10 0.00 - 1.00

Neutrofil Absolut 10³/µL 12.40 2.7 - 6.5

Limfosit Absolut 10³/µL 0.06 1.5 - 3.7

Monosit Absolut 10³/µL 0.29 0.2 - 0.4

Eosinofil Absolut 10³/µL 0.00 0 - 0.10

Basofil Absolut 10³/µL 0.01 1 - 0.1

NRBC % 0.0
Hasil Lab tgl 16 Februari 2021

JENIS SATUAN HASIL RUJUKAN


PEMERIKSAAN

KIMIA KLINIK

GINJAL

Blood Urea mg/dL 101 7-19


Nitrogen (BUN)

Ureum mg/dL 216 15-40

Kreatinin mg/dL 5.32 0.6-1.1


Hasil Lab tgl 17 Februari 2021

JENIS SATUAN HASIL RUJUKAN


PEMERIKSAAN

KIMIA KLINIK

GINJAL

Asam Urat mg/dL 10.5 2.6 – 6.0


Follow Up tanggal 16 Februari 2021

S : penurunan kesadaran (+)

O : Sens Somnolen, TD: 121/65 mmHg on Dobutamin 2,7 micro /jam

R R : 1 5 x / I ( Ve n t i l a t o r ) , N G T : H i t a m

A : SLE berat + Lupus nefritis grade IV + PSMBA ec Gastritis erosif + AKI stage III dd /

C K D G r a d e 5 ( Po s t H D 1 X ) + S e p s i s p n e u m o n i a

P : 1. Tirah baring

2. Diet puasa 6 – 8 jam (PSMBA)

3. Terapi sesuai RM 9.3

4 . R e n c a n a H D k e 2 , b e s o k t a n g g a l 7/ 1 0 / 1 9
Follow Up tanggal 17 Februari 2021

S : penurunan kesadaran (+)

O : S e n s S o p o r, T D : 1 0 8 / 5 2 m m H g , H R 1 1 1 x / i

R R : 2 0 x / i ( Ve n t i l a t o r ) , N G T : s u d a h b e r k u r a n g h i t a m n y a

A : SLE berat + Lupus nefritis grade IV + PSMBA ec Gastritis erosif + AKI stage III dd /

C K D G r a d e 5 ( Po s t H D 1 X ) + S e p s i s p n e u m o n i a

P : 1. Tirah baring

2 . Te r a p i s e s u a i R m 8 . 1

3 . H D k e 2 d i r e n c a n a k a n h a r i i n i t g l 7/ 1 0 / 1 9

4 . Tr a n s f u s i P R C 2 k a n t o n g
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN

19/02

Hemoglobin g/dL 10.4 12 - 16

Hasil Eritrosit

Leukosit
Juta/µL

/µL
4.29

25,260
4.10 – 5.10

4,000 - 11,000

Hematokrit % 33 36 - 47

Laboratorium Trombosit

MCV
/µL

fL
63,000

77
150,000 - 450,000

81 - 99

MCH pg 25.2 27.0 - 31.0

tanggal 19 MCHC

RDW
g/dL

%
32.5

23.9
31.0 - 37.0

11.5 - 14.5

LED mm/1jam 40 0 – 20

Februari dan Hitung Jenis


97.00 50.00 - 70.00
Neutrofil %
0.80 20.00 - 40.00

21 Februari
Limfosit %

Monosit % 1.90 2.00 - 8.00

Eosinofil % 0.00 1.00 - 3.00

2021
Basofil % 0.30 0.00 - 1.00

Neutrofil Absolut 10³/µL 24.51 2.7 - 6.5

Limfosit Absolut 10³/µL 0.21 1.5 - 3.7

Monosit Absolut 10³/µL 0.47 0.2 - 0.4

Eosinofil Absolut 10³/µL 0.00 0 - 0.10

Basofil Absolut 10³/µL 0.07 1 - 0.1

NRBC % 0.2
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL HASIL RUJUKAN

19/02 21/02

KIMIA KLINIK

GINJAL

Blood Urea Nitrogen mg/dL - 111 7-19


(BUN)

Ureum mg/dL - 238 15-40

Kreatinin mg/dL - 5.31 0.6-1.1

HATI

Albumin g/dl - 2.1 3.5 – 5.0


Follow Up tanggal 19 Februari 2021

S : p e n u r u n a n k e s a d a ra n ( + )

O : S e n s S o p o r, T D : 1 2 0 / 7 0 mm H g , H R 1 5 0 x /i , R R 1 5 x / i

T: 37,5oc

A : S L E b e ra t + L u p u s n e f r i t i s g r a d e I V + P S M B A e c G a s t r i t i s e r o s i f + A K I s t a g e

I I I d d / C K D G ra d e 5 + S e p s i s p n e u mo n i a

P : 1 . Re n c a n a H D k e 3 h a r i i n i t g l 9 / 1 0 / 1 9

2 . Ko n fi r ma s i u l a n g k e H D

3. Jam 3 susul hasil lab HB cito


Follow Up tanggal 21 Februari 202

S : p e n u ru n a n ke s a d a ra n ( + )

O : S e n s o ri u m : S o p o r, A i r wa y : i n t u b a s i d e n g a n ve n t i l a t o r, B r e a t h i n g : ve s i c u l e r, r o n k h i ( + ) , w h e a z i n g ( - )

A : S L E b e ra t + L u p u s n e f r i t i s g ra d e I V + P S M B A e c G a s t r i t i s e r o s i f + A K I s t a g e I I I d d / C K D G ra d e 5 +
Sepsis pneumonia + HHD dd / CAD

P : 1. Bed rest Head Up 30o

2. IVFD Nacl 0,9%n10 tts /i

3 . I n j f u ro s e m i d 1 0 m g / j a m

4 . C e f tr i a xo n 2 g ra m / 2 4 j a m

5 . i n j m e r op h e n e m 1 gram /12 jam

6.Ranitidin 50 mg /12 jam iv

7 . M e t o c l op ra m i d 1 0 m g / 1 2 j a m

8 . I n j t ra n s a m i n 5 0 0 m g / 8 j a m
Follow Up tanggal 22 Februari 2021

S : Pasien mengalami henti jantung

O : Sensorium : Coma, hemodinamik tidak stabil

A : SLE berat + Lupus nefritis grade IV + PSMBA ec Gastritis


erosif + AKI stage III dd / CKD Grade 5 + Sepsis pneumonia

P : Akan dilakukan resusitasi henti nafas dan henti jantung


terhadap pasien, tetapi keluarga pasien menolak, pasien
dikatakan meninggal dihadapan keluarga pukul 20.53 wib
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai