Anda di halaman 1dari 39

Prevalensi Anemia pada anak:

WHO telah menetapkan bahwa prevalensi anemia


pada anak ± 42% usia < 5 tahun (2020)

Di negara berkembang prevalensinya sekitar 50-60%

Amerika serikat (2019):


- 6-7% BALITA

Indonesia  2019:
- 39% BALITA
- 32% usia Remaja
Prevalensi Anemia Asia Selatan dan Tenggara

Sunuwar et al. BMC Public Health (2023) 23:343


Anemia pada anak  masalah serius:
- Gangguan pertumbuhan
- Gangguan perkembangan

Gangguan kognitif
kualitas SDM
masa depan anak

 masa depan bangsa


Indonesia
Sel darah merah mempunyai kelebihan:
- transportasi oksigen ke seluruh sel jaringan tubuh
- deformabilitas
- fleksibilitas
- fluiditas
Fungsi sel darah merah

Hb

O2

CO2

Perttumbuhan & Perkembangan

Aktivitas sehari-hari
Kadar Hb menurun Pasokan 02
berkurang

Hipoksia
Anemia bukan suatu diagnosis, tapi merupakan
gejala dari suatu keadaan/penyakit dasar.

Mismanagement:
1. Memberikan obat penambah darah
Tatalaksana M
anemia: untuk setiap anemia.
2. Transfusi darah tanpa indikasi.

Penentuan Diagnosis Anemia

Pengobatan Anemia

Pengobatan harus berdasarkan:


- Jenis & etiologi anemia
- Penyakit dasarnya
Penentuan Diagnosis Anemia

Kepastian anemia kadar Hb

Batas kadar Hb normal harus diketahui


Batas kadar Hb normal pada anak
 berdasarkan Perkembangan atau umur
Batas kadar Hb normal pada anak
 berdasarkan Perkembangan atau umur
 Umur Hb (g/dl)

1 – 3 hari 14,5 – 22,5


Bayi 13.5 – 18.5
2–3 bulan 9,0 – 12,5
6 bulan–6 tahun 11.0 – 14.0
6–12 tahun 12.0 – 15.5
12-18 tahun 13,0 - 16,0 (♂)
12.0-16,0 (♀)
Diagnosis anemia :
Penentuan jenis dan etiologi anemia.

Klasifikasi anemia :
- mudah menentukan penyebab anemia
- mempersingkat waktu mendiagnosis penyebab anemia
 penanganan akan lebih dini dan lebih tepat.

Klasifikasi anemia:

 Etiologi atau kejadiannya


 Morfologi sel darah merah.
Etiologi Anemia

I. Anemia karena kehilangan darah


 perdarahan akut dan masif
II. Penghancuran sel darah merah meningkat
 Anemia hemolitik

III. Gangguan pembentukan sel darah merah


Gangguan pembentukan sel darah
merah
a. Kegagalan sumsum tulang:
Anemia aplastik

b. Desakan terhadap sumsum tulang:


Leukemia,
Infiltrasi tumor ganas
Mielofibrosis, osteopetrosis
c. Gangguan maturasi sel darah merah:
Anemia defisiensi (Fe, vit.B12, asam folat.)
Anemia sideroblastik
Keracunan logam berat
Gangguan pembentukan sel darah merah

d. Kegagalan produksi sel darah merah:


Inflamasi kronik,
penyakit ginjal kronik,
Malnutrisi/PEM
hipotiridism
Sindroma Mielodisplasia (MDS)
Penghancuran sel darah merah meningkat
Penghancuran sel darah merah meningkat
Anemia
Anemia hemolitik
hemolitik
1. Intrinsik (intrakorpuskuler)
1. Intrinsik (intrakorpuskuler)
a. Kelainan membran sel:
a. Kelainan Ovalositosis,
Sferositosis, membran sel:
Eliptositosis
Sferositosis, Ovalositosis, Eliptositosis
b.b.Hemoglobinopati:
Hemoglobinopati:
- hemoglobin
- hemoglobinpatologis/abnormal
patologis/abnormal
- Thalassemia
- Thalassemia
c. Defisiensi enzim :
Defisiensi G6PD, Defisiensi Pyruvate kinase
c. Defisiensi enzim :
Defisiensi G6PD, Defisiensi Pyruvate kinase
Penghancuran sel darah merah meningkat
 Anemia hemolitik

2. Ekstrinsik (ekstrakorpuskuler)
a. Anemia hemolitik non-Imun:
Obat, bahan kimia, toksin/racun:
Infeksi: virus, bakteri (sepsis), parasit (malaria)
Hipersplenisme
Combustio

b. Anemia hemolitik Imun:


Isoimun: reaksi transfusi darah (mismathced)
peny. Hemolitik bayi baru lahir (antagonisme ABO / Rh)
Autoimun: (AIHA)
1. Manifestasi klinis  diagnosis anemia:
Anemi (pucat)
Ikterus
1. Manifestasi klinis  diagnosis anemia:
1. Manifestasi klinis  diagnosis anemia:

Perdarahan (sistemik):
peteki
ekimosis
hematom, dll
1. Manifestasi klinis  diagnosis anemia:

Pembesaran organ RES:


splenomegali
hepatomegali
limfadenopati
Limfadenopati
2. Pemeriksaan laboratorium minimal:
- Hb, Lekosit dg hitung jenis, trombosit
- Morfologi sel darah merah: MCV, MCH, MCHC
- Apusan darah tepi (ADT):
morfologi sel darah merah
tanda hemolisis: fragmentasi, sferosit
normoblast, polikromasi
- Retikulosit (0,5-1,5%)
- Urine rutin:
urobilinuri
Tanda/gejala berkaitan dg etiologi anemia

Etiologi anemia Anemia Perdarahan Hepatomegali/ Limfadenopati


Splenomegali

An. defisiensi + - - -

An. pasca perdarahan + + -/+ -/+

An. aplastik + + - -

Anemia hemolitik akut + - - -

Anemia hemolitik kronik + - + -

Leukemia leukemik + + + +

Leukemia subleukemik + + - -

Metastasis tumor + -/+ -/+ -/+

Anemia Penyakit Kronik + - - -


Tanda/gejala berkaitan dg etiologi anemia

Etiologi anemia Anemia Perdarahan Hepatomegali/ Limfadenopati


Splenomegali

An. defisiensi + - - -

An. pasca perdarahan + + -/+ -/+

An. aplastik + + - -

Anemia hemolitik akut + - - -

Anemia hemolitik kronik + - + -

Leukemia + + + +

Leukemia subleukemik + + - -

Metastasis tumor + -/+ -/+ -/+

Anemia Penyakit Kronik + - - -


ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/

Feritin  Feritin 

Anemia Anemia
Def. besi Peny. Kronik

Anemia
Tanpa:
- perdarahan
- hiperbilirubinemia, ikterus
- hepatosplenomegali
ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/ Retikulosit 

Feritin  Feritin 

Anemia Anemia
Def. besi Peny. Kronik

Normoblas
ADT fragmentasi, sferosit

Analisis Hb Thalassemia

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/ Retikulosit 

Anemia ADT Normoblas


Hemolitik fragmentasi, sferosit
Feritin  Feritin  Anemia
Coombs’ ikterus
Hiperbilirubiemia, test
Anemia Anemia
Hepatosplenomegali
Neg. Pos.
Def. besi Peny. Kronik
Tanpa perdarahan

ADT
Non IHA AIHA

Analisis Hb Thalassemia

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/

Lekopeni
CBC Lekositosis
Trombositopeni

BMP
Anemia
Anemia
Perdarahan
Perdarahan
Tanpa: Anemia Leukemia
Hepatosplenomegali
- hiperbilirubiemia, ikterus Aplastik
Limfadenopati
ADT: apusan darah tepi, - hepatosplenomegali
CBC: complete blood count
AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/

Anemia
Megaloblastik

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA

MCV/MCH ↓ MCV/MCH Normal MCV ↑

Retikulosit Normal/ Retikulosit  Retikulosit Normal/

Anemia ADT Anemia


Hemolitik Megaloblastik
Feritin  Feritin 
Coombs’ test
Anemia Anemia
Peny. Kronik Neg. Pos.
Def. besi

ADT
Non IHA AIHA CBC
BMP

Analisis Hb Thalassemia
Anemia Leukemia
Aplastik
ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count
AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
Penyebab anemia terbanyak
 anemia defisiensi besi (ADB)

Anemia mikrositik/hipokrom:
- Anemia defisiensi besi (ADB)
- Thalassemia (minor/trait)
- Anemia Penyakit Kronik (APK)

Jenis anemia Retikulosit Ferritin serum


ADB N/↓ ↓
APK N/↓ N/↑
Thal (Minor/trait) ↑ N/↑

Indeks Mentzer → MCV/Eri (juta/m3):


- >13  ADB
- <13  Thalassemia minor
GEJALA KLINIK ANEMIA

 Saat (onset) timbulnya anemia

Timbulnya cepat:
Perdarahan akut masif  penurunan eritrosit 30%
 renjatan  kematian
Hemolisis akut & masif
 anoksia akut
Anemia lambat:
 gejala ringan:
- anoksia laten
- mekanisme kompensasi & adaptasi
Kesimpulan
Anemia bukan suatu diagnosis, tapi merupakan
gejala dari suatu keadaan/penyakit dasar.
Penentuan penyebab anemia adalah bagian yang
paling penting dalam tatalaksana anemia.
Penentuan penyebab anemia berdasarkan:
- kejadian anemia (etiologi)
- morfologi sel darah merah
Pengobatan anemia harus berdasarkan:
- Jenis & etiologi anemia
- Penyakit dasarnya

Anda mungkin juga menyukai