Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3

Nama kelompok:
Ama virgie marcella
Ditha ainal husna
Hanifah suci m
Najwa fredela
Regyna yulia putri
Wily apriyansyah
PENYEBAB SESEORANG TERJERUMUS
NARKOBA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang
tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver
1) Bahaya narkoba terhadap fisik
Gangguan pada system syaraf (neurologis)
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
Gangguan pada kulit (dermatologis)
Gangguan pada paru-paru (pulmoner)
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan insomnia
Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV
Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
2) Bahaya narkoba terhadap psikologi
Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah
Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan
bunuh diri.
3) Bahaya narkoba terhadap lingkungan sosial
Gangguan mental
Anti-sosial dan asusila
Dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga
Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram
1) Opioid:
Depresi berat
Apatis, gugup dan gelisah
Banyak tidur, rasa lelah berlebihan
Malas bergerak, kejang-kejang, dan denyut jantung bertambah cepat
Selalu merasa curiga, rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
Banyak bicara namun cadel, pupil mata mengecil
Tekanan darah meningkat, berkeringat dingin
Mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
Kehilangan nafsu makan, turunnya berat badan
2) Kokain
Denyut jantung bertambah cepat
Gelisah, banyak bicara
Rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
Kejang-kejang, pupil mata melebar
Berkeringat dingin, mual hingga muntah
Mudah berkelahi
Pendarahan pada otak
Penyumbatan pembuluh darah
Pergerakan mata tidak terkendali
Kekakuan otot leher
3) Ganja
Mata sembab, kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
Sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa
Terkadang cepat marah
Tidak bergairah, gelisah
Dehidrasi, liver
Tulang gigi keropos
Saraf otak dan saraf mata rusak
Skizofrenia
4) Ectasy
Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, berkeringat
Sulit tidur
Kerusakan saraf otak
Dehidrasi
Gangguan liver
Tulang dan gigi keropos
Tidak nafsu makan
Saraf mata rusak.
.
5)Shabu-shabu:
Enerjik
Paranoid
Sulit tidur
Sulit berfikir
Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali
pernafasan hingga merasa sesak nafas
Banyak bicara
Denyut jantung bertambah cepat
Pendarahan otak
Shock pada pembuluh darah jantung yang akan
berujung pada kematia
Terdapat 4 kelas obat yang paling sering disalahgunakan, yakni:
Halusinogen, seperti lysergic acid
diethylamide (LSD), phencyclidine dan ecstasy (inex). Efek yang
dapat timbul dari penyalahgunaan obat halusinogen beragam, di
antaranya adalah halusinasi, tremor, dan mudah berganti emosi.
Depresan, seperti diazepam, alprazolam, clonazepam, dan ganja.
Efek yang ditimbulkan dari penyalahgunaan obat depresan adalah
sensasi rileks dan mengalihkan stres akibat suatu pikiran.
Stimulan, seperti dextroamphetamin, kokain, methamphetamine 
(sabu), dan amphetamin. Efek yang dicari atas penyalahgunaan
obat stimulan adalah bertambahnya energi, membuat
penggunanya menjadi fokus.
Opioid, seperti morfin dan heroin yang sebenarnya adalah obat
penahan rasa sakit, namun digunakan untuk menciptakan rasa
kesenangan.
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA
umumnya terjadi karena adanya rasa ingin
tahu yang tinggi. Di sisi lain, kondisi ini
juga dapat dialami oleh penderita
gangguan mental, misalnya gangguan
bipolar atau skizofrenia. Seseorang yang
menderita gangguan mental dapat lebih
mudah menyalahgunakan NAPZA yang
awalnya bertujuan untuk meredakan
gejala yang dirasa.
Selain rasa ingin tahu yang tinggi dan
menderita gangguan mental, terdapat pula
beberapa faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko seseorang melakukan
penyalahgunaan NAPZA, antara lain:
Memiliki teman yang seorang pecandu
NAPZA.
Mengalami masalah ekonomi.
Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi,
atau seksual.
Memiliki masalah hubungan dengan
pasangan, kerabat, atau keluarga.
Fase dan Gejala Penyalahgunaan NAPZA
Ketika penyalahgunaan NAPZA tidak dihentikan dan terjadi terus-menerus, hal itu dapat
menyebabkan kecanduan. Pada fase ini, gejala yang dirasakan dapat berupa:
Keinginan untuk menggunakan obat terus-menerus, setiap hari atau bahkan beberapa kali
dalam sehari.
Muncul dorongan kuat untuk menggunakan NAPZA, yang bahkan mampu mengaburkan
pikiran lain.
Seiringnya berjalannya waktu, dosis yang digunakan akan dirasa kurang dan muncul
keinginan untuk meningkatkannya.
