Belajar tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara itu ibarat kita belajar bercermin
pada diri sendiri jika kita diposisikan sebagai seorang siswa. Ketika kita belajar
· ingin belajar dengan merdeka secara lahir dan batin sesuai dengan
tentunya kita
kodrat kita sebagai anak yaitu senang bermain, senang dibimbing dengan rasa
kasih sayang, belajar dalam suasana nyaman dan tidak tertekan. Seorang siswa
adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana
pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan
intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya
dan mengikuti jalan kebaikan.
Melalui tiga semboyan Ki Hajar Dewantara, kita sebagai guru di masa
abad 21 ini harus bisa menerapkan tiga semboyan ini yaitu:
1.Ing ngarsa sung tuladha, di depan memberi contoh dan teladan. Sebagai
seorang guru saya akan berusaha untuk memberikan contoh dalam sifat,
perilaku, penampilan, tutur kata, dan sopan santun bagi anak didik saya.
1.Membekali bekal iman dan taqwa sesuai dengan agama masing-masing dan memantau
perkembangan siswa dalam menerapkan sikap yang mencerminkan Ketuhanan Yang Maha
Esa sehingga terwujud siswa yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia.
3. Melatih kemandirian anak agar mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam berbagai
keadaan
4. Merangsang dan membangkitkan semangat siswa untuk terus belajar sesuai bakat dan
minatnya
5. Membenahi lingkungan belajar agar kondusif untuk pembelajaran baik di dalam maupun
di luar kelas
Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara menjelaskan antara
Pendidikan dan pengajaran merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan. Pengajaran menurut Ki Hajar Dewantara merupakan
proses Pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup
anak secara lahir dan bathin. Pendidikan merupakan tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai berikut:
1.Tabula rasa : Ki Hajar Dewantara mengibaratkan “Anak bukan kertas kosong yang
bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa”. Anak lahir dengan kekuatan kodrat
yang masih samar-samar.
2. Menuntun : Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan.
3. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman : Ki Hajar Dewantara mengelaborasi Pendidikan
terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut: “Dalam melakukan
pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan
anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup
kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang
berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.
4. Budi Pekerti : Ki Hajar Dewantara menjelaskan keluarga menjadi tempat yang
utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi
seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna
bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).
Visi Guru Penggerak : “ Terwujudnya siswa yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkarakter, cerdas dan nasionalis dalam era globalisasi
Pertanyaan
1. Mengapa kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia pada siswa ?
2. Bagaimana solusi yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia siswa ?
Tindakan
1. Melakukan observasi dengan kuisioner yang berisi pertanyaan
penelusuran tentang kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia pada siswa
2. Memberi motivasi kepada siswa tentang manfaat beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
3. Bermusyawarah dengan kepala sekolah dan rekan guru.
4. Mencari referensi tentang peningkatan iman dan taqwa kepa Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
A-mbil Pelajaran (Discover)
Pertanyaan
1. Siapakah orang yang paling berhasil meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia siswa ?
2. Bagaimanakah dia menigkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia siswa ?
3. Aktifitas apa saja yang dilakukan untuk menigkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia siswa ?
4. Situasi seperti apa yang dapat menigkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia siswa ?
5. Keterampilan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia ?
Tindakan