Anda di halaman 1dari 44

METODE PENDETEKSIAN PUPUK

PALSU SECARA CEPAT

NURJAYA

BALAI PENELITIAN TANAH


Badan Litbang Pertanian

Disampaikan pada Pelatihan Petugas Pengawasan Pupuk dan Pestisida


Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturan
Provinsi Sulawesi Tengah 7 - 11 Agustus 2018
PENDAHULUAN
Pengertian:
Pupuk adalah suatu bahan baik dalam bentuk organik
maupun anorganik yang bertujuan untuk menyediakan
hara yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
Fungsi Pupuk

1. Sumber hara tanaman


2. Meningkatkan ketersediaan hara tanaman
3. Perbaikan struktur tanah
4. Menstimulir pertumbuhan tanaman

Meningkatkan produksi tanaman


PEREDARAN DAN PENGGUNAAN PUPUK
Tahun Program Keterangan
1960 Bimas/Inmas (varietas unggul) Beredar Urea, ZA, TSP
1970 Impor KCl Beredar KCl
1984 Extensifikasi/Intensifikasi Swasembada beras

1991 Extensifikasi/Intensifikasi/ Levelling off


Diversifikasi
1998 Subsidi pupuk dihapus  Pupuk Urea, TSP, KCl
langka
 Produksi padi turun
 Pupuk masuk pasar
bebas
 Pupuk alternatif muncul

2000 Monitoring ppk di Jawa dan 81% pupuk palsu


Lampung
PEREDARAN DAN PENGGUNAAN PUPUK
Tahun Program Keterangan
2006 Permentan No.02/2006 Uji mutu/efektivitas ppk
Tentang Pupuk Pupuk Organik organik dan Pembenah
dan Pembenah Tanah Tanah
2007 Permentan No.08/2007 Uji mutu/efektivitas ppk
Tentang Syarat dan Tata Cara anorganik
Pendaftaran Pupuk Anorganik
2008 Permentan ttg pupuk hayati Uji mutu/eff ppk hayati

2008 Monitoring ppk di Jawa dan 55% pupuk tdk sesuai


Lampung label
2011 Permentan No.70/2011 ttg. Uji mutu dan uji
ppk organik, ppk hayati dan efektivitas
pembenah tanah
2011 Permentan No. 43/2011. ttg Uji mutu dan uji
syarat dan tata cara pend ppk efektivitas
anorganik
Apa benar terjadi pemalsuan
pupuk KOMPAS, JUMAT 7 NOPEMBER 2008
PENELITIAN KUALITAS PUPUK TH 2000
Provinsi Total Jml cth Jml cth
contoh sesuai* tdk sesuai **
Lampung 48 8 (17%) 40 (83%)
Jabar 35 7 (20%) 28 (80%)
Jateng 16 1 (6%) 15 (94%)
Jatim 30 8 (27%) 22 (73%)
Jumlah 129 24 (19%) 105 (81%)
*: Contoh pupuk sesuai bila kadar hara hasil pengukuran lab >
90% kadar hara dalam label.
** : Contoh pupuk tdk sesuai (palsu?) bila kadar hara hasil pengukuran
lab <90% kadar hara dalam label.
PENELITIAN KUALITAS PUPUK TH 2008
Lokasi Jumlah Sangat Sesuai2) Agak Tidak
contoh sesuai1) sesuai3) sesuai4)
Lampung 22 0 (0%) 11 (50%) 2 (9%) 9 (31%)
Jabar 44 1 (2%) 15 (34%) 5 (11%) 23 (52%)
Jateng 30 0 (0%) 15 (50%) 3 (10%) 12 (40%)
Jumlah 96 1 (1%) 41 (43%) 10 (10%) 44 (45%)

Untuk penetapan N, P, dan K terdapat 4 kriteria, yaitu: 1) 3 unsur sesuai,


2) 2 unsur sesuai, 3) 1 unsur sesuai, 4) tdk ada unsur sesuai. Sesuai bila
hasil lab > 90% dari nilai label.
Mengapa terjadi pemalsuan ?
■ Kebutuhan terus meningkat
■ Ketersediaan tidak tepat waktu
■ Ketidak tahuan petani
■ Disparitas harga
■ Perilaku tidak bertanggung jawab
■ Pengawasan
Bagaimana mengidentifikasi
pupuk?
Regulasi
Undang Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman
•Pasal 37:
1. Pupuk yang beredar di dalam wilayah negara RI wajib memenuhi
standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta diberi label
2. Pemerintah menetapkan standar mutu pupuk serta jenis pupuk yng
boleh diimpor
3. Pemerintah mengawasi pengadaan dan peredaran pupuk
4. Ketentuan mengenai tata cara pengawasan, pengadaan dan peredaran
pupuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah
Bagaimana pupuk dipalsukan?
KCl :
Garam + zat pewarna
Garam + serbuk batu + zat pewarna
Kalsium + garam + zat pewarna
ZA :
ZA dioplos dengan garam (1:3)
SP36 :
Kapur/P.Alam dibuat granul
NPK :
Pemalsuan Merek/kualitas mutu rendah
Mengidentifikasi pupuk tidak
sesuai dengan standar mutu
1. Fisik:
- Amati Bentuk
- Warna pupuk
2. Aroma pupuk
3. Label pada kemasan pupuk
4. Nomor pendaftaran
Pupuk KCl

Asli Palsu
Pupuk SP36

Sesuai standar mutu Tidak sesuai standar mutu


Contoh Pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang diragukan
kadungan haranya
Contoh Pupuk majemuk Phosphat dan pupuk NPK 15-15-15 yang
diragukan kadungan haranya
Contoh Pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang diragukan
kadungan haranya
Contoh pupuk organik merek Pesanggeng dengan kandungan
C-organik tidak sesai dengan permentan no 70/2011
Contoh pupuk Triple Super Phosphat (TSP) merek
Bellarusia
Nomor Pendaftaran Pupuk
Kode Jenis Pupuk:
01 = pupuk An-organik
02= Pupuk Organik
03 = Pupum Hayati
04 = Pembenaha Tanah
Kode Bentuk Formula Pupuk:
01 = Butiran (granular)
02 = Cair (liquid)
03 = Tepung (powdwer)
04 = Tablet
05 = Prill
06 = Batang (stick)
07 = Pelet
08 = Bentuk lainnya
Penjelasan nomor pendaftaran
pupuk
Contoh: 01.02.2015.200
Keterangan contoh:
01 = pupuk an-organik
02 = bentuk cair
2015 = tahun penerbitan
200 = nomor pendaftaran
Peraturan Menteri Pertanian
No. 36/Permentan/SR/10/2017

Pasal 46:
(1) Pemegang nonor pendaftaran yang tidak
mencantumkan seluruh keterangan yang
dipersyaratkan pada label kemasan sebagai mana
dimaksud dalam pasal 20 dan/atau tidak
melaporkan adanya perubahan pemegang nomor
Pendaftaran dikenakan sanksi pencabutan nomor
Pendaftran.
Pasal 21
Konsep label sebagai manan dimaksud dalam pasal 20
ayat (1) huruf f ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
paling kurang memuat:
a.nomor pendaftaran;
b.nama/merek dagang;
c.jenis;
d.kandungan hara;
e.Isi atau berat bersih
f.Masa edar;
g.Aturan pakai/cara penggunaan;
h.Kode produksi
i.Nama dan alamat produsen untuk barang produksi dalam negeri;
j.Nama dan alamat produsen atau importir
k.Negara pembuat
l.Petunjuk penggunaan
Regulasi
Undang Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman
•Pasal 37:
1. Pupuk yang beredar di dalam wilayah negara RI wajib memenuhi
standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta diberi label
2. Pemerintah menetapkan standar mutu pupuk serta jenis pupuk yng
boleh diimpor
3. Pemerintah mengawasi pengadaan dan peredaran pupuk
4. Ketentuan mengenai tata cara pengawasan, pengadaan dan peredaran
pupuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah
Undang Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman
•Pasal 60:
(1) Barang siapa dengan sengaja:
a. mengumpulkan plasma nutfah tdk berdasarkan izin;
b. mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yg blm dilepas;
c. mengedarkan benih bina tdk sesuai label;
d. mengeluarkan atau memasukan benih ke wilayah RI tanpa izin;
e. Menggunakan sarana perlindungan menggangu kesehatan/kerusakan
lingkungan;
f. Mengedarkan pupuk yang tidak sesuai dengan label sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1);
g. mengedarkan pestisida tdk terdaftar;
h. tidak memusnahkan pestisida yang dilarang peredarannya;
i. Melanggar ketentuan pelaksanaan Pasal 16.
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp. 250.000.000., (dua ratus lima puluh juta rupiah)
Bentuk pupuk yang tidak susuai
dengan standar mutu

• Pupuk bentuk padatan: 75 %


- Tunggal: 70 %
- Majemuk: 80 %
• Pupuk bentuk Cair: 90 %
Unsur hara dalam pupuk yang tidak
sesuai dengan standar mutu

55%
N= 63%
K2 O =
51%
P2O5 =
2. Analisis Laboratorium:
(Permasalahan)
- Laboratorium terbatas
- Memerlukan waktu lama
- Biaya analisis relatif mahal
Perlu Alat Bantu

1. Mudah digunakan
2. Biaya analisis relatif murah
3. Tingkat akurasi relatif tinggi

PUP (Perangkat Uji Pupuk)


Apa itu Perangkat Uji Pupuk ?
Alat bantu analisa kadar hara
pupuk secara cepat di lapangan

Dapat digunakan oleh pengawas


pupuk, pelaku pasar dan petani.
1 unit PUP terdiri atas pengekstrak,
peralatan penunjang, bagan warna
Manfaat PUP:
•Membantu untuk mengetahui kualitas
pupuk di lapangan secara cepat, praktis,
murah, dan tepat.
•Dapat digunakan oleh pengawas pupuk
•Mengurangi peredaran pupuk palsu di
lapangan
Perbandingan antara pengukuran dengan PUP dan
analisa rutin di laboratorium

Laboratorium Rapid Soil Test Kit


 Prosedur baku/lama  Prosedur cepat
 Mengekstrak berbagai  Hanya mengekstrak satu
bentuk hara unsur hara
 Berbagai jenis bahan  Bahan kimia asam/
kimia basa/garam lemah
 Pengukuran dengan alat  Pengukuran secara
canggih : AAS kolorimetri/warna/endapa
 Angka kuantitatif n
 Angka semi kuantitatif
Cara Penetapan Hara N
• Contoh pupuk dengan takar kecil
(0,25 g), masukan tabung sentrifuse
• Tambah 2,5 ml pereaksi N-1
• Diamkan 10 menit, tambah dengan
air sampai volume menjadi 50 ml.
• Kocok sampai homogen
 Pupuk lainnya: Ke tabung reaksi masukan
1,0 ml ekstrak jernih (prosedur 1)
 Jenis pupuk urea: Ke tabung reaksi
masukan 0,5 ml ekstrak jernih (Prosedur 2)
 Tambahkan 4,5 ml air, dikocok, tambah 1
ml pereaksi N-2.
 Tambahkan 1 ml N-3 dng pipet tetes,
tambah 0,05 g N-4, kocok.
 Biarkan 25-30 menit, sambil dikocok 3-4
kali.
 Kalau sudah tidak ada gelembung atau
sudah jernih, tambahkan 1 ml N-5 dengan
pipet tetes.
 Warna dicocokkan dengan bagan warna
Gradasi warna persentase N dalam uji N
pupuk

Pros. 1 2,5 % N 5% N 10% N 15% N >20% N


Pros. 2 30% N >40% N
Cara Penetapan Hara P
• Masukan 0,25 g contoh pupuk halus ke
dalam tabung sentrifuge
• Tambahkan 5 ml pereaksi P-1 sampai
volume 5 ml,
• Kocok sampai larut, bila ada gas CO2
(buih) biarkan sampai habis gelembung-
gelembungnya
• Tambahkan air sampai 50 ml.
• Kocok sampai homogen.
• Biarkan sampai jernih atau disaring
Cara Penetapan Hara P
(Lanjutan)
• Dalam tabung reaksi vol. 15 ml, campurkan 5
ml pereaksi P-2 dan 5 ml P-3.

• Kocok sampai homogen.

• Tambahkan 0,5 ml ekstrak jernih ke dalam


campuran P-2 dan P-3.

• Tutup dan dikocok sampai homogen.

• Setelah 2-5 menit, bandingkan warna yang


timbul dengan bagan warna P.

• Catatan: pupuk yang mengandung >40% P2O5


diencerkan 2 kali
Gradasi warna dalam uji P dan persentase P
dalam uji P pupuk

2,5 % P2O5 5 % P2O5 10 % P2O5 15 % P2O5 20 % P2O5


Cara Penetapan Hara K
• Masukkan 2,5 g pupuk ke dalam
tabung sentrifuge
• Tambah pereaksi K-1 sampai
volume 7,5 ml
• Kocok sampai semua pupuk larut
• Tambahkan air sampai vol
menjadi 50 ml
• Kocok sampai homogen, tunggu
larutan menjadi jernih atau
disaring.
Cara Penetapan Hara K (Lanjutan)

• Ke tabung reaksi masukkan 3 ml K-2.


• Tambahkan ekstrak contoh tetes
demi tetes.
• Jumlah tetes yang ditambahkan
dihitung sampai menghasilkan
endapan putih.
• Kadar K2O pupuk (%) = jumlah tetes
sampai menghasilkan endapan putih
lalu dicocokkan dengan tabel
Perbandingan volume ekstrak dengan pereaksi
untuk kadar K2O dalam Uji pupuk K

No. Uji Pereaksi K-2 (ml) Ekstrak pupuk % K2O

1 3 3 tetes > 50
2 3 0,5 ml 40
3 3 1,0 ml 30
4 3 2,0 ml 20
5 3 4,5 ml 15
6 3 7,0 ml <10
44

Anda mungkin juga menyukai