Muncul kebiasaan untuk selalu memastikan bahwa NAPZA masih tersedia.
Melakukan apa pun untuk mendapatkan atau membeli NAPZA, bahkan hingga menjual
barang pribadi.
Tanggung jawab dalam bekerja tidak terpenuhi, dan cenderung mengurangi aktivitas sosial.
Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa penggunaan NAPZA tersebut memberikan
dampak buruk pada kehidupan sosial maupun psikologis.
Ketika sudah tidak memiliki uang atau barang yang dapat dijual, pecandu NAPZA mulai
berani melakukan sesuatu yang tidak biasa demi mendapatkan zat yang diinginkan, misalnya
mencuri.
Melakukan aktivitas berbahaya atau merugikan orang lain ketika di bawah pengaruh NAPZA
yang digunakan.
Banyak waktu tersita untuk membeli, menggunakan, hingga memulihkan diri dari efek
NAPZA.
Selalu gagal saat mencoba untuk berhenti menggunakan NAPZA
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk
menghentikan penggunaan, dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau.
Gejala putus obat itu sendiri dapat berbeda-beda pada tiap orang, tergantung
keparahaan dan jenis NAPZA atau narkoba yang digunakan. Apabila NAPZA
yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya dapat berupa:
Hidung tersumbat.
Gelisah.
Keringat berlebih.
Sulit tidur.
Sering menguap.
Nyeri otot.
Setelah satu hari atau lebih, gejala putus obat dapat memburuk. Beberapa gejala
yang dapat dialami adalah:
Diare.
Kram perut.
Mual dan muntah.
Tekanan darah tinggi.
Sering merinding.
Jantung berdebar.
Penglihatan kabur/buram.
Sedangkan apabila NAPZA yang disalahgunakan adalah kokain, maka gejala
putus obat yang dirasakan dapat berbeda. Beberapa di antaranya adalah:
Depresi.
Gelisah.
Tubuh terasa lelah.
Terasa tidak enak badan.
Nafsu makan meningkat.
Mengalami mimpi buruk dan terasa sangat nyata.
Lambat dalam beraktivitas.
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan,
bahkan dosisnya yang terus meningkat, berpotensi menyebabkan kematian
akibat overdosis. Overdosis ditandai dengan munculnya gejala berupa:
Mual dan muntah.
Kesulitan bernapas.
Mengantuk.
Kulit dapat terasa dingin, berkeringat, atau panas.
Nyeri dada.
Penurunan kesadaran.
Tata Laksana
Melepaskan diri dari kecanduan NAPZA atau narkoba bukanlah
perkara mudah. Pasien harus memantapkan niat dan memperkuat
usaha dalam memperoleh hasil yang diinginkan. Terbuka dengan
keluarga dan kerabat sangat dianjurkan guna mempermudah proses
penanganan yang akan dilakukan.
Penanganan kecanduan akibat penyalahgunaan NAPZA pada
dasarnya dapat berbeda pada tiap orang, tergantung kondisi dan
NAPZA yang disalahgunakan. Perilaku ini harus segera
mendapatkan penanganan. Jika tidak, dapat membahayakan
kesehatan bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Rehabilitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menangani
kecanduan NAPZA. Pasien dapat mengajukan rehabilitasi pada
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang tersebar di banyak
daerah, terdiri dari rumah sakit, puskesmas, hingga lembaga khusus
rehabilitasi. Dengan mengajukan rehabilitasi atas kemauan dan
kehendak sendiri, sesuai dengan pasal 55 ayat (2) UU No. 35 tahun
2009 tentang narkotika, pasien tidak akan terjerat tindak pidana
Di Indonesia, rehabilitasi memiliki tiga tahap, yakni:
Detoksifikasi. Detoksifikasi adalah tahap di mana dokter
memberikan obat tertentu yang bertujuan untuk mengurangi gejala
putus obat (sakau) yang muncul. Sebelum pasien diberikan obat
pereda gejala, dokter terlebih dahulu akan memeriksa kondisinya
secara menyeluruh.
Terapi perilaku kognitif. Pada tahap ini, pasien akan dibantu
psikolog atau pskiater berpengalaman. Terapis terlebih dahulu akan
melakukan pemeriksaan kondisi guna menentukan tipe terapi yang
sesuai. Beberapa tujuan dilakukannya terapi perilaku kognitif, antara
lain adalah untuk mencari cara mengatasi keinginan menggunakan
obat disaat kambuh, dan membuat strategi untuk menghindari dan
mencegah kambuhnya keinginan menggunakan obat.
Bina lanjut. Tahap ini memungkinkan pasien ikut serta dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat. Pasien bahkan dapat kembali ke
sekolah atau tempat kerja, namun tetap dalam pengawasan terapis.

Anda mungkin juga menyukai