Anda di halaman 1dari 17

Studi Kasus dan Analisa

PT. Antam Tbk


Latar belakang
• Didirikan pada tahun 1968, PT. Antam Tbk. memulai pertambangan bauksit
setelah pertambangan Kijang di pulau Bintan diakusisi oleh pemerintah. Unit
Bisnis Pengelolaan (UBP) Bauksit PT. Antam yang berlokasi di Kecataman
Tayan, Kalimantan Barat merupakan perusahaan penambangan bauksit yang
telah beroperasi sejak tahun 2013. Selain kegiatan penambangan, di UBP Tayan
juga terdapat kegiatan pengolahan bauksit melalui fasilitas smelter PT Indonesia
Chemical Alumina (ICA) yang juga masih milik PT. Antam. Di fasilitas ini,
bauksit diolah menjadi alumina, yang biasa digunakan untuk berbagai industri,
seperti keramik dan peralatan rumah tangga berbahan dasar aluminium.
Struktur Organisasi PT. Antam Tbk .

• Struktur organisai yang disusun adalah untuk mendukung kegiatan operasional


rutin pertambangan. Kegiatan utamanya mulai dari survey, grade control, produksi
hingga pengolahan lingkungan hidup. Sedangkan kegiatan pendukung antara lain
berupa pengolahan, sarana kantor dan perumahan, sumberdaya manusia, keuangan
hingga CSR. Tenaga kerja untuk aktivitas penambangan merupakan gabungan
tenaga kerja Antam, kontraktor serta tenaga kerja tidak tetap (kontrak). PT. Antam
UBP Bauksit menempatkan tenaga kerja berpengalaman di posisi manajemen dan
Staf. Bentuk organisasi dan perangkatnya disesuikan dengan kebutuhan kegiatan
untuk penambangan bijih bauksit di IUP Tayan. Berdasarkan proses bisnisnya,
organisasi dikelompokan menjadi dua divisi atau kelompok, yaitu kelompok proses
bisnis inti dan proses bisnis pendukung
Struktur Organisasi PT. AntamTbk .

• Pada proyek ini, bisnis utamanya adalah penambangan, maka yang termaksuk dalam proses bisnis
inti adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penambangan dari land clearing
sampai menghasilkan produk WBx (bauksit tercuci).
• Kelompok bisnis inti dipimpin oleh Operating Vice President yang melapor kepada General Maneger
• Sedangkan kelompok bisnis pendukung pertambangan terdiri atas tiga satuan kerja, yaitu Supply
Chain and Management, Finance and Human Resources, General Affair External Relation and
Corporate Social Responsibility, dan Health Safety Environment.
• Keempat Menager pendukung pertambangan melapor kepada General Menager. Masing-masing
Manager membawahi beberapa Department yang dipimpin oleh Assistant Manager sebagaimana
struktur organisasi pada Gambar 2.2.
Fungsi masing-masing kelompok bisni
• 1. Kelompok bisnis inti melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan proses produksi
untuk mendapatkan produk yang bisa dijual sehingga menghasilkan pendapatan
(income) bagi perusahaan. Agar pekerjaan dalam proses produksi ini bisa dilakukan
dengan baik diperlukan perangkat organisasi satuan kerja Mining dan satuan kerja
Quality Control.
• Satuan kerja Mining tugas utamanya adalah membuat rencana tambang yang aman dan
efektif, melakukan penambangan secara aman dan berwawasan lingkungan serta
menerapkan kaidah konservasi bahan galian. Semua aktivitas tersebut dicatat dengan
baik kemudian dievaluasi keberhasilannya serta dipertimbangkan penerapanya pada
rencana tambang berikutnya. Satuan kerja Quality Control tugasnya memastikan kualitas
produk dari tiap tahap proses produksi sesuai dengan rencana serta melakukan evaluasi
untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas produk dari tap-tiap tahap. Quality
Control melakukan pengambilan conto (sampling) dari tiap-tiap produksi dan
menganalisanya dalam laboratorium dengan baku mutu yang telah ditetapkan
perusahaan.
Fungsi masing-masing kelompok bisni
• 2. Kelompok bisnis pendukung adalah perangkat organisasi yang tidak
terkait dengan kegiatan untuk menghasilkan produk, tetapi bertugas untuk
memenuhi segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
proses produksi yang dilakukan oleh kelompok bisnis inti. Kelompok
bisni ini bertugas mengelola ketenagakerjaan, keuangan, keperluan
material, barang dan kontrak kerja sampai kebutuhan akomodasi serta
menjalin hubungan dengan pihak-pihak diluar perusahaan.
Analisa
• Dari bagan Struktur Organisasi PT. Antam Tbk di atas kita dapat melihat dari 6 bagan
bentuk struktur organisasi yang dikemukakan oleh Keith Davis bahwa PT. Antam
menggunakan struktur organisasi Bentuk Vertikal, yang ,mana dalam bentuk ini, sistem
organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari
atas ke bawah secara vertikal.
• Kita bisa melihat dari bagan di atas bahwa struktur organisasi mereka tersusun
berdasarkan fungsi dari masing masing bagian , seperti finance/HR , minning , HSE ,
CSR , dll . Ini menunjukkan bahwa Desain struktur orginisasi yang digunakan oleh PT
Antam Tbk adalah jenis Struktur Organisasi Fungsional.
Analisa
• Dan jika melihat dari jenis desain struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Antam
Tbk metode yang mereka gunakan adalah membagi divisi permasing masing
fungsi ,misal pada divisi finance , mereka hanya melakukan kegiatan fungsi finance ,dan
memecahnya lagi menjadi bagian fungsi fungsi yang lebih kecil ,seperti finance
accounting special project, finance, information & technology , accouinting and tax ,
metode organisasi seperti ini sangat cocok diaplikasikan pada perusahaan perusaahan
besar seperti PT. Antam Tbk ini , karena dalam sebuah perusahaan besar , perlu ada
pembagian fungsi atau divisi sehingga semua kegiatan biasa dilakukan secara efisien dan
efektif . selain itu , kita juga bisa melihat hal tersebut dari Visi , Misi dan Nilai nilai
perusahaan yang selalu dijunjung tinggi oleh para petinggi direksi , komisaris ,hingga
para karyawan PT. Antam Tbk .
• Dalam jenis Struktur Organisasi yang mereka buat, PT. Antam Tbk memperlihatkan
beberapa elemen struktur organisasi dalam mendesain Struktur Organisasinya:
Elemen struktur organisasi dalam mendesain Struktur Organisasi
1) Spesialisasi Pekerjaan

• Itu terlihat dari bagaimana mereka membagi tugas tugas yang harus dikerjakan karyawan
nya ke dalam pekerjaan tersendiri.
• Contohnya : Pada Departemen HSE nya terdapat Divisi Environment yang pasti terdiri
dari berbagai tugas- tugas yang dilakukan oleh karyawan. Walaupun dibantu dengan
Peralatan berteknologi tinggi tetap ada yang bertanggung jawab dalam pengawasan
produksinya, dari tahap menjaga aspek lingkungan, sumber daya manusia, hingga
pengelolaan limbah. Karena dengan membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas kecil,
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien. Secara esensi, para individu
melakukan spesialisasi dalam mengerjakan bagian dari sebuah aktivitas bukan secara
keseluruhan.
2) Departementalisasi.
• Dasar yang dipakai untuk mengelompokan pekerjaan secara bersama sama. .
Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan. Dalam Studi
Kasus ini kami menyimpulkan bahwa PT. Antam Tbk mendepartementalisasi
berdasarkan Proses dan Geografis.
• Contohnya :
• Mendepartementalisasi berdasarkan proses disini dapat dilihat dari proses produksi
Alumunium itu sendiri, Berawal dari Departemen pengolahan bahan baku yaitu alami,
bauksit yang menjadi dasar pembentukan alumunium, lalu dimasukkan ke departemen
selanjutnya yaitu departemen desain yaitu menciptakan beragam desain bentuk
alumunium seperti kaleng mobil.
2) Departementalisasi.
• Mendepartemenlisasikan berdasarkan pelanggan seperti pembagian penjualan produk
alumunium sesuai dengan kebutuhan pelanggan, ada pembagian untuk produk
alumunium yang dibuat khusus untuk pelanggan pengguna sepeda motor, ada juga untuk
pelanggan pengguna mobil berpenumpang dan komersial serta ada produk ban yang
dibuat khusus untuk pelanggan pengguna truk.
• Mendepartementalisasikan berdasarkan basis geografis atau wilayah, sebelumnya PT.
Antam Tbk ini adalah pertambangan bauksit terpadu terbesar di Asia Tenggara, Dalam
menghasilkan bauksit dan alumunium mereka juga memperhatikan letak geografis
Negara yang mereka tawarkan. Yaitu dengan membuat produk alumunium dengan desain
yang ringan digunakan sebagai alat yang ringkas karena pelanggan memiliki ketertarikan
sendiri tehadap bahan baku yang kuat dan ringan. maka fungsi penjualan juga dibagi
berupa daerah barat, selatan, tenggara dan timur. Masing-masing akan berpengaruh pada
sebuah departemen yang diorganisasi disekitar geografis. Ini sangat berharga ketika para
konsumen dari organisasi tersebar diseluruh area geografis yang besar dan memiliki
kebutuhan yang hampir sama berdasarkan pada lokasi mereka.
3) Rantai komando.
• Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon
paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
• Sebagai contoh : PT. Antam Tbk ini jelas menggunakan rantai komando dapat dilihat
misalnya dalam produksi pembuatan Alumunium yang di lakukan oleh PT ICA yang di
bawah PT. Antam Tbl, memiliki otoritas untuk mengawasi langsung para karyawan
dalam memproduksi ban dan para karyawan produksi bertanggung jawab langsung pada
director Manufacturing.
• Artinya rantai komando mampu menjawab pertanyaan atau memperjelas bagi karyawan
seperti kepada siapa saya bertanggung jawab? Kepada siapa saya harus pergi jika saya
mempunyai masalah. Dan pada kasus ini saat terjadi suatu masalah atau kendala yang
mengambil keputusan sesuai dengan rantai komando.
4) Rentang kendali.
• Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efiseien dan efektif.
Peran rentang kendali ini penting karena sangat menentukan banyaknya tingkatan dan
manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
• Sebagai contoh : Dalam struktur Organisasi yang ditampilkan tadi terlihat bahwa di
dalam struktur tersebut terdapat beberapa pembagian manager atau director yang
bertugas mengawasi bawahan nya secara khusus sesuai dengan bidang den devisi
masing-masing. Misalnya di bagian Director Financial mereka membawahi bawahan
yang bekerja khusus berkaitan dengan keuangan perusahaan seperti bagian Akuntansi
Keuangan Khusus, Perencenaan analisis dan penetapan biaya akuntansi, keuangan pajak
dan teknologi informasi. Berbeda dengan Director Manufacturing yang khusus bekerja
mengawasi produksi penambangan bauksit, Logistik dan Teknik
5) Sentralisasi dan Desentralisasi.
• Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi
pada satu titik di dalam organisasi. Sedangkan Desentralisasi adalah keleluasaan
keputusan dialihkan ke bawah ke karyawan tingkat lebih rendah. 
• Analisa :
• Dari beberapa informasi yang kita dapatkan PT. Antam Tbk kami dapat melihat bahwa
perusahaan PT. Antam Tbk ini menggunakan Sentralisasi dan Desentralisasi dalam
pengambilan keputusan, terlihat dalam sebuah kasus yang tertulis pada website nya
Presiden Director sebagai titik konsentrasi perusahaan sebelum melakukan pengambilan
keputusan beliau akan memberikan keleluasaan keputusan kepada director per subdivisi
dan para pekerja untuk mengambil banyak keputusan mengenai produk atau masalah
yang dihadapi perusahaan. Namun pada kenyataannya pengambilan keputusan tetap
dilakukan oleh manajemen tingkat puncak perusahaan.
6) Formalisasi.
• Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Formalisasi mengacu
pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

• Sebagai contoh : Pada studi kasus kali ini PT. Antam Tbk memperlakukan adanya aturan
dan ketentuan standarisasi perilaku yang harus di patuhi setiap karyawannya, dengan
adanya standardisasi perilaku, para karyawan akan mengurangi keanekaragaman,
standardisasi tersebut juga akan mendorong munculnya koordinasi antar bagian yang ada
dalam organisasi atau perusahaan.
Analisa
• Dalam Studi Kasus ini kami juga menganalisa Desain Organisasi yang di gunakan oleh
PT. Antam Tbk adalah desain organisasi Birokrasi. Yaitu sebuah struktur dengan tugas-
tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan
yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando yang terlihat dari beberapa elemen yang kami
kemukakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai