Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS


Dosen Pengampu : Ns. Padila, S. Kep., M. Kep

Kelompok 4 :
1. Aditiya Noprianto (2014201017)
2. Bunga Lestari (2014201035)
3. Salsabillah Dhiva Ardhana (2014201034)
4. Ulfa Kartika Sari (2014201030)
5. Winda Syahbirah (2014201033)
A. DEFINISI

Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang seharusnya


terdapathanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga pelvis (Mary
Baradero dkk, 2005).
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan danpertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuhdi ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks,colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002).
Lanjutan

Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa
dengan sel-sellapisan uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga pelvis
diluar uterus. (Brunner &Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 1556 :
2002)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum
uterus. Bilajaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut
adenomiosis (adenometriosisinternal) sedangkan bila di luar uterus disebut
(endometriorisis ekterna).(Arif Mansjoer,Kapita Selekta, 381: 2001)
KLASIFIKASI

Ada 2 jenis endometriosis yaitu endometriosis interna dan ekterna.


Pada endometriosis interna ( adenomiosis ) terdapat di jaringan
endometrium didalam miometrium.
Pada endometriosis eksterna terdapat dijaringan endometrium di luar
uterus, seperti perimetrium,tuba falopo, ovarium ( paling sering), kandung kemih
dan permukaan rectum , ligament uterus, "cu-de-sac," septum recto-vaginal,
apendiks, usus. Kadang-kadang jaringan itu juga ditemukan didalam bekas
laparatomi, vagina, vulva, dan umbilicus. Dalam kepustakaan dipakai istilah
adenomulusis untuk endometriosis interna dan endometriosis untuk yang
eksterna.
ETIOLOGI

Suseptibilitas keluarga atau histerotomi


terbaru bisa menjadi faktor predisposisi.
Menstruasi retrogad (sel-sel endrometrium
bergerak mundur melalui tuba palopi
memasuki rongga abdomen). Penyebaran
melalui system limpatik dan peredaran
darah Autoimun.
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri
a. Dismenore sekunder
b. Dismenore primer yang buruk
c. Dispareuni / nyeri ovulasi
d. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian bawah abdomen selama siklus menstruasi.
e. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
f. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.
PATOFISIOLOGI

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibuatau


saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebihbesar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam
tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia
dapatmempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa
gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan selendometrium
biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar
estrogen dan progesteron dalam tubuh.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara


lain:
1. Uji serum
a. CA-125 : sensitifitas atau spesifisitas berkurang b. Protein plasenta 14 : mungkin
meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis
tidak diperlihatkan. c. Antibodi endometrial : sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
a. Ultrasound : dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan
sensitifitas 11% b. MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik c. Pembedahan : melalui
laparoskopi dan eksisi
PENATALAKSANAAN

Terapi untuk membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis, antara lain :


1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan
endometriosis akan mengalami regresi dan mati
2. Pembedahan
Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi
endometriosis
3. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis dari
endometriosis.
KASUS

Ny.C sudah menikah, pada usia 24 tahun dan mempunyai anak usia 1,5
tahun. Klien mengeluh nyeri pada daerah kuadran kiri bawah pada saat
menstruasi. Sekarang klien menggunakan alat kontrasepsi IUD, menstruasinya
biasanya banyak dari hari pertama sampai hari keempat, setiap hari klien ganti
pembalut lebih dari lima kali. Klien menceritakan bahwa selama kehamilan
klien tidak pernah merasakan nyeri. Rasa nyeri saat menstruasi dimulai ketika
klien berusia sekitar 18 tahun, klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
alkohol. Dari dokter klien di diagnosa endometriosi
PENGKAJIAN

a. Identitas Klien
Nama : Ny. C
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Status Kawin : Kawin
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Dx Medis : Endometriosis
Tanggal Masuk RS : 12 Desember 2021
Lanjutan

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. C
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Status Kawin : Kawin
Pekerjaan : Pengusaha
Hubungan dengan pasien : Suami
Lanjutan

b. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada daerah kuadran kiri bawah pada saat menstruasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Menstruasi yang dialami klien biasanya banyak dari hari pertama sampai hari
keempat, setiap hari klien ganti pembalut lebih dari lima kali.
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Klien menceritakan bahwa selama kehamilan klien bebas dari rasa nyeri. Rasa nyeri
saat menstruasi dimulai ketika klien berusia sekitar 18 tahun.
e. Riwayat penyakit lalu
Tidak ada
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


Keperawatan

1. DS : Klien mengeluh sakit Endometriosis Nyeri


pada perut bagian kiri bawah ↓
pada saat menstruasi Peningkatan respon thd FH dan
DO : Klien memegangi perut LSH
bagian kiri bawahnya sambil ↓
menunjukan ekspresi Menstruasi
kesakitan ↓
Kontraksi otot-otot rahim
Lanjutan

2. DS : Menstruasi yang dialami Endometriosis Syok hipovolemik


klien biasanya banyak dari ↓
hari pertama sampai hari Pendarahan pervagina masif
keempat saat menstruasi
DO : Setiap hari klien ganti
pembalut lebih dari empat kali

3. DS : Klien mengaku nyeri saat Endometriosis Gangguan pola


berhubungan seksual dengan ↓ seksual
suaminya. Nyeri pada pelvis
DO :
Lanjutan

4. DS : Klien mengaku Endometriosis Gangguan citra


rendah diri karena ↓ tubuh
tidak bisa hamil. Adhesi di tuba fallopii
DO : Klien murung, ↓
tidak ada kontak mata Gerakan spontan ujung-ujung fimbriae
dan sering menangis. ↓
Gerakan ovum ke uterus lambat

Ovum tertahan di saluran ekstra uterine

Infertil
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Nyeri akut b.d peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi d.d
mengeluh nyeri.

2 Syok hipovolemik b.d perdarahan massif pervaginam saat menstruasi d.d takanan
darah menurun

3 Gangguan pola seksual b.d rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual d.d
mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual

4 Gangguan citra tubuh b.b infertile d.d fungsi/struktur tubuh berubah/hilang


INTERVENSI
No. SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri
peluruhan pengkajian selama O:
endometrium 1x24 jam didapatkan - identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan kriteria hasil : intensitas nyeri
endometriosis - Keluhan nyeri - identifikasi skala nyeri
saat menurun - identifikasi respons nyeri non verbal-identifikasi faktor yang
menstruasi d.d - Meringis memperberat dan memperingan nyeri
mengeluh menurun T:
nyeri. - Gelisah menurun - berikan teknik nonfarmokologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Tekanan darah - kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri- fasilitasi
membaik istirahat dan tidur
E:
- jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- ajarkan teknik nonfarmokologis untuk mengurangi rasa nyeri
K:
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
O:
2. Syok Setelah
dilakukan - Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
hipovolemik b.d pengkajian selama meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, tugor kulit menurun, membawa
perdarahan 1x24 jam mukosa kering, volune urin menurun, hematokrit
massif didapatkan kriteria meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
pervaginam hasil : T:
saat menstruasi - Kekuatan nadi - Hitung kebutuhan cairan- Berikan posisi modified
trendelenbung- Berikan asupan cairan oral
d.d takanan meningkat E:
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral- Anjurkan
darah menurun - Frekuensi nadi
menghindari perubahan posisi mendadak
membaik K:
- Kolaborasi pemberian cairam IV isotonis (mis. NaCl, RL)
- Tekanan darah - Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa
membaik 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairam koloid (mis. albumin,
- Kadar HB Plasmanate)
membaik - Kolaborasi pemberian produk darah
3. Gangguan Setelah O:
pola seksual dilakukan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
T:
b.d rasa pengkajian
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan- Jadwalkan
nyeri saat selama 1x24 pendidikan kesehatan seksual kesepakatan
melakukan jam didapatkan - Berikan keselamatan untuk bertanya
hubungan kriteria hasil : - Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta
seksual d.d - Menunjukka pengaruh media
mengeluh n pendirian E:
sulit seksual - Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki-laki dan
perempuan
melakukan meningkat
- Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
aktivitas - Pencarian - Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
seksual dukungan - Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap
sosil aktivitas seksual
meningkat - Anjurkan orang tua menjadi edukator seksualitas bagi anak-
anaknya
- Anjurkan anak/remaja tidak melakukan aktivitas seksual diluar
nikah
4. Gangguan Setelah dilakukan O:
citra tubuh pengkajian selama - identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b.b infertile 1x24 jam didapatkan
- identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
d.d kriteria hasil :
terkait citra tubuh
fungsi/strukt - Melihat bagian - Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
ur tubuh tubuh meningkat isolasi sosial
berubah/hila - Verbalisasi T:
ng kehilangan bagian - Diskusikan kodisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
tubuh meningkat (mis. Luka, penyakit, pembedahan)
- Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh
- Respon nonverbal
secara realistis
pada perubahan - Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
tubuh membaik perubahan citra tubuh
- Hubungan sosial E:
membaik - Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan
citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra
tubuh
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI
Vol 3, No 1, Januari 2016 : 50 – 54

 Latar Belakang :
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada dalam rahim, dapat
ditemukan di bagian lain dalam tubuh. Secara klinis, penyakit ini dapat berkembang begitu seorang
wanita mencapai menars dan berlanjut ke masa remaja. Perkembangannya semakin jelas pada usia
reproduksi dan masih dapat ditemukan pada usia pasca menopause.
 Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita Endometriosis di Ruang
Rawat Inap RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung selama periode Januari 2011- Desember
2013.
 Metode Penelitian :
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survai deskriptif, terhadap Data
penelitian menggunakan sumber data sekunder dengan pendekatan cross sectional.
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI
Vol 3, No 1, Januari 2016 : 50 – 54

 Hasil :
Didapatkan hasil bahwasanya frekuensi usia terbanyak adalah usia 25>-50 tahun yaitu 32
kasus (68.1%). Dan terendah 15 kasus (31.9%) pada umur 15-<25. Frekuensi keluhan
terbanyak adalah keluhan disminore sebanyak 28 kasus (59,5%), yang terendah keluhan
dispareunia 4 kasus (8,5%). Frekuensi Lokasi terbanyak adalah lokasi internal 27 kasus
(57.4%). Sisanya 20 kasus (42.6%) pada lokasi external. Frekuensi Stadium terbanyak adalah
stadium I dengan 16 kasus (53,4%), dan yang terendah stadium III dan IV dengan 4 kasus
(13,3%). Frekuensi pengobatan terbanyak adalah pengobatan dengan obat-obatan 25 kasus
53,3%, dan yang terendah pengobatan dengan obat+operasi 6 kasus (12,7).
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI
Vol 3, No 1, Januari 2016 : 50 – 54

• Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan Umur


Penelitian yang telah dilakukan selama periode januari 2011 – Desember 2013 telah didapatkan hasil
bahwasanya penderita endometriosis paling banyak terjadi pada penderita dengan usia >25-50 tahun
yaitu 32 kasus atau 68.1%.
• Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan Lokasi
Penelitian yang telah dilakukan selama periode januari 2011 – Desember 2013 telah didapatkan hasil
bahwasanya penderita endometriosis paling banyak terjadi pada penderita dengan lokasi internal
dengan 27 kasus (57.4%). Dan didapatkan bahwasanya lokasi internal terbanyak terdapat pada pada
lokasi ovarium dengan 13 kasus (48,2 %), sedangkan lokasi external terbanyak terdapat di lokasi
Colon Sigmoid dengan 6 kasus (30 %),
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI
Vol 3, No 1, Januari 2016 : 50 – 54

• Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan Stadium


Penelitian yang telah dilakukan selama periode januari 2011 – Desember 2013 telah didapatkan hasil
bahwasanya penderita endometriosis paling banyak terjadi pada penderita dengan stadium I dengan
16 kasus (53,4%), Dari 47 sample inklusi hanya didapatkan 30 sample yang terdapat distribusi
frekuensi berdasarkan stadium
• Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan pengobatan
Penelitian yang telah dilakukan selama periode januari 2011 – Desember 2013 telah didapatkan hasil
bahwasanya penderita endometriosis paling banyak menggunakan pengobatan dengan obat-obatan
dengan 25 kasus 53,3%, Obat yang paling banyak menggunakan jenis Danazol dengan 15 kasus
(60%), frekuensi pengobatan operasi yang paling banyak menggunakan operasi laparoskopi dengan
10 kasus (62,5 %), dan frekuensi pengobatan obat + operasi yang paling banyak menggunakan obat
Agonis gnrh dengan 4 kasus (66,7 %), frekuensi pengobatan obat + operasi yang paling banyak
menggunakan operasi Laparoskopi dengan 4 kasus (66,6 %)
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI
Vol 3, No 1, Januari 2016 : 50 – 54

• Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:


1. Dari 47 kasus penderita endometriosis memperlihatkan paling banyak terjadi pada usia >25-50
tahun yaitu 32 kasus atau 68.1%. Dan sisanya berjumlah 15 kasus atau 31.9% pada umur 15-<25.
2. Distribusi frekuensi endometriosis berdasarkan keluhan yang paling banyak terjadi pada keluhan
disminore yaitu sebanyak 28 kasus (59,5%), dan yang terendah dengan keluhan dispareunia sebanyak
4 kasus (8,5%),
3. Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan Lokasi yang paling banyak terjadi pada lokasi
internal dengan 27 kasus (57.4%). Dan sisanya berjumlah 20 kasus (42.6%) pada lokasi external.
4. Distribusi Frekuensi EndometriosisBerdasarkan Stadium yang paling banyak terjadi pada stadium
I dengan 16 kasus (53,4%), dan yang terendah stadium III dan IV dengan 4 kasus (13,3%),
5. Distribusi Frekuensi Endometriosis Berdasarkan pengobatan yang paling banyak terjadi pada
pengobatan obat-obatan dengan 25 kasus 53,3%, dan yang terendah pengobatan dengan obat +
operasi 6 kasus (12,7)
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsir dan Hardibroto Iwan. 2007. Endometriosis. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Disitasi dari
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/12/ulcusendometriosis.html
Doenges, Marilynn.E.2001. Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC. Disitasi dari http://asuhan-
keperawatan
Nuary, derry. 2011. Asuhan Keperawatan Endometriosis. http://asuhan-kebidanan-
keperawatan.blogspot.com/2011/03/askep-endometriosis_1709.html.Diakses pada tanggal 10
Oktober 2011
Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2009. Hal: 78-316
Mochamad Anwar, Ilmu Kandungan Edisi 3, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2011. Hal: 239 3. Sexual and reproductive health, Tersedia dari : www.who.com diakses pada
tanggal 23 Oktober 2013
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/754/12189
TERIMAKASIH
WASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAH WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai