Anda di halaman 1dari 29

Asas-asas

Hukum Perjanjian
Perkenalan!
Anggota Kelompok I

Haiqal Daris Bamindo Habib Rizky Lubis


2110113099 2010111065

Muhammad Ridho Uthama


Divanti Azzahra
2110111128 2110112155
Apa sajakah asas Hukum Perjanjian ?
Asas-asas Hukum Perjanjian

01 02 03
KONSENSUALISME KEBEBASAN BERKONTRAK ITIKAD BAIK
(concensualism) (freedom of contract) (good faith)

04 05 06
KEPRIBADIAN KEPERCAYAAN Persamaan Hukum
(personallity) (trust) (legal equality)
Asas-asas Hukum Perjanjian

07 08 09
KESEIMBANGAN MORAL KEPATUHAN
(balanced) (morale) (obey)

10
KEBIASAAN
(habit)
01
KONSENSUALISME
(consensualism)
KONSENSUALISME
Pasal 1320 ayat (1)KUHPer

Asas ini merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian


pada umumnya tidak diadakan secara formal, melainkan
cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
02
KEBEBASAN
BERKONTRAK
(freedom of contract)
KEBEBASAN BERKONTRAK
Pasal 1338 ayat (1)KUHPer

Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan


kepada para pihak untuk: (1) membuat atau tidak membuat
perjanjian; (2) mengadakan perjanjian dengan siapa pun; (3)
menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya,
serta (4) menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis
atau lisan
03
ITIKAD BAIK
(good faith)
ITIKAD BAIK
Pasal 1338 ayat (3)KUHPer

Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak


kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun
kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi
menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik
mutlak. Pada itikad yang pertama, seseorang memperhatikan
sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek.
ITIKAD BAIK(lanjutan…)
Pasal 1338 ayat (3)KUHPer

Pada itikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan
keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai
keadaan (penilaian tidak memihak) menurut norma-norma
yang objektif.
04
KEPRIBADIIAN
(personality)
KEPRIBADIIAN
Pasal 1315 dan 1340 KUHPer

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa


seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak
hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
05
KEPERCAYAAN
(trust)
KEPERCAYAAN

Asas ini mempunyai maksud seorang yang mengadakan


perjanjian dengan pihak lain, harus dapat menumbuhkan ke-
percayaan diri diantara kedua pihak bahwa satu sama lain
akan meme- nuhi prestasinya dikemudian hari.
06
PERSAMAAN HUKUM
(legal equality)
PERSAMAAN HUKUM

Asas Persamaan Hukum, yaitu bahwa subjek hukum yang


mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh
dibeda-bedakan antara satu sama lainnya, walaupun subjek
hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras.
07
KESEIMBANGAN
(balanced)
KESEIMBANGAN

Asas Keseimbangan, yaitu asas yang menghendaki kedua


belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian.
Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan
jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui
kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban
untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
08
MORAL
(morale)
MORAL

Asas Moralitas, adalah asas yang berkaitan dengan perikatan


wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak
dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari
pihak debitur.
MORAL(lanjutan…)

Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu seseorang


melakukan perbuatan dengan sukarela (moral), yang
bersangkutan mempunyai kewajiban hukum untuk
meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya. Salah satu
faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan
melakukan perbuatan hukum itu adalah didasarkan pada
kesusilaan (moral) sebagai panggilan hati nuraninya.
09
KEPATUHAN
(obey)
KEPATUHAN
Pasal 1339 KUHPer

Asas Kepatutan, yaitu asas yang tertuang dalam Pasal 1339


KUHPer. Asas ini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi
perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan berdasarkan sifat
perjanjiannya.
10
KEBIASAAN
(habit)
KEBIASAAN
Pasal 1339 KUHPer

Asas Kebiasaan, yaitu dipandang sebagai bagian dari


perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa
yang secara tegas diatur, akan tetapi juga hal-hal yang
menurut kebiasaan lazim diikuti.
TERIMA KASIH!
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai