MFK Bimbingan Abiwara
MFK Bimbingan Abiwara
FASILITAS DAN
KESELAMATAN
MFK 1-2 • Kepemimpinan dan Perencanaan
FOKUS MFK
MFK 3 • Keselamatan
MFK 4 • Keamanan
• Pengelola Bahan dan Limbah
MFK 5 Berbahaya dan Beracun (B3)
MFK 6 • Proteksi Kebakaran
MFK 11 • Pelatihan
Standar MFK 1
RS mematuhi persyaratan sesuai peraturan perUUan yg berkaitan dg
bangunan, prasarana dan peralatan medis RS.
b) RS telah Pelaksanaan
mengintegrasikan pelayanan kesehatan
program K3 staf ke staf RS
dalam program MFK. Integrasi program
K3RS ke dlm program
MFK
EP MFK3 SASARAN MATERI DOKUMEN
c) RS telah membuat pengkajian Pelaksanaan program Daftar risiko/risk register
risiko secara proaktif terkait mutu dan K3RS. Indikator mutu K3RS
keselamatan di RS setiap tahun Pengkajian risiko secara Indikator mutu MFK
yg didokumentasikan dlm daftar proaktif terkait K3RS
risiko/risk register.
a) infeksius;
b) patologis dan anatomi;
c) farmasi;
d) bahan kimia;
e) logam berat;
f) kontainerbertekanan;
g) benda tajam;
h) genotoksik/sitotoksik;
i) radioaktif.
Proses pengelolaan B3 dan limbahnya di RS (merupakan bagian dari
program MFK pada standar MFK 1) meliputi:
a) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol dan
lokasi;
b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya;
c) Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/ pajanan;
d) Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3;
e) Pemberian label/rambu-rambu yg tepat pada B3 serta limbahnya;
f) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya;
g) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya; dan
h) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan Lembar
Data Keselamatan. Informasi yg tercantum di lembar data keselamatan
diedukasi kepada staf RS, terutama kepada staf terdapat penyimpanan B3 di
unitnya.
Informasi mengenai prosedur penanganan B3 dan limbah dg cara yg aman harus
segera tersedia setiap saat termasuk prosedur penanganan tumpahan.
Jika terjadi tumpahan bahan berbahaya, RS memiliki prosedur utk menanggapi dan
mengelola tumpahan dan paparan yg termasuk menyediakan kit tumpahan utk jenis
dan ukuran potensi tumpahan serta proses pelaporan tumpahan dan paparan.
RS menerapkan prosedur utk menanggapi paparan bahan berbahaya, termasuk
pertolongan pertama seperti akses ke tempat pencuci mata mungkin diperlukan utk
pembilasan segera dan terus menerus untuk mencegah atau meminimalkan cedera.
RS harus melakukan penilaian risiko utk mengidentifikasi di mana saja lokasi
pencuci mata diperlukan, dg mempertimbangkan sifat fisik bahan kimia berbahaya
yg digunakan, bagaimana bahan kimia ini digunakan oleh staf utk melakukan
aktivitas kerja mereka, dan penggunaan peralatan pelindung diri oleh staf.
Alternatif untuk stasiun pencuci mata mungkin sesuai tergantung pada jenis risiko
dan potensi eksposur.
RS yg memiliki tempat pencuci mata harus memastikan pemeliharaan yg tepat,
termasuk pembersihan mingguan dan pemeliharaan preventif tahunan.
Elemen Penilaian MFK 5
a) Rumah sakit telah melaksanakan proses pengelolaan B3
meliputi poin a-h pada M/T.
b) RS telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait
pengelolaan B3 di RS setiap tahun yang didokumentasikan dalam
daftar risiko/risk register.
c) Di area tertentu yang rawan terhadap pajanan telah dilengkapi
dengan eye washer/body washer yang berfungsi dan terpelihara
baik dan tersedia kit tumpahan/spill kit sesuai ketentuan.
d) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan
penanganan tumpahan B3.
e) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan tindakan,
kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan,
penanganan dan pembuangan limbah B3.
