PERBANDINGAN KADAR LEUKOSIT URIN PADA PENCABUTAN KATETER DAN

TINGKAT KENYAMANAN MENURUT AGARWAL SISTEM SKORING PADA 6 JAM

DAN 24 JAM PASCA OPERASI PROLAPS ORGAN PANGGUL

Oleh: dr. Fadhilah Ramadhani Anwar (C055202013)

PEMBIMBING :
Dr.dr. Trika Irianta, Sp.OG(K)
Dr.dr. St. Nur Asni, Sp.OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
 Prolaps organ panggul merupakan penyakit akibat penurunan
struktur panggul ke dalam vagina karena kelemahan ligamen
LATAR BELAKANG
atau otot.

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Mempengaruhi 41-50% perempuan di atas usia 40 tahun

RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN Pilihan manajemen POP simtomatik = observasi, pelatihan otot dasar
panggul, dukungan mekanis (pessarium), dan pembedahan.

MANFAAT
PENELITIAN
 12% dari semua perempuan menjalani operasi
LATAR BELAKANG rekonstruksi dasar panggul akibat POP.

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Operasi rekonstruksi vagina pada POP menimbulkan
komplikasi pascaoperasi, seperti demam, retensi urin, dan
infeksi saluran kemih.
RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN
Retensi urin setelah histerektomi untuk penyakit jinak
berhubungan dengan de-aferensiasi dinding kandung kemih
atau leher kandung kemih.
MANFAAT
PENELITIAN
 Kateterisasi kandung kemih transurethral digunakan untuk
mengontrol keluaran urin, mengurangi kemungkinan cedera
LATAR BELAKANG
kandung kemih, dan mencegah retensi urin pascaoperasi POP.

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Pada bulan Maret 2014, sekelompok ahli internasional berkumpul
dengan tujuan mengembangkan pedoman Enhanced Recovery After
Surgery (ERAS) untuk operasi ginekologi.
RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN Pedoman ginekologi ERAS telah membantu mengintegrasikan
pengetahuan ke dalam praktik perawatan perioperatif.
MANFAAT
PENELITIAN
 Ringkasan komponen pedoman umum ditampilkan dalam
gambar 1 (Pedoman ginekologi ERAS). Pedomen post-operatif
mencakup pencabutan segera drainase urin atau kateter urin
LATAR BELAKANG

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN

MANFAAT
PENELITIAN
 Pelepasan kateter secara langsung (pelepasan dini) berkaitan dengan
mobilisasi dini setelah operasi, mempercepat pemulihan,
LATAR BELAKANG
mengurangi infeksi saluran kemih, dan menurunkan morbiditas.

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Pelepasan dini kateter urin dapat dilakukan pada 24 jam, 12
jam, 6 jam, atau segera setelah operasi.
RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN Namun, waktu optimal waktu pelepasan dini kateter urin yang
optimal masih belum jelas.
MANFAAT
PENELITIAN
 Pelepasan kateter urin 24 jam pasca operasi dipilih berkaitan
LATAR BELAKANG dengan rendahnya risiko kejadian retensi urin pasca operasi

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Pelepasan kateter urin 6 jam setelah pasca operasi POP tanpa
komplikasi berhubungan dengan peningkatan kecepatan mobilitas
pasien dan menurunkan risiko infeksi saluran kemih.
RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN
Pemasangan kateter urin berdampak pada aspek fisik, pasien
merasa terhambat pergerakannya, meningkatkan risiko
infeksi, nyeri, ketidaknyamanan, dan iritasi.
MANFAAT
PENELITIAN
 Ketidaknyamanan sering terjadi saat pemasangan kateter dan
juga pelepasan kateter.

LATAR BELAKANG
Mekanisme yang berkaitan dengan waktu pelepasan kateter urin,
leukosit yang terkandung pada urin dan kenyamanan pasien
masih belum jelas.
KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

Peneliti membandingkan kadar leukosit urin pada pencabutan

RUMUSAN kateter dan tingkat kenyamanan menurut agarwal sistem
MASALAH
skoring pada 6 jam dan 24 jam pasca operasi POP.

TUJUAN
PENELITIAN Penelitian ini dapat berkontribusi dalam menetapkan waktu
optimal pelepasan kateter pasca operasi POP dari aspek subjektif
dan objektif dari pasien.
MANFAAT
PENELITIAN
 Ketidaknyamanan sering terjadi saat pemasangan kateter dan
juga pelepasan kateter.

LATAR BELAKANG
Mekanisme yang berkaitan dengan waktu pelepasan kateter urin,
leukosit yang terkandung pada urin dan kenyamanan pasien
masih belum jelas.
KERANGKA TEORI
DAN KONSEP
Peneliti membandingkan kadar leukosit urin pada pencabutan
kateter dan tingkat kenyamanan menurut agarwal sistem
RUMUSAN skoring pada 6 jam dan 24 jam pasca operasi POP.
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN

MANFAAT
PENELITIAN
 KERANGKA TEORI

LATAR BELAKANG

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN

MANFAAT
PENELITIAN
 KERANGKA KONSEP
LATAR BELAKANG

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

RUMUSAN
MASALAH

TUJUAN
PENELITIAN
Variabel dependen Hubungan variabel terikat

Variabel independen Hubungan variabel perancu

v
MANFAAT Hubungan variabel bebas
PENELITIAN Variable antara
Variabel perancu
LATAR BELAKANG

1. Bagaimana perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan

kateter dan tingkat kenyamanan menurut agarwal sistem skoring dalam
KERANGKA TEORI kurun waktu 6 jam pasca operasi POP di RS?
DAN KONSEP

2. Bagaimana perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan

RUMUSAN kateter dan tingkat kenyamanan menurut agarwal sistem skoring dalam
MASALAH
kurun waktu 24 jam pasca operasi POP di RS?

TUJUAN
PENELITIAN 3. Bagaimana perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan
kateter dan tingkat kenyamanan menurut agarwal sistem skoring
antara kurun waktu 6 jam dan 24 jam pasca operasi POP di RS?
MANFAAT
PENELITIAN
 TUJUAN UMUM
LATAR BELAKANG Mengetahui perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan kateter dan tingkat
kenyamanan menurut agarwal sistem skoring pada 6 jam dan 24 jam pasca operasi POP di
RS Jejaring PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

TUJUAN KHUSUS
RUMUSAN • Mengukur perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan kateter dan tingkat
MASALAH
kenyamanan menurut agarwal sistem skoring dalam kurun waktu 6 jam pasca operasi
POP di RS.
TUJUAN • Mengukur perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan kateter dan tingkat
PENELITIAN kenyamanan menurut agarwal sistem skoring dalam kurun waktu 24 jam pasca operasi
POP di RS.
MANFAAT • Mengetahui perbandingan kadar leukosit urin pada pencabutan kateter dan tingkat
PENELITIAN kenyamanan menurut agarwal sistem skoring antara kurun waktu 6 jam dan 24 jam
pasca operasi POP di RS.
 MANFAAT KEILMUAN MANFAAT APLIKASI

LATAR BELAKANG

KERANGKA TEORI
DAN KONSEP

Memberikan Sebagai data dasar Waktu Menetapkan

RUMUSAN dan acuan bagi
MASALAH informasi ilmiah penelitian pencabutan waktu optimal
perbandingan kadar kateter pasca pelepasan
leukosit urin pada operasi kateter pasca
pencabutan kateter
TUJUAN dan tingkat
berpotensi operasi POP
PENELITIAN kenyamanan dalam dari aspek
menurut agarwal memperkirakan subjektif dan
sistem skoring pada 6 hasil yang baik objektif dari
jam dan 24 jam
pasca operasi POP. pasien.
MANFAAT
PENELITIAN
 REFERENSI
1. Vergeldt TFM, Weemhoff M, IntHout J, Kluivers KB. Risk factors for pelvic organ prolapse and its recurrence: a sistematic review. Int Urogynecol J. 2015;26(11):1559–73.
2. Abhyankar P, Uny I, Semple K, Wane S, Hagen S, Wilkinson J, et al. Women’s experiences of receiving care for pelvic organ prolapse: A qualitative study. BMC Womens Health. 2019;19(1):1–
12.
3. Aboseif C, Liu P. Pelvic Organ Prolapse. StatPearls Publ LLC. 2021;
4. ACOG Practice Bulletins. Clinical Management Guidelines for Obstetrician – Gynecologists. Obstet Gynecol [Internet]. 2020;133(76):168–86.
5. Chung S-H, Kim W Bin. Various Approaches and Treatments for Pelvic Organ Prolapse in Women. J Menopausal Med. 2018;24(3):155.
6. Kuncharapu I, Majeroni BA, Johnson DW. Pelvic organ prolapse. Am Fam Physician. 2010;81(9):1111–7.
7. Carter-Brooks CM, Zyczynski HM, Moalli PA, Brodeur PG, Shepherd JP. Early Catheter Removal after Pelvic Floor Reconstructive Surgery: A Randomized Trial. Obstet Gynecol Surv.
2018;73(11):627–9.
8. Bhadana P. Pelvic Organ Prolapse: Examination and Assessment. Low Urin Tract Dysfunct - From Evid to Clin Pract. 2020;1–13.
9. Castillo-Pino E, Benavides N, Acevedo V, Alonso V. Removal time of postoperative vesical catheter in utero-vaginal prolapse surgery: A comparative study. Pelviperineology. 2021;40(2):103–8.
10. Ahmed MR, Sayed Ahmed WA, Atwa KA, Metwally L. Timing of urinary catheter removal after uncomplicated total abdominal hysterectomy: A prospective randomized trial. Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol [Internet]. 2014;176(1):60–3. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ejogrb.2014.02.038
11. Fattah ANA, Santoso BI. Urinary catheterization in gynecological surgery: When should it be removed? Med J Indones. 2013;22(3):183–8.
12. Hakvoort R, Elberink R, Vollebregt A, Al. E. short term catheterisation after vaginal prolapse surgery increased recatheterisations, but reduced urinary tract infections, duration of catheterisation,
and hospital stay. BJOG. 2004;111(April):828–30.
13. Ljungqvist, Olle., Francis NK. Urman RD. Enhanced Recovery After Surgery (ERAS). Boston: Springer. 2020
14. Sandberg EM, Twijnstra ARH, van Meir CA, Kok HS, van Geloven N, Gludovacz K, et al. Immediate versus delayed removal of urinary catheter after laparoscopic hysterectomy: a randomised
controlled trial. BJOG An Int J Obstet Gynaecol. 2019;126(6):804–13.
15. Agustiani S, Dewi A. Fulfillment Of Safety And Comfort Needs In Urinary Catheter Patients : Literature Review. IJNP (Indonesian J Nurs Pract. 2020;4(2):77–86.
16. Chen S fen, Wang P-H, Kuo S-C, Chen Y-C, Sia H-J, Lee P-H, et al. Early and Standard Urinary Catheter Removal After Gynecological Surgery for Benign Lesions: A Quasi-Experimental
Study. Clin Nurs Res. 2021;
17. Ethimiou I, Skrepetis K. Prevention of recurrent urinary tract infections. Open Sci INTECH. 2013;8(2):111–6.
TERIMA KASIH