Anda di halaman 1dari 26

PENDEKATAN DIAGNOSIS

ANEMIA PADA ANAK

IRWANDI

IKA FK Baiturrahmah/RSUD Solok


Objektif

Langkah-langkah dalam pendekatan diagnosis


anemia pada Anak
Pendahuluan

Anemia
 Kel. Laboratorium yg sering ditemukan
 Bukan penyakit  terjadi akibat berbagai proses
patologis
 20% anak di US dan 80% di negara berkembang
mengalami anemia pd masa anak
Definisi
Definisi

Anemia
 Penurunan kadar Hb, Ht, atau jumlah SDM per
kubik mililiter.
 Bila kadarnya <2 SD di bawah rata-rata menurut
umur dan jenis kelamin populasi normal
Definisi
Definisi
Tabel 1. Nilai Rata-rata Normal dan Nilai Terendah dari Hb, Ht
dan MCV Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Sumber: Brugnara C, 2009


Klasifikasi Anemia
berdasarkan gangguan fungsional

Anemia

Gangguan Lisis atau


produksi blood loss

Kegagalan Gangguan
eritropoiesis maturitas

SDM muda Eritropoiesis inefektif


tidak/sdkt  SDM muda mati sblm
terbentuk menjadi retikulosit
Tabel 2. Klasifikasi Anemia Berdasarkan
gangguan Fungsional
Pendekatan Diagnosis
1. Anamnesis
 Usia
 ADB tdk tjd pd bayi cukup bulan sblm usia 6 bln dan
prematur sblm mencapai 2x BB lahir
 Sex
 Pikirkan kelainan X-linked pd anak laki-laki (G6PD,
def. piruvat kinase)
 Riwayat neonatal
 Hiperbilirubinemia masa neonatus  anemia
hemolitik kongenital
 Prematuritas  ADB terjadi lebih dini
Pendekatan Diagnosis
1. Anamnesis

 Diet
 Sumber zat besi, vitamin B12, asam folat
 Riw. pica, geofagia atau pagofagia  ADB

 Obat
 Khloramfenikol  anemia aplastik
 Sulfa, antikonvulsan  anemia hemolitik
 Infeksi
 Hepatitis induced aplastic anemia, infection induced
red cell aplasia, anemia hemolitik
Pendekatan Diagnosis
1. Anamnesis

 Riwayat Keluarga
 Riwayat keluarga dengan anemia, kuning, batu
empedu, atau splenomegali  anemia hemolitik
 Diare
 Penyakit usus halus malabsorbsi vit. B12 atau folat
 IBD  kehilangan darah
Pendekatan Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik
 Kulit
 Hiperpigmentasi : anemia Fanconi
 Ptekie, purpura : SHU, apasia, infiltrasi SST
 Kuning : anemia hemolitik
 Hemangioma kavernosa : anemia hemolitik
mikroangiopati
 Ulkus pd tungkai bawah: Thalassemia, Hbpati
 Wajah
 Frontal boosing, tonjolan tulang malar dan maksila :
anemia hemolitik kongenital
Pendekatan Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik
 Mata
 Sklera ikterik: anemia hemolitik kongenital
 Mulut
 Glositis : Def. vit b12, besi
 Stomatitis angular : Def. besi
 Tangan
 Ibu jari trifalank : aplasi SDM
 Hipoplasia thenar : anemia Fanconi
 Kuku sendok : ADB
Pendekatan Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik
 Limpa
 Membesar : Anemia hemolitik kongenital. Leukemia,
limfoma
Pendekatan Diagnosis
3. Evaluasi DPL, apusan darah, indeks eritrosit, retikulosit

 Kelainan satu seri (eritrosit) atau multipel (eritrosit,


leukosit, trombosit)?
Dua atau 3 seri, kemungkinan:
 Keterlibatan SST (anemia aplastik, leukemia, dll)
 Gangguan imunologik (anemia hemolitik dan ITP)
 Sekuestrasi sel (hipersplenisme)
Pendekatan Diagnosis
3. Evaluasi DPL, apusan darah, indeks eritrosit,
retikulosit
 Apusan darah tepi
 Melihat morfologi eritrosit
 Mikrositik, hipokrom, normositik, makrositik
 Kelainan membran (sferositosis, eliptositosis)

 Indeks eritrosit
 MCV  sangat membantu
 MCH = MCV
 MCHC  Status hidrasi seluler
 Tinggi  sferositosis ; Rendah  ADB
Pendekatan Diagnosis
3. Evaluasi DPL, apusan darah, indeks eritrosit, retikulosit

 RDW (Red Distribution Width) (N= 11,5-14,5%)


 Menunjukkan variasi ukuran eritrosit (anisositosis)  tinggi pd stres
eritropoiesis (ADB, hemolisis)
 Hitung Retikulosit
 Tinggi : Rendah :
 perdarahan kronis Ggn pembentukan SDM
 hemolisis
 sekuestrasi
Tabel 5. Klasifikasi Anemia berdasarkan MCV
dan RDW
Pendekatan Diagnosis
4. Apakah terdapat bukti proses hemolitik?

 Apakah ada gejala klinis penyakit hemolitik


(kuning, batu, riw.keluarga, ulkus tungkai, dll)
 Terdapat gambaran hemolitik dari hasil lab
 Ada bukti pecahnya SDM (fragmentosit, sferosit, sel
target, hemoglobinuria, bilirubin drh meningkat, dll)
 Ada bukti peningkatan eritropoiesis (retikulositosis,
eritrosit berinti di darah tepi, dll)
 Tentukan penyebab pasti anemia hemolitik dg
pemeriksaan spesifik
Pendekatan Diagnosis Anemia Berdasarkan MCV dan Hitung
Retikulosit

Anemia

MCV

Rendah Normal Tinggi

Defisiensi Fe Defisiensi folat


Thalassemia Defisiensi B12
Keracunan timbal Anemia aplastik
Penyakit kronis Preleukemia
Anemia hemolitik
imun
Penyakit hati
Hitung retikulosit
Hitung Retikulosit
Tinggi
Rendah

Bilirubin Hitung leukosit & trombosit


Normal Tinggi
Rendah Normal Tinggi
Perdarahan
Keganasan Aplasi sel darah Infeksi
Anemia hemolitik Anemia Diamond blackfan
aplasia Eritroblastopenia

Direk coomb tes

Pendekatan Diagnosis Anemia Berdasarkan MCV dan Hitung


Retikulosit
Pendekatan Diagnosis Anemia Berdasarkan MCV dan Hitung
DirekRetikulosit
Coomb Tes

Positif Negatif

Korpuskuler Ekstrakorpuskul
Anemia
er
hemolitik
Hbpati, Idiopatik autoimun,
Enzimopati Sekunder (obat, anemia hemolitik
Kelainan infeksi, isoimun (Rh,
membran mikroangiopati) ABO)
Pendekatan Diagnosis
5. Aspirasi SST bila diperlukan

 Melihat morfologi eritroid, mieloid, dan


megakariosit
Pendekatan Diagnosis
6. Lakukan Pemeriksaan Tambahan
Kesimpulan
 Pendekatan diagnosis anak dengan anemia adalah:
1. Anamnesis yang rinci
2. Pemeriksaan fisik yang lengkap
3. Evaluasi pemeriksaan darah lengkap, gambaran
darah tepi, indeks eritrosit, hitung retikulosit
4. Tentukan adakah bukti proses hemolitik
5. Lakukan aspirast SST jika diperlukan
6. Lakukan pemeriksaan tambahan utkkasus yang
jarang ditemukan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai