Anda di halaman 1dari 41

Kasus, Pencegahan, dan

Penanganan Lumpy Skin Disease


di Provinsi Riau
LUMPY SKIN DISEASE

 PENYAKIT EKSOTIS (penyakit yang belum ada di Indonesia)

 LSD pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1929, telah


menyebar dan meluas sampai dengan Asia. ,

 Data dari WAHIS-OIE kasus LSD dilaporkan di China dan


India pada tahun 2019, serta Bhutan dan Vietnam tahun
2020, telah menyebar ke Thailand pada Maret 2021. Laporan
terakhir pada bulan Juni 2021 terjadi wabah di Kamboja dan
Malaysia.
Peta Sebaran LSD di Asia Tenggara
EPIDEMIOLOG I

 Penyebab Lumpy Skin Disease Virus


(LSDV), Family Poxviridae
 Kesakitan: 10-45%
 Kematian: 1-5%
 Masa inkubasi: 2-5 minggu
 Dapat mencapai 6 bulan untuk total sembuh
 Tidak menjadi carier
TANDA KLINIS

 Demam tinggi (41°C)


 Penurunan produksi susu
 Depresi, anoreksi
 Nodul-nodul diameter 2-5 cm
pada kulit, terutama pada kepala,
leher, ambing, alat genitalia, dan
perineum dalam waktu 48 jam
setelah tanda demam.
 Nodul-nodul ini circumscribed,
keras, bulat dan meninggi, pada
kulit, jaringan subkutan, bahkan
otot.
PENULARAN
KASUS LSD
PROVINSI RIAU
1. INDRAGIRI HULU
 9 Februari 2022 (iSIKHNAS)
 Kec. Rengat Barat, Kasus
dugaan LSD, jumlah ternak
sakit 18 ekor

2. PELALAWAN
 10 Februari 2022 (iSIKHNAS)
 Kec. Pangkalan Kuras, kasus
dugaan LSD, jumlah ternak
sakit 1 ekor
Proses Pengambilan Sampel

11-13 Februari 2022


(Inhu dan Pelalawan)

Pelaksana:
 Petugas Keswan
Kabupaten/Kota
 Tim Provinsi
 Tim Balai Veteriner
Bukittinggi
INVESTIGASI WABAH
(14-16 Feb 2022)
Hasil Konfirmasi Laboratorium:
14 Februari 2022

Semua Sampel
(Indragiri Hulu
dan Pelalawan),
POSITIF LSD
(RT PCR)

16 Februari 2022
Advokasi ke Kepala Daerah

1. Direktur Kesehatan
Hewan Kementan RI

2. Kepala Balai Veteriner


Bukittinggi

3. Kepala Dinas
Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Provinsi Riau

4. Tim P3H, BVET dan


DPKH Prov
SURAT GUBRI NOMOR:
524/DISNAKESWAN/523, TANGGAL 17
FEBRUARI 2022, TENTANG STATUS
PROVINSI RIAU TERHADAP
PENYAKIT LSD
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR: 242/KPTS/PK.320/M/3/2022,
TANGGAL 2 MARET 2022, TENTANG
PENETAPAN DAERAH WABAH LSD DI
PROVINSI RIAU
KASUS LSD KAB. INDRAGIRI HULU

Menyerang Ternak Muda dan Dewasa

13
KASUS LSD KAB. INDRAGIRI HULU

Keropeng pada Nostril (Hidung) dan Ambing

14
Lesi Awal Infeksi

15
Lesi Akhir Infeksi

Lesi berbatas Pembengkaan


Limfoglandula
16
Nodul- Nodul seluruh tubuh Nodul di sekitar ambing
Pembengkakan
Limfoglandula
R E K A P I T U L A S I D ATA K A S U S L S D P R O V I N S I R I A U
PER 1 JANUARI s.d 16 DESEMBER 2022

Jumlah Hewan Kasus (ekor)


Peternak Populasi
No. Kabupaten Kecamatan Desa Potong
(org) Sakit Mati Pop Kandang Desa (ekor)
Paksa
1 Indragiri Hulu 12 57 170 322 2 6 1900 13889
2 Pelalawan 7 23 32 57 0 0 549 4229
3 Kampar 6 11 10 17 0 1 14 795
4 Dumai 6 18 54 88 0 502 3547
5 Bengkalis 8 24 31 179 0 2 471 4684
6 Indragiri Hilir 9 22 29 110 0 0 384 3145
7 Siak 14 35 59 105 1 7 456 9728
8 Rokan Hulu 6 8 14 44 0 0 14 1060
9 Pekanbaru 1 1 1 1 0 0 35 178
10 Kuantan Singingi 5 5 5 9 0 0 39 718
11 Rokan Hilir 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kep. Meranti 0 0 0 0 0 0 0 0

Grand Total 74 203 400 932 3 16 4368 41973


K U R VA E P I D E M I O L O G I L S D P R O V I N S I R I A U
PER 1 JANUARI s.d 16 DESEMBER 2022
PETA SEBARAN KASUS LSD
DI PROVINSI RIAU

Keterangan :
: Daerah Tertular

: Daerah Terduga

: Tampak Bebas
KASUS LSD PADA TERNAK
PROGRESS RECOVERY TERNAK LSD

Sebelum Pengobatan Sesudah Pengobatan


PROGRESS RECOVERY TERNAK LSD

Sebelum Pengobatan Sesudah Pengobatan,


12 Februari 2022 18 Maret 2022
DAMPAK EKONOMI:
1. PENURUNAN BERAT BADAN
2. PENURUNAN PRODUKSI SUSU
3. KESEMBUHAN LAMA, DAN TERNAK TIDAK
DAPAT KEMBALI DENGAN TINGKAT PRODUKSI
YANG SAMA
4. INFERTILITAS
5. ABORTUS
6. KERUSAKAN KULIT PERMANEN
7. WABAH LSD MENYEBABKAN PEMBATASAN
SANGAT KETAT (GANGGUAN PERDAGANGAN)
UPAYA P E N G E N D A L I A N LSD

DETEKSI DINI DAN PENGENDALIAN VAKSINASI


PENELUSURAN KASUS LALU LINTAS
Pelaporan peternak ke Tindakan karantina untuk Mengurangi ternak rentan
melalui iSIKHNAS mencegah penyebaran untuk mencegah penyebaran
infeksi LSD lebih luas

PENGENDALIAN KIE SURVEILANS


VEKTOR
Meminimalisir penularan Meibatkan masyarakat dan Surveilans pasif dan
virus secara mekanis dalam pengendalian.LSD surveilans aktif
VA K S I N A S I

Tipe Vaksinasi yang digunakan:


- Live attenuated homolog
- Dosis 1 ml dengan sub kutaneus

Persyaratan vaksinasi:
- Cakupan vaksinasi diatas 80%-100%;
- vaksinasi tahunan dilakukan minimal 3 tahun berturut-turut.
Protokol Vaksinasi:
1. Ternak yang divaksinasi adalah ternak yang tidak menunjukkan gejala klinis;
2. Ternak semua umur divaksinasi;
3. Anak sapi dari induk yang divaksinasi atau yang terinfeksi divaksinasi pada umur
3-4 bulan;
4. Anak sapi dari induk yang tidak divaksinasi dapat divaksinasi pada umur berapa
saja.
5. Kerbau divaksinasi dengan dosis sama dengan dosis sapi
VA K S I N A S I

Target Wilayah Vaksinasi:


Pelaksanaan vaksinasi darurat dibagi menurut zonasi:
1. Zona tertular (desa tertular)
2. Zona kontrol (kecamatan yang berada 10 KM dari desa tertular)
3. Zona surveilans (50 KM dari desa tertular)
R E K A P I T U L A S I VA K S I N A S I L S D P R O V I N S I R I A U
s.d 16 DESEMBER 2022

Target Populasi Populasi Rentan Vaksinasi I Vaksinasi Distribusi Persentase


No Kabupaten/Kota Jumlah
(Ekor) (Ekor) (ekor) booster Vaksin (%)
1 Bengkalis 9.071 16.673 5.539 - 5.539 6.100 61,1
2 Dumai 3.866 5.242 2.875 - 2.875 3.650 74,4
3 Indragiri Hilir 3.676 6.652 1.691 - 1.691 2.900 46,0
4 Indragiri Hulu 24.628 37.370 7.743 1.401 9.144 10.500 31,4
5 Kampar 9.374 28.461 2.441 - 2.441 4.275 26,0
6 Pekanbaru 3.806 474 - 474 575
7 Pelalawan 9.732 12.248 5.294 - 5.294 5.400 54,4
8 Rokan Hulu 7.324 22.153 3.688 1 3.689 4.600 50,4
9 Siak 18.559 25.886 5.303 - 5.303 5.900 28,6
10 Kuantan Singingi - 25.355 219 219 1.000 0,0
11 Rokan Hilir - 16.823 - - 0,0
12 Kepulauan Meranti - 3.764 - - - 0,0
13 UPT-IBT 50 50 50
Total 86.230 158.491 35.317 1.402 36.719 44.950 40,96
VA K S I N A S I
PENGAWASAN LALU LINTAS HEWAN, PRODUK HEWAN
DAN MEDIA PEMBAWA PENYAKIT HEWAN

1. Check Point yang berlokasi di


Kabupaten Kampar (XIII Koto Kampar)
2. Check Point yang berlokasi di
Kabupaten Rokan Hilir (Bagan Batu)
3. Check Point yang berlokasi di
Kabupaten Rokan Hulu (Tambusai Utara)
4. Check Point yang berlokasi di
Kabupaten Indragiri Hilir (Selensen)
5. Check point yang berlokasi di
Kabupaten Kuantan Singingi (Lubuk
Jambi)

Pemeriksaan Persetujuan
Desinfeksi dan
Dokumen dan
Sanitasi
atau
Fisik Ternak Penolakan
PENERAPAN
BIOSECURITY
P E N G E N D A L I A N VEKTOR

1. Pembatasan tempat
perkembangbiakan
vektor (pembersihan
kandang)
2. Penyemprotan insektisida
3. Pengasapan
PUBLIC AWARENES
B A N T U A N O B AT- O B ATA N , D E S I N F E TA N , D A N A N T I
SERANGGA
Hambatan:

• Pola budi daya ternak tradisional, semi ekstensif dan ekstensif.


• Terbatasnya SDM kesehatan hewan di kabupaten/kota
• Terbatasnya Sarana dan Prasarana Pos Check Point serta
kewenangan petugas check point
• Geografis dan faktor alam
• Masih rendahnya pengetahuan peternak terhadap LSD dan cara
penularan penyakit hewan lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai