Perjanjian Renville Dan Amb2
Perjanjian Renville Dan Amb2
Militer Belanda 2
RENVILLE AGREEMENT
Lokasi Perundingan
Waktu Pelaksanaan
Delegasi
PETA
Hasil Perundingan
KONSEP
Pro dan Kontra bagi warga Indonesia
Pasca Perjanjian
Kondisi Wilayah
Nama :
Najwa Septia BIlqis
XI IPA 2
Sejarah Indonesia
Presentasi
LOKASI PERUNDINGAN RENVILLE
DAN KTN
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi terbuka kepada Indonesia yang
menimbulkan reaksi hebat dari dunia internasional(Agresi Militer Belanda 1).
Dewan Keamanan PBB akhirnya menyetujui usul Amerika Serikat,bahwa untuk
mengawasi penghentian permusuhan harus dibentuk komisi jasa-jasa baik.
LOKASI PERUNDINGAN RENVILLE
DAN KTN
Richard Kirby
Dr.Frank
Graham
Paul Van Zeenland
Indonesia memilih Australia(diwakili oleh Richard Kirby). Sedangkan Belanda
memilih Belgia(diwakili oleh Paul Van Zeenland). Kedua negara yang terpilih itu
akhirnya menunjuk Amerika Serikat sebagai penengah(diwakili oleh Dr.Frank
Graham). Komisi PBB ini deknal dengan sebutan Komisi Tiga Negara(KTN). Tugas
nya membantu menyelesaikan sengketa antara Belanda dan Republik Indonesia
secara damai.
LOKASI PERUNDINGAN RENVILLE
DAN KTN
AGUS SALIM
Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Ali Sastroamidjojo
sebagai wakil ketua dengan anggota dr.Tjoa Siek Ien,Sutan Syahrir, H.Agus Salim,
Mr.Nasrun dan dua anggota cadangan masing masing Ir.Djuanda dan Setiadjid serta
32 orang penasehat.
Delegasi Belanda dipimpin oleh R.Abdul Kadir Widjojoatmodjo dan Mr.
H.A.L Van Vreedenburg sebagai wakil ketua dengan anggota Dr.P.J.Koets,
Mr.Ch.R.Soumokil., Tengku Zulkarnaen, Mr. Adjie Pangeran Kertanegara,
Mr.Masjarie, Thio Thian Tjiong, Mr. A.H. Ophuyzen, A.Th.Band sebagai
sekretaris.
HASIL PERJANJIAN
Perjanjian Renville ditandatangani kedua belah pihak baru ditandatangani pada
tanggal 17 Januari 1948.
Setelah perjanjian ini disetujui wilayah Indonesia semakin sempit,hanya “sebesar daun
lontar” mengutip istilah LetJen Soedirman.
Perkembangan keadaan setelah perundingan (Pasca
Perundingan)
Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-
wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke
Jawa Tengah. Divisi ini mendapatkan julukan Pasukan Hijrah oleh masyarakat Kota
Yogyakarta yang menyambut kedatangan mereka.
Perkembangan keadaan setelah perundingan (Pasca
Perundingan)
Latar Belakang
Jalannya
pertempuran
PDRI
Upaya Indonesia
Serangan umum
Dampak dan
Aftermath
LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia sudah memperhitungkan bahwa
sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya
untuk menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.
Untuk menghadapi kekuatan Belanda,maka dibentuk
Markas Besar Komando Djawa (MBKD) yang dipimpin
oleh A.H.Nasution Markas Resar Komando Sumatra
(MBKS) yang dipimpin oleh Kolonel Hidayat.
pada tanggal 18 Desember 1948, dr. Bell menyatakan
bahwa pihak Belanda tidak mengakui dan tidak terikat
lagi dengan perjanjian Renville sebab itu Belanda merasa
bebas menentukan sikap dengan Republik Indonesia,
pada 19 Desember 1948 dr. Beel mengawali aksi militernya
Kolonel TB Simatupang
dengan menyerbu ibu kota RI, Yogyakarta.
Pihak yang terlibat
VS
A.H NASUTION
Jalannya pertempuran
Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda melancarkan aksi militernya yang
kedua. Hasilnya dapat menguasai Ibukota RI di Yogyakarta. Belanda juga berhasil
menahan presiden, wapres, dan para pejabat pemerintahan sipil maupun militer
lainnya.
Pemerintah Darurat Republik Indonesia
di Bukittinggi
Sesuai dengan rencana yang telah
dipersiapkan oleh Dewan Siasat, yaitu
basis pemerintahan sipil akan dibentuk
diSumatera, maka Presiden dan Wakil
Presiden membuat surat kuasa yang
ditujukan kepada Mr. Syafruddin
Prawiranegara, Menteri Kemakmuran
yang sedang berada di Bukittinggi..
Tanggal 1 maret 1949 sekitar pukul 06:00 Letkol Soeharto langsung memegang
Komando meyerang ke pusat kota. Serangan umum ini ternyata sukses. Selama
enam jam(dari jam 06:00-12:00) Yogyakarta dapat diduduki oleh TNI. Walaupun
hanya sekitar enam jam pasukan Indonesia berhasil menduduki kota
Yogyakarta,namun serangan ini sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Selain
mengobarkan semangat rakyat kembali menunjukkan kepada dunia bahwa negara
Indonesia masih mempunyai kekuatan. Pada waktu itu di Yogyakarta ada beberapa
wartawan asing yang perananya sangat besar dalam menginformasikan keadaan
Indonesia kepada dunia.
Dampak Agresi Militer Belanda 2
Dampak dari Agresi Militer belandan II yang
dilakukan oleh bangsa Belanda terhadap republik
Indonesia adalah mengakibatkan hancurnya
beberapa bangunan penting di ibu kota Yogyakarta,
bahkan Yogyakarta yang pada saat itu sebagai ibu
kota Indonesia juga mampu dikuasai oleh Belanda.