Pendekatan Diagnosis Anemia

Tujuan
1. Mengetahui penyebab anemia

2. Diferensial diagnosis anemia

3. Algoritme diagnosis anemia

 Anemia?
• Kadar hemoglobin dibawah nilai normal
• Kadar hemoglobin <2 SD rata-rata Hb untuk
usianya
• Kadar hemoglobin normal bervariasi tergantung
usia dan jenis kelamin
 Nilai normal laboratorium menurut usia

Usia Hb (g/dl) Eri (x1012/l) Hematocrit MCV (fl)

Bayi aterm 14.9 – 23.7 3.7 – 6.5 0.47-0.75 100-125

2 minggu 13.4 – 19.8 3.9 – 5.9 0.41-0.65 88-110
2 bulan 9.4 – 13.0 3.1-4.3 0.28-0.42 84-98
6 bulan 10.0 – 13.0 3.8-4.9 0.30-0.38 73-84
1 tahun 10.1 – 13.0 3.9-5.1 0.30-0.38 70-82
2-6 th 11.0 – 13.8 3.9-5.0 0.32-0.40 72-87
6-12 th 11.1 - 14.7 3.9-5.2 0.32-0.43 76-90
12-18 th
P 12.1 – 15.1 4.1-5.1 0.35-0.44 77-94
L 12.1 – 16.6 4.2-5.6 0.35-0.49 77-92
Hapusan darah tepi normal
 Klasifikasi Anemia
1. Anemia disebabkan oleh penurunan produksi
sel darah merah
2. Anemia karena peningkatan destruksi sel darah
merah
3. Anemia karena perdarahan
 Klasifikasi Anemia :
Penurunan produksi
• Aplasia
- Anemia Aplastik
- Infeksi
- Transien eritroblastopenia
- Leukemia
• Eritropoiesis Ineffective
- Defisiensi besi dan folat
- Inflamasi kronik
- Gagal ginjal kronik
 Klasifikasi Anemia :

Peningkatan destruksi (hemolisis)

 Korpuskular
 Kelainan membran sel darah merah (spherocytosis)
 Kelainan enzim sel darah merah (defisiensi G6PD)
 Hemoglobinopati (thalassemia)

 Extrakorpuskular
 Immune
 isoimmune
 autoimmune
 Idiopathic
 Klasifikasi Anemia :

Perdarahan
• Perdarahan Fetomaternal
• Perdarahan kronik gastrointestinal

• Kelainan perdarahan yang diturunkan

 Klasifikasi Anemia berdasarkan
Morfologi
Gambaran Darah Tepi
 Anemia Mikrositik (MCV<80fl)
 Anemia Normositik (MCV 80-100 fl)
 Anemia Makrositik (MCV >100 fl)
 Anemia berdasarkan MCV

Mikrositik Hipokrom
 Anemia Defisiensi Besi
 Thalassemia
 Infeksi kronik
 Anemia Sideroblastik
 Keracunan Pb
 Trait Hemoglobin E
 Malnutrisi berat
 Anemia berdasarkan MCV
Makrositik

 Bayi baru lahir (Normal)

 Post-splenectomy
 Penyakit hati
 Ikterus Obstruktif
 Anemia Aplastik
 Hipotiroidism
 Anemia Megaloblastik
 Anemia berdasarkan MCV
 Normositik
 Perdarahan Akut
 Infeksi
 Gagal ginjal
 Penyakit hati
 Keganasan
 Defisiensi besi dini/awal
 Anemia Aplastik
 Dyserythropoietic anemia
Hipokrom mikrositer Hiperkrom makrositer

Normochromic normocytic

Normokrom normositer
 Pendekatan Diagnosis Anemia
Penting untuk menilai dan menentukan :
 Masalah pada single cell line (sel darah merah)
atau
Multiple cell line (sel darah merah, leukosit dan
trombosit)

Umumnya menandakan adanya keterlibatan

sumsum tulang, kelainan imunologik, destruksi
sel darah perifer.
 Diagnosis Anemia
 Anamnesis yang teliti
 Pemeriksaan fisik
 Gambaran darah tepi
 Evaluasi sumsum tulang
 Pemeriksaan tambahan
 Anamnesis
Komplikasi kehamilan/persalinan
Pemakaian obat2an
1.Riwayat Maternal Anemia selama hamil

Anemia , Jaundice, Splenomegaly

2.Riwayat Keluarga Batu empedu, Transfusi , Kelainan
perdarahan

Hyperbilirubinemia, Prematur, Diet,

Obat2an, Infeksi Akut , Penyakit kronis,
3.Riwayat pasien Penyakit hepar , mudah hematom/perdarahan .
 Diagnosis anemia
 Kelelahan
 Kelemahan otot
 Pusing dan vertigo
 Sesak nafas
 Masalah Gastrointestinal
 Kehilangan darah melalui urin atau
feses
 Pemeriksaan Fisik
 Pucat
 Ikterus
 Tachycardia
 Tachypnea
 Hipotensi Ortostatik
 Systolic ejection murmur
 Glossitis
 Splenomegali
 Anemia dan mekanisme
kompensasi
• Tanda dan gejala anemia mulai dari
gejala sangat ringan sampai gejala
mengancam jiwa, tergantung pada :
– Rate of onset
– Beratnya anemia
– Kemampuan tubuh untuk beradaptasi
 Rate of onset dan derajat anemia
• Kehilangan darah yang cepat :
– Kehilangan darah s/d 20% tanpa gejala saat
istirahat, tetapi dapat ditemukan takikardia
dengan aktifitas ringan.
– Kehilangan darah 30-40% menimbulkan kolaps
sirkulasi dan shock
• Anemia yang terjadi perlahan, Hb turun s/d
50% tidak terjadi shock
– Tejadi karena kompensasi tubuh.
 Pemeriksaan Fisik

Beberapa tanda kearah etiologi :

 Tachycardia proses akut dg kompensasi yg
lemah.
 Normal HR proses kronik
 Jaundice proses hemolisis
 Splenomegali anemia hemolitik yang
diturunkan, keganasan, hipertensi portal
 Diagnosis anemia
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah Tepi Lengkap (CBC) , meliputi :
Hemoglobin (grams/desiliter)
Jumlah Eritrosit
Hematocrit (Ht) vol%
Index Eritrosit :
Mean corpuscular volume (MCV) – volume rata-rata /RBC dalam
femtoliters (10-15 L)
Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) – konsentrasi
rata-rata hemoglobin dalam g/dl (atau %)
 RDW
 Hitung Retikulosit
Pemeriksaan laboratorium lain
RDW (Red cell distribution width) =
variasi dari distribusi volume eritrosit
RDW Normal = homogen, anisositosis ringan
RDW  = heterogen, anisositosis (++)
Retikulosit = indikator aktivitas sumsum tulang

Anisocytosis = variation in size

Poikilocytosis = variation in shape
 ANEMIA

MCV

MIKROSITIK NORMOSITIK MAKROSITIK

Hitung Retikulosit
Defisiensi Besi
Thalassemia
Meningkat
Infeksi Kronik Negatif Coombs Test Positif
Lead poisoning Bilirubin
Hb-pathy Autoimmune
Malnutrisi berat
Normal
Membrane defect Meningkat
Isoimmune
Secondary : drugs, infection
Perdarahan Hemolisis Coombs test
 ANEMIA

MCV

MIKROSITIK NORMOSITIK MAKROSITIK

Hitung Retikulosit
Defisiensi Besi
Thalassemia Meningkat
Infeksi Kronik
Lead poisoning Bilirubin

Normal Meningkat

Perdarahan Hemolisis Coombs test

 ANEMIA

MCV

MIKROSITIK NORMOSITIK MAKROSITIK

Retikulosit 

Leukosit &
Trombosit

Menurun Normal Meningkat

Pure red cell aplasia

Keganasan
Diamond Blackfan Infeksi
Aplastic Transient
Anemia erythroblastopenia
27
 Anemia Makrositik
Retikulosit Retikulosit
Meningkat Menurun

Cek •Defisiensi As Folat / B12

Perdarahan •Penyakit Kronis
(tersembunyi) •Peny Liver, Ginjal, Thyroid
Ada Tidak Ada
Pertimbangkan :
• Hemolisis Pemeriksaan
• Sediaan apus Sumsum Tulang
darah tepi
•Tes Coomb
 Retikulosit

Retikulosit Retikulosit

Index Eritrosit/ MCV Hemolisis Perdarahan

<80 80-94 >94 Extrinsik Intrinsik

Mikro Normo Makro
Enzim
Coombs Test (+) Coombs Test (-)
Hb

Obat Warm Cold Membran

antibody antibody
Terima Kasih