2022
G5P4A0 34 th gravid 40-41 minggu dengan
Eklampsia dan HELLP syndrome
Vicklen S. Pesiwarissa
Pembimbing:
dr. Yohanes Niko Santoso Pambudi
BAB I: PENDAHULUAN
Latar belakang
Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), khususnya preeklampsia (PE), merupakan
salah satu masalah penting dalam ranah kesehatan masyarakat dan kedokteran
perinatal. 1
Preeklampsia merupakan penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas maternal,
yang didefinisikan sebagai hipertensi yang timbul setelah UK 20 minggu pada
wanita yang sebelumnya normotensi.1
Eklampsia adalah PE yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik yang bersifat
umum. 2
Dewasa ini, HDK telah diklasifikasikan sebagai subtipe
toksemia pada kehamilan yang terdiri atas satu atau lebih
gejala berupa hipertensi, proteinuria, dan ggn fungsi organ
selama kehamilan. 2
PE dan eklampsia kini berada pada angka 5-15% dan
Pasien ibu hamil rujukan dari PKM Kori dibawa ke IGD RSKW 12/07/2022
dengan keluhan kejang 4x di rumah dan 1x di PKM. Kejang seluruh tubuh
dengan durasi ± 1-2 menit dan sadar setelahnya. Keluhan tidak disertai nyeri
perut ingin melahirkan, nyeri kepala (+), nyeri ulu hati (+), dan pandangan
kabur (+). Keluhan lain seperti keluar lendir darah dan air-air disangkal, gerak
janin (+). Pasien hamil anak ke-5 dengan HPHT 29/09/2021 dan TTP
06/07/2022.
ANAMNESIS
Riwayat hipertensi selama kehamilan ini disangkal, namun ada riwayat kejang
dan BSC pada kehamilan sebelumnya (ke-4) IUFD (2017).
Saat di PKM pasien sudah dapat loading dose MgSO4 40%, Nifedipin 10 mg,
PCT 500 mg. Dan saat ini sementara terpasang IVFD RL + 6 gr MgSO4 40%
28 tpm.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : TSS
Kesadaran : Compos mentis,
Antropometri : BB= 38 Kg; TB= 158 cm ; IMT= 15.22 kg/m2
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg (di PKM 170/100 mmHg)
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,4oC
SpO : 95% room air
2
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo:
Kepala: Normocephal
I: bentuk dada normal, simetris keadaan
ODS: CA -/-, SI-/-, pupil bulat isokhor stasis maupun dinamis, retraksi sela iga (-)
P: NT (-)
3mm/3mm,
Per: Redup di basal paru +/+
Mulut: bibir sianosis (-) A: BND ves, rh +/+, wh -/-.
Cor: Ekstremitas:
I: IC tidak tampak AH, Reflex patella +/+, jejas (-), edema (-),
P: IC tidak teraba CRT < 2’’.
Per: TDE
Abdomen:
Supel, bising usus (+), NE (+)
STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Leopold I : Bulat, tidak melinting, TFU 30 cm, EFW= 1890 gram
bpm
Leopold III: Bulat, melinting kesan kepala, Konvergen
V/V : TAK
13/07/2022
PENUNJANG
RESUME
Pasien ibu hamil rujukan dari PKM Kori dibawa ke IGD RSKW
12/07/2022 dengan keluhan kejang 4x di rumah dan 1x di PKM. Kejang
seluruh tubuh dengan durasi ± 1-2 menit dan sadar setelahnya, keluhan
disertai nyeri kepala, nyeri epigastrium, dan pandangan kabur. Gerak
janin (+). Pasien hamil anak ke-5.
Saat di PKM pasien sudah dapat loading dose MgSO4 40%, Nifedipin 10
mg, PCT 500 mg. Dan saat ini sementara terpasang IVFD RL + 6 gr
MgSO4 40% 28 tpm.
1. Persiapan di VK
Pukul 21.05 WITA pasien tiba di VK
INSTRUKSI:
1.Pro Rontgen thorax
2.Tunggu hasil PCR
3.Cek DL, GDS, Ur, Cr, OT, PT, LED
4.Rawat bersama Interna
FOLLOW UP H2
3x500 mg tab PO
HDK: Keadaan dimana SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg pada 2x
pengukuran selang 1 jam atau lebih di lengan yang sama pada ibu dalam
keadaan istirahat dan yang sebelumnya normotensi.
KLASIFIKASI
Segala jenis gangguan hipertensi yang terjadi dalam kehamilan dibagi
menjadi:
1.Hipertensi Gestasional: New onset hipertensi mulai terjadi ≥ 20
organ dapat terjadi pada hipertensi kronis (tergantung derajat dan lama
hipertensi kronis) menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
KLASIFIKASI
HIPERTENSI GESTASIONAL
PU -
PU +
PE-EKLAMPSIA
HT KRONIS SUPERIMPOSED PE
ANATOMI
1 2
PATOGENESIS PE
THEORIES:
1.Kelainan vaskularisasi plasenta (Remodelling a. spiralis)
2.Iskemia plasenta & pembentukan oksidan
4.Adaptasi Kardiovaskuler
5.Defisiensi gizi
6.Stimulus inflamasi
PATOGENESIS PE
THEORIES:
1.Kelainan vaskularisasi plasenta (Remodelling a. spiralis)
2.Iskemia plasenta & pembentukan oksidan
4.Adaptasi Kardiovaskuler
5.Defisiensi gizi
6.Stimulus inflamasi
PATOGENESIS PE
THEORIES:
1.Kelainan vaskularisasi plasenta (Remodelling a. spiralis)
SEL
TROFOBLASEL Lapisan muskularis a.
SEL S TROFOBLA INVAS
TROFOBLA SEL S spiralis & jaringan matrix
S I
TROFOBLA sekitar a. spiralis
S HIPOKSIA
ISKEMIA
Peningkatan elastisitas dinding a. spiralis • TD MENINGKAT
PLASENTA
DILAT • TD normal
& • PENINGKATAN resistensi
KAKU
Memudahkan a. spiralis untuk distensi &
ASI
BAIK
•
•
Penurunan resistensi vaskuler
vaskuler
Peningkatan aliran darah UP
dilatasi • PENURUNAN aliran darah UP
PATOGENESIS PE
THEORIES:
1.Kelainan vaskularisasi plasenta (Remodelling a. spiralis)
2.Iskemia plasenta & pembentukan oksidan
4.Adaptasi Kardiovaskuler
5.Defisiensi gizi
6.Stimulus inflamasi
PATOGENESIS PE
THEORIES:
2.Iskemia plasenta & pembentukan oksidan
KEGAGALAN DISFUNGSI
REMODELLING A.
SPIRALIS ENDOTEL
SEL
SEL 1. Penurunan produksi
HIPOKSIA ENDOT
SEL ENDOT Prostasiklin (PGE2)
ISKEMIA
PLASENTA RUSAK
EL SEL
EL
ENDOT ENDOT 2. Peningkatan agregasi
EL EL trombosit
3. Peningkatan permeabilitas
kapiler
RADIKAL
MERUSA
Asam lemak 4. Peningkatan produksi bahan2
BEBAS vasopressor
PEROXIDA LEMAK
(RADIKAL
Penurunan kadar NO
K
5.
HIDROXILMembran sel
) Juga Nukleus &
Protein sel endotel
PATOGENESIS PE
THEORIES:
1.Kelainan vaskularisasi plasenta (Remodelling a. spiralis)
2.Iskemia plasenta & pembentukan oksidan
4.Adaptasi Kardiovaskuler
5.Defisiensi gizi
6.Stimulus inflamasi
1
3
1
2
PREEKLAMPSIA
Kriteria:
4.SF 2x1
DIAGNOSIS PE & PEB
1. UK ≥ 20 minggu Pembagian:
2. SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg + Preeklampsia ‘tanpa disertai gejala berat’
1.
3. Gangguan fungsi organ: Proteinuria (≥ 300 mg/24 jam Preeklampsia ‘dengan disertai gejala berat’ (PEB)
2.
atau dipstick ≥ +1)
4. Jika tidak ada proteinuria, HT dapat diikuti salah satu
dari 6 gejala gangguan organ berat.
PEB Pembagian:
SBP ≥ 160 mmHg atau DBP ≥ 110 mmHg disertai gejala 1. PEB tanpa impending eklampsia
ggn organ berat. PEB dengan impending eklampsia (PEB dengan gejala
2.
UK PE ≥ 37mgg, PEB ≥
• UK ≥ 34 mgg
34 mgg. • KPP/Inpartu
• Perburukan
maternal-fetal
DISKUSI
Saat dibawa ke IGD RSKW, pasien sudah diberikan loading dose
MgSO4, dan antihipertensi Nifedipin di PKM, MgSO4 sementara
diberikan dengan pemberian Alternatif 2.
……
Pasien ANC, UK 28 minggu dengan…
Preeklampsia
1. TD 140/90, Proteinuri (+1)
Preeklampsia
3. TD 140/90, Proteinuri (+4)
Gangguan autoregulasi
sistem sirkulasi serebral
Gejala Neurologis
4. Defisit memori, defisit persepsi visual, ggn status mental.
TERAPI
Prinsip: Hentikan kejang dan cegah kejang ulangan, cegah terjadinya
komplikasi eklampsia, stabilisasi meternal, lakukan terminasi disaat yang tepat.
1.Berikan O2 maternal & lindungi dari trauma fisik
midazolam)
3.Berikan antihipertensi (nifedipin atau metildopa) jika TD ≥ 160/110 untuk
cegah stroke.
4.Terminasi dilakukan setelah kondisi maternal yang stabil (vital sign ≥ 10)
TERAPI
EKLAMPSI
A
KRITERIA 1 2 3 Stabilisasi kondisi ibu
•Posisi MIKI
TDS 110-150 90-110 50-90 •Suplementasi O2 (8-10 lpm)
TDD > 200 140-200 100-140 •Fiksasi longgar ke tempat tidur untuk mencegah trauma dan fraktur
•Pasang sudap lidah
Nadi > 120 100-119 80-99 Atasi kejang dan cegah kejang ulangan
•Berikan MgSO4 sebagai lini I, jika menetap dapat diulang hingga lini
Temperatur > 40 38.5-40 < 38.4 II sampai black out anestesi
Atasi adanya hipertensi
Laju napas < 16/ > 30 Irregular 16-29 •Diberikan jika TD ≥ 160/110
• Kesadaran menurun
Skor Interpretasi • Fetal distress
Kondisi ibu dan janin baik
• Kesadaran menurun
Skor Interpretasi 14 • Fetal distress
Kondisi ibu dan janin baik
BOH (4),
≥ 10 Optimal untuk terminasi GrandeMP
Skor pelvik < 5 Skor pelvik ≥ 5
(4), BSC (8),
9 Pertimbangkan perlunya terminasi AGDO (8). KRST
skor 26! Gagal induksi Induksi oksitosin
≤8 Persalinan ditunda, stabilisasi
Terminasi perabdominam Terminasi pervaginam
4
4
4
8
= 26
2
8
KOMPLIKASI PE-E
1. HELLP Syndrome
2. Solusio plasenta
3. SH
4. Pneumonia aspirasi
5. Edema paru
6. DIC
7. Persalinan preterm
8. Fetal distress
9. Asfiksia
10. IUGR
11. IUFD
MgSO4
MgSO4 merupakan inhibitor kompetitif Ca2+ Indikasi:
dan dapat menempati reseptor NMDA, juga Untuk mencegah kejang pada PEB
adalah pilihan I untuk menurunkan kadar AcH. Untuk menghentikan kejang dan mencegah kejang
Sehingga tidak terjadi depolarisasi.
ulangan pada Eklampsia
Syarat pemberian:
Alasan penggunaan: Tidak mengganggu
1. Ada antidotum (Ca Glukonas 10%)
janin, tidak mempengaruhi kesadaran ibu.
2. Refleks patella ++/++
Oral
1. kelemahan otot, sedatif, henti napas, henti
jantung.
Parenteral:
2.
Dihentikan, bila:
Intravena: berikan dalam C ≤ 20%
Tanda intoksikasi (hilangnya reflex tendon,
1.
Jika lebih, mudah toksisitas dan henti napas, henti jantung)
Hipermagnesemia Setelah 24
2. jam pasca persalinan dgn
Eklampsia
Intramuskular: bisa diberikan hingga C Setelah 24 jam pasca kejang terakhir
3.
Penyerapan lambat
DEFINISI
Terminasi kehamilan
perabdominam. (Mode of Delivery disesuaikan indikasi
obstetrik dan kematangan serviks)
SITASI
4. Sirait AM. Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di
Indonesia dan Berbagai Faktor yang Berhubungan
(Riset Kesehatan Dasar 2007). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan Vol. 15 No. 2 April 2012: 103–
109.
5. Lam, Chun, et al. “Circulating Angiogenic Factors
in the Pathogenesis and Prediction of
Precelampsia”, Hypertension-Journal of the
American Heart Association, 2005;3(1)1-6.