EP MFK5 SASARAN MATERI DOKUMEN
a) RS telah melaks proses Pimpinan RS Pengelolaan sampah Acuan:
pengelolaan B3 meliputi Ketua Komite/ infeksius dan cairan Pedoman Sanitasi RS di Indonesia
poin a-h pada M/T. Panitia PPI tubuh Depkes 2000
Ka Unit Sanitasi melaksanakan proses Pedoman penatalaksanaan
Pelaksana pengelolaan B3 pengelolaan limbah padat dan limbah
pelayanan kamar cair di RS Depkes 2006
jenazah Standar Kamar Jenazah, Depkes 2004
REGULASI RS:
• Ketentuan pengelolaan sampah
infeksius dan cairan tubuh
• Ketentuan pengelolaan darah dan
komponen
b) RS telah membuat pengkajian Pengelolaan darah • membuat pengkajian risiko secara
risiko secara proaktif terkait dan komponen darah proaktif terkait pengelolaan B3 di RS
pengelolaan B3 di RS setiap stiap tahun yg didokumentasikan dlm
tahun yg didokumentasikan daftar risiko/risk register.
dalam daftar risiko/risk
register.
EP MFK5 SASARAN MATERI DOKUMEN
c) Di area tertentu yang rawan thd . • Pengelolaan • area yg rawan thd pajanan telah
pajanan telah dilengkapi dg eye jenazah dan kamar dilengkapi dg eye washer/body
washer/body washer yg berfungsi jenazah washer yg berfungsi dan
dan terpelihara baik dan tersedia • memiliki eye terpelihara baik
kit tumpahan/spill kit sesuai washer/body • tersedia kit tumpahan/spill kit
ketentuan. washer sesuai ketentuan.
• memiliki spill kit.
d) Staf dapat menjelaskan dan atau • Pengelolaan darah • SPO penanganan B3
memperagakan penanganan dan komponen • SPO penanganan jenazah
tumpahan B3 darah. • SPO pengelolaan darah dan
komponen darah
e) Staf dapat menjelaskan dan atau prosedur dan • SPO penyimpanan dan
memperagakan tindakan, partisipasi dalam pembuangan limbah B3
kewaspadaan, prosedur dan penyimpanan,
partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan
penanganan dan pembuangan pembuangan limbah
limbah B3 B3.
Standar MFK 5.1
RS mempunyai sistem pengelolaan limbah B3 cair dan padat sesuai dg
peraturan perUUan.
Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari
fasilitas pelayanan kesehatan.
Tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah
karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga
potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau
tidak ada.
Bila rumah sakit mengolah limbah B-3 sendiri maka wajib
mempunyai izin mengolah limbah B-3. Namun, bila
pengolahan B-3 dilaksanakan oleh pihak ketiga maka
pihak ketiga tersebut wajib mempunyai izin sebagai
transporter B-3 dan izin pengolah B-3.
Pengangkut/transporter dan pengolah limbah B3 dapat
dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Elemen Penilaian MFK
5.1
a) RS melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai
poin a)-k) pada maksud dan tujuan.
b) RS mengolah limbah B3 padat secara mandiri
atau menggunakan pihak ketiga yang berizin
termasuk untuk pemusnahan limbah B3 cair
yang tidak bisa dibuang ke IPAL.
c) RS mengelola limbah B3 cair sesuai peraturan
perUUan
EP MFK5.1 SASARAN MATERI DOKUMEN
a) RS melakukan Pimpinan RS Pelaksanaan pengumpulan limbah Acuan:
penyimpanan limbah Ketua Komite/ medis berupa benda tajam dan • Pedoman Sanitasi RS
B3 sesuai poin a)-k) Panitia PPI. jarum. Indonesia, Depkes 2000
pada maksud dan Anggota • Pedoman penatalaksanaan
tujuan. Komite/Panitia pengelolaan limbah padat dan
PPI limbah cair di RS., Depkes
Ka Unit 2006
Sanitasi,
pelaksana unit • Regulasi: Ketentuan
sanitasi/ pengelolaan limbah RS
petugas khususnya utk benda tajam
kebersihan. dan jarum.
b) RS mengolah limbah Pelaksanaan pembuangan/ • SPO pembuangan/
B3 padat secara pemusnahan limbah medis pemusnahan limbah medis
mandiri atau berupa benda tajam & jarum. berupa benda tajam/jarum.
menggunakan pihak mengolah limbah B3 padat • SPO pengolahan limbah B3
ketiga yang berizin secara mandiri atau • Program kerja pengelolaan
termasuk untuk menggunakan pihak ketiga yg limbah B3 padat.
pemusnahan limbah B3 berizin termasuk utk
cair yang tidak bisa pemusnahan limbah B3 cair
dibuang ke IPAL yang tidak bisa dibuang ke IPAL
EP MFK5.1 SASARAN MATERI DOKUMEN
c) RS mengelola limbah B3 Pengelolaan limbah Program kerja
cair sesuai peraturan B3 cair sesuai pengelolaan limbah
perUUan peraturan perUUan B3 cair
SPO pemusnahan
limbah B3 cair yg
tidak bisa dibuang ke
IPAL
Standar MFK 6
RS menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya
kebakaran dan penyediaan sarana jalan keluar yang aman dari
fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat
lainnya.
d) Terdapat bukti perbaikan Implementasi uji coba Bukti perbaikan alat medis oleh
yg dilakukan oleh pihak yg alat sesuai pihak ketiga yg berwenang dan
berwenang dan kompeten. penggunaanya dan kompeten
rekomendasi pabrik
d) Sistem utilitas & komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas Daftar pemeliharaan
dipelihara berdasar atas kriteria yg kriteria yg sudah peralatan sistem
sudah ditetapkan. ditetapkan. utilitas.
e) Sistem utilitas dan komponen kritikalnya Sistem utilitas dan Daftar perbaikan
diperbaiki bila diperlukan. komponen kritikalnya alat/ komponen
diperbaiki bila diperlukan. kritikal peralatan
sistem utilitas
Standar MFK 8.2
Sistem utilitas RS menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang
waktu serta menyediakan sumber cadangan/ alternatif persediaan air
dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau
kegagalan.
d) Semua staf telah diberikan program MFK • SOP pelatihan MFK terkait
pelatihan program MFK terkait proteksi proteksi kebakaran.
terkait proteksi kebakaran kebakaran • Laporan pelaksanaan
setiap tahun dan dapat setiap tahun pelatihan (UMAN)
menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tg
jawabnya dan
didokumentasikan.
EP MFK 11 SASARAN MATERI DOKUMEN
e) Semua staf telah diberikan Pelatihan program MFK • SOP Pelatihan MFK
pelatihan program MFK terkait peralatan medis terkait peralatan
terkait peralatan medis setiap tahun medis
setiap tahun dan dapat • Laporan pelaksanaan
menjelaskan dan/atau pelatihan (UMAN)
menunjukkan peran dan
tg jawabnya dan
didokumentasikan.
f) Semua staf telah diberikan program MFK terkait • SOP Pelatihan MFK
pelatihan program MFK sistim utilitas setiap terkait sistem utilitas
terkait sistim utilitas tahun • Laporan
setiap tahun dan dapat pelaksanaan
menjelaskan dan/atau pelatihan (UMAN)
menunjukkan peran dan
tg jawabnya dan
didokumentasikan.
EP MFK 11 SASARAN MATERI DOKUMEN
g) Semua staf telah diberikan pelatihan program • SOP Pelatihan MFK
pelatihan program MFK MFK terkait terkait penanganan
terkait penanganan bencana penanganan bencana bencana/disaster
setiap thn dan dpt setiap thn. • Laporan pelaksanaan
menjelaskan dan/atau pelatihan (UMAN)
menunjukkan peran dan tg
jwbnya dan
didokumentasikan.