Anda di halaman 1dari 8

TEORI TENTANG UANG

DALAM EKONOMI ISLAM


KELOMPOK 4
RISNA
MASDAYAINI
FITRIANA NUR AKBAR
M. FAHRUL FARHAN
ANGGI DESWITA
ADI JIBRAN
PENGERTIAN UANG
• Menurut ekonomi islam
Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu, pengertiannya ada
beberapa makna yaitu: al-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham,
membedakan dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai.
• Menurut fuqaha
Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tapi mencakup
seluruh jenisnya dinar, dirham dan fulus.Untuk menunjukkan dirham dan dinar mereka
mengunakan istilah naqdain. Namun mereka berbeda pendapat apakah fulus termasuk dalam
istilah naqdain atau tidak.Menurut pendapat yang mu’tamad dari golongan Syafi’iyah, fulus
tidak termasuk naqd, sedangkan Mazhab Hanafi berpendapat bahwa naqd mencakup fulus.
• Pengertian uang secara konvensional atau kontemporer yaitu:
 Menurut Robertson, uang adalah segala sesuatu yang diterima umum sebagai alat
pembayaran barang-barang.
 Menurut R.S Sayes mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang diterima umum untuk
membayar hutang.
 Menurut Albert Gailort Hart, uang adalah kekayaan yang mana pemiliknya dapat melunaskan
hutangnya dalam jumlah yang tertentu pada waktu itu juga.
SUMBER HUKUM UANG

AL- QUR’AN
Uang di dalam ekonomi Islam merupakan sesuatu yang diadopsi dari peradaban Romawi dan Persia. Ini
dimungkinkan karena penggunaan konsep uang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dinar adalah
mata uang emas yang diambil dari romawi dan dirham adalah mata uang perak warisan peradaban Persia.
Perihal dalam Al-Qur‟an dan hadis kedua logam mulia ini, emas dan perak, telah disebutkan baik dalam
fungsinya sebagai mata uang. Misalnya dalam surat At-Taubah ayat 34 disebutkan:

‫َب َو ۡٱلفِضَّةَ َواَل‬ َ ‫ين يَ ۡكنِ ُز‬


َّ ‫ون‬
َ ‫ٱلذه‬ َ ‫يل ٱهَّلل ۗ ِ َوٱلَّ ِذ‬ ُ َ‫اس بِ ۡٱل ٰبَ ِط ِل َوي‬
ِ ِ‫ص ُّدونَ عَن َس ب‬ َ ُ‫ان لَيَ ۡأ ُكل‬
ِ َّ‫ون َأمۡ ٰ َو َل ٱلن‬ ِ َ‫ير ا ِّم َن ٱَأۡل ۡحب‬
ِ َ‫ار َوٱلرُّ ۡهب‬ َ ‫● ۞ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ٗ ِ‫ين َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َّن َكث‬
٣٤ ‫ب َألِ ٖيم‬ٍ ‫يل ٱهَّلل ِ فَبَ ِّش ۡرهُم بِ َع َذا‬ِ ِ‫يُنفِقُونَهَا فِي َسب‬
● Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orangorang alim Yahudi
dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih.”( Qs.At-Taubah Ayat 34)
HADIS

Di zaman Rasulullah SAW uang yang berlaku adalah dinar dan dirham hal ini tercermin
Dalam haditsnya dari Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu „anhu tentang zakat uang dinar dan
dirham, beliau mengatakan:

“Dari „Ali R.A. dari Nabi SAW bersabda “Jika kamu memiliki 200 dirham, dan sudah
Disimpan selama satu tahun maka wajib dizakati 5 dirham. Dan tidak ada kewajiban
zakat emas, sampai kamu memiliki 20 dinar. Jika kamu punya 20 dinar dan telah
disimpan selama setahun maka kewajiban zakatnya 1/2 dinar”
Uang barang (commodity
money)

Uang kertas (token money) Uang logam (metalic


atau an-nuqûd al- JENIS-JENIS UANG money).
waraqiyyah

Uang bank (bank money)


atau an-nuqûd al-
musyarraffiyah
PEMBERDAYAAN UANG DALAM EKONOMI ISLAM
Al-qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber acuan Ekonomi Islam telah mengatur, bahwa:
a. Manusia merupakan khalîfah Allah
b. Manusia adalah pemakmur di bumi
c. Manusia diberi kebebasan untuk bermuamalah selama tidak melanggar ketentuan syari'ah
d. Kekayaan (uang) merupakan nikmat dan amanah dari Allah dan tidak dapat dimiliki secara mutlak
e. Di dalam harta (uang) seseorang terdapat bagian bagi agama dan sosial

Selain dari prinsip-prinsip di atas, Islam juga mengatur tata cara memberdayakan uang sebagai harta
yang merupakan amanah dari Allah SWT:
a. Menentukan Prioritas Pemanfaatan Harta (uang)
b. Menghindari Tabdzîr dan Isrâf dalam menggunakan harta (uang)
c. Pengeluaran harta (uang) untuk Agama dan Sosial (ad-diniyah dan alijtimâ‟iyah)
UANG DALAM PERSPEKTIF TOKOH EKONOMI
ISLAM
Uang dalam pespektif ekonomi islam adalah alat untuk masyarakat banyak. Bukan monopoli
perorangan. Sebagai alat umum, maka masyarakat dapat menggunakannya tanpa ada
hambatan dari orang lain. Berikut adalah beberapa pandangan para pakar ekonomi Islam
mengenai uang:
• Ibnu Taymiah
Konsep uang menurut Ibnu Taymiah Pembahasan tentang uang adalah hal yang paling bermakna
karena ia beredar dalam perekonomian.
• Al-Maqrizi
Konsep uang menurut Al-Maqrizi, berbeda dengan ibnu Taimiyah, almaqrizi menyatakan bahwa
mata uang harus terbuat dari emas dan perak, selain dari itu tidak layak disebut dengan mata
uang.
• Ibnu Khaldun
Konsep uang menurut Ibnu Khaldun, uang tidak perlu mengandung emas dan perak, tetapi emas
dan perak menjadi standar nilai uang.

Anda mungkin juga menyukai