Anda di halaman 1dari 9

KEKUASAAN

MENURUT BUDAYA JAWA


PERBEDAAN
ASPEK
BARAT JAWA
Sifat Abstrak Konkret
 bentuk hubungan antar  spiritual, misterius dan tak
manusia nyata

Sumber Majemuk Homogen


 berasal dari tipe dan sumber
yang sama

Jumlah Tidak terbatas Tetap


 jenis, jumlah, kualitas  bukan produk kekayaan,
tergantung perkembangan organisasi/paksaan fisik
iptek  Distribusi dan pemegang
dapat berubah

Tujuan Pelaksanaan kekuasaan Akumulasi kekuasaan

Berimplikasi pada moral Tidak berimplikasi pada moral


(baik-buruk)
Membutuhkan legitimasi Tidak membutuhkan legitimasi
Kraton sebagai pusat kerajaan
Raja sebagai pusat kekuatan kosmis numinus
• Besarnya monopoli kekuasaan • Aliran kekuasaan dari raja ke
• Ketenangan dan kesejahteraan kerajaannya bagaikan cahaya
rakyatnya lampu baca
• Ketenangan (kekuatan batin) • Kekuasaan dan hukum berasal
dari pribadi raja

Dunia, masyarakat dan alam adikodrati bagi dunia Jawa


merupakan suatu kesatuan.
Sifat-sifat yang melekat dalam kekuasaan dipandang dari dunia Jawa
antara lain:
Kekuasaan bersifat konkret Kekuasaan politik di mana kekuasaan adalah
bentuk “kesekten” (kekuatan yang sakti)

Kekuasaan itu homogen Uangkapan realitas yang sama, berasal dari


sumber dan kualitas yang sama.

Kekuasaan bersifat konstan Pemusatan kekuasaan di suatu tempat berarti


pengurangan kekuasaan di tempat lain.

Kesaktian pemimpin diukur Kekuasaan besar berarti wilayah kekuasaan yang


dari besarnya monopoli besar dan semakin eksklusif segala kekuatan
kekuasaan dalam kerajaannya berasal dari pemimpin (raja).

Kekuasaan nampak dalam Sikap tenang (alus): inti kemanusiaan yang


ketenangan beradab, kekuatan batin, dapat mengontrol
dirinya secara sempurna hingga memiliki
kekuatan batin.
Kekuasaan bersifat Cara memperoleh kekuasaan tidak dengan
matempiris cara empiris namun dengan pemusatan
tenaga kosmis (diberi/pengalaman
panggilan).
Kekuasaan hilang apabila Sikap pamrih: pemimpin mengikuti nafsu
pemimpin mulai dan mengejar kepentingan pribadi
menunjukkan pamrihnya (dikendalikan unsur-unsur eksternal).
Berdampak pada hilangnya kekuatan kosmik
pada dirinya.

Kekuasaan tidak Raja sebagai sumber kedaulatan dan sumber


diperlukan suatu hukum.
legitimasi Hukum tidak diperlukan sebagai syarat
legitimasi kekuasaan dan pembatasan
pemakaiannya.
Kekuasaan dinilai dari Hasil yang dicapai: rakyat sejahtera, adil, dan
hasil yang dicapai makmur
REFLEKSI
Bagaimana mahasiswa PSdK
menerapkan “ilmu politik”
dalam pemberdayaan
masyarakat, kebijakan sosial &
CSR?
Pemerintah

Masyarakat Sektor Swasta


Penggunaan kekuasaan dalam
pemerintahan.

Partisipasi perempuan dalam


musrenbang.

Distribusi dana/program CSR


dalam masyarakat.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai