Anda di halaman 1dari 10

KOMUNITAS ANAK PUNK DI TANA TORAJA

PELTYANI RATU SANGGA


220015301029
PENDAHULUAN

Punk adalah sebuah komunitas yang di kenal dari hal fashion yang
di kenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti
potongan rambut mohawk dan di warnai dengan warna-warna yang
terang, tidak semua memakai sepatu boots, hiasan rantai, berpakaian
hitam, jaket kulit, celana jeans ketat, dan baju yang lusuh. Kelompok
punk awal sangat terobsesi pada radikalisme historis dan kontemporer,
mereka cenderung hanya sekedar memanfaatkan berbagai imaji dan
kutikan dari para intelektual sayap kiri maupun kanan untuk
menprovokasi dan menggemparkan public. Bagi kebanyakan orang,
perilaku sosial dan kelompok punk ini dinilai negatif dan seringkali
bermasalah dengan hukum maupun norma-norma sosial yang ada di
masyarakat sekitar, tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok punk telah
mewabah di masyarakat kita, seperti halnya di Tana Toraja, Sulawesi
Selatan, dan bahkan daerah-daerah lainnya. Mereka sering berkumpul
di Makale tepatnya di Pasar seni makale, atau pun patung peluru yang
ada di tengah-tengah kota Makale.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana gambaran komunitas anak Punk di Tana Toraja ?


2. Faktor apa saja yang mendorong seseorang masuk kedalam komunitas
anak Punk di Tana Toraja ?
TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui Gambaran komunitas anak punk di Tana Toraja


2. Mengambarkan faktor penyebab seseorang masuk dalam komunitas
anak punk
TEORI
Dalam Pertemuan pertama dengan Klien yang bertempat di Makale
Tana Toraja dengan masalah yang di temukan oleh Konselor yaitu pemuda
jalann (anak Punk) mereka belum bisa menerima diri mereka sendiri baik
dalam masyarakat dan juga dalam keluarganya, mereka bercerita bahwa
mereka belum memahami seperti apa klien akan di terima dalam keluarga
dan juga dalam masyarakat, Maksudnya ialah bahwa bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesutu dan segala situasi dalam kegagalan maupun
keberhasilan, kesulitan maupun tantangan termasuk setiap proses yang kita
alami. Dalam hal ini konselor menggunakan pendekatan atau teknik
Spiritual dimana di dasari dalam Roma 8:28 bahwa Allah Turut bekerja
dalam segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan
Kemudian Pertemuan ke-2 dengan klien sama halnya dengan masalah
yang di alami di pertemuan pertama dengan klien, namun pada pertemuan
kedua ini pendekatan baru yang di berikan kepada klien oleh konselor yaitu
pendekatan theology (mendengarkan khotbah singkat). Dan dari beberapa
dari mereka sudah mulai secara perlahan melakukan tradisi keagamaan,
mereka mulai mengenal dan menerima diri mereka secara bertahap, dengan
menanamkan dalam diri mereka bahwa mereka harus membawa diri mereka
kedalam zona nyaman mereka dan menerima keadaan yang seharusnya
mereka jalani. Pada pertemuan awal dengan beberapa klien, konselor
menemukan masalah yang klien hadapi dan gumuli, mereka menceritakan
dan kmudian konselor evaluasi kmbli apa yg di hadapi oleh klien, dan
ternyata konselor mengambil kesimpulan bahwa mereka kurang menerima
diri mereka dan juga spiritualnya mereka, dengan pertemuan santai dan
juga diskusi mengenai mereka, mereka terbuka..
Kemudian hari berikutnya klien dengan semangatnya datang dan kmudian
sharing lagi terhadap layanan konseling yang di mana penerimaan diri dan
juga spiritual mereka. Dimana mereka sudah ada mulai melakukan rutinitas
keagamaan, dan terakhir bertemu dengan mereka sikap mereka sudah beda
di bandingkan dengan pertemuan awal. Awal mereka malu2 dan sudah
beberapa hari berjalan mereka mulai menyatakan diri mereka bahwa INI
SAYA APA ADANYA, dan juga spiritual mereka sudah mulai Kelihatan.
Meskipun konselor tidak bisa menunjukkan foto, tpi luar biasa mereka
berproses untuk mereka menerima diri mereka sendiri
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil asesmen yang di lakukan oleh konselor yaitu klien
hanya ingin di akui dengan melalui proses itu mereka juga bisa menerima
diri mereka sendiri, akan tetapi yang menjadi rumah untuk mereka yaitu
keluarga namun justru masa bodoh, dan kemudian mereka,
Mencari rumah lain, dan bertemulah mereka dengan komunitas anak Punk,
dimana di sana mereka bebas melakukan hal yang belum di dapat dalam
rumah yang seungguhnya, sehingga mereka hanya buuth di dampingi untuk
bisa kembali menerima diri mereka sendiri dan kemudian peningkatan
spiritual mereka semakin mereka tingkatkan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai