Anda di halaman 1dari 31

Dry Eye Syndrome

PresentasiSicca)
(Keratokonjungtivitis Kasus
Dokter Pembimbing : dr. Sri Yuni Hartati Sp.M
Disusun oleh : Ellyna Aisha Sari
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ibu KK
• Umur : 61 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Sumberejo, Mertoyudan, Magelang
ANAMNESIS

• Keluhan utama : mata kanan dan kiri terasa mengganjal


• Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
• Pasien mengeluh mata kanan dari kiri terasa mengganjal, perih
dan sensasi berair sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Mata
merah, gatal, belek, dan sulit dibuka pada pagi hari disangkal.
Pandangan dirasa tidak semakin kabur dan jika terkena sinar
matahari pasien tidak merasa silau. Riwayat trauma maupun
kelilipan disangkal. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus
disangkal oleh pasien. Riwayat menggunakan kacamata untuk
melihat jauh dan kacamata baca sejak +/- 10 tahun yang lalu.
Pasien sudah pernah berobat di Puskesmas tetapi gejala
belum berkurang dan dirujuk ke RSUD Tidar Kota Magelang.
ANAMNESIS

• Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


• Riwayat keluhan serupa : sejak 3 bulan yang lalu
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat mondok : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 6/7,5 6/9

Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan 6/6 6/6


Pinhole
Proyeksi Sinar Dapat Dapat
membedakan arah membedakan arah
sinar sinar

Proyeksi Warna Dapat Dapat


membedakan membedakan
warna warna
Pemeriksaan OD OS Penilaian

Supersilia Simetris, scar (-) Simetris, scar (-) dbn

Palpebra Ptosis (-), trikiasis (-) Ptosis (-), trikiasis (-) dbn

Apparatus lakrimalis Dakriodenitis (-), Dakriodenitis (-), dbn


dakriosistitis (-) dakriosistitis (-)
Bulbus occuli Simetris, gerakan (+) Simetris, gerakan (+) dbn

TIO N N dbn

Konjungtiva Tenang, injeksi (-) Tenang, injeksi (-) dbn

Sklera Ikterik (-), hiperemis (-) Ikterik (-), hiperemis (-) dbn

Cornea Reguler, arcus senilis + Reguler, arcus senilis + dbn

COA Jernih,dalam Jernih,dalam dbn

Iris Bulat, sinekia (-) Bulat, sinekia (-) dbn

Pupil Bulat,sentral, reflek (+) Bulat,sentral, reflek (+) dbn

Lensa Jernih Jernih dbn

Corpus vitreum Jernih Tak dapat dinilai dbn

Reflek fundus + + dbn

PEMERIKSAAN OBJEKTIF
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS

- Mata tenang - Mata tenang


- Visus 6/7,5 - Visus 6/9
- Konjungtiva bulbi tenang - Konjungtiva bulbi tenang
- Kornea permukaan licin - Kornea permukaan licin
- Proyeksi sinar baik - Proyeksi sinar baik
- Persepsi warna baik - Persepsi warna baik
- Pinhole test 6/6 - Pinhole test 6/6
DIFERENSIAL DIAGNOSIS & DIAGNOSIS
• Konjungtivitis alergi • Dry Eye Syndrome
• Blefaritis
• Superior limbic
keratokonjungtivitis

TERAPI
 Air mata buatan : C. Lyteers 3 x 1 gtt ODS

PROGNOSIS
 Dubia ad bonam
DEFINISI

• Dry eye (mata kering) adalah suatu keadaan keringnya permukaan


kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi
komponen air mata (musin, akueous dan lipid).
• Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata,
presentase insiden sekitar 10-30% dari populasi, terutama pada
orang yang usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada wanita.
• Sindrom mata kering atau disebut juga dengan keratokonjungtivitis
sicca (KCS) adalah penyakit mata dimana jumlah atau kualitas
produksi air mata berkurang atau penguapan film air mata
meningkat.
 
ANATOMI PALPEBRA
• Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam
pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata
berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata
dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.
• Palpebra mempunyai fungsi melidungi bola mata serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea
ANATOMI GLANDULA LAKRIMALIS

• Sistem lakrimal terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem ekskresi dan sekresi.
• Sistim sekresi terdiri dari sekresi basal dan reflek sekresi. Sekresi
basal terdiri dari kelenjar asesoris air mata dari Krause dan Wolfring
sedangkan reflek sekresi dari kelenjar air mata yang utama terdiri
dari porsi orbita dan palpebra.
• Sistim ekskresi dari air mata dimulai dari puntum lakrimalis superior
dan inferior, ampula, kanalikulus, kanalikulus komunis, sakkus
lakrimalis, duktus nasolakrimalis dibagian akhir terdapat katup
Hasner dan berakhir dimeatus nasi inferior.
FISIOLOGI AIR MATA

• Air mata berfungsi sebagai optik yang mempertahankan permukaan


korneamenghapus benda asing dari permukaan kornea
• Sumber oksigen terhadap epitel kornea dan konjuntiva
• Pelicin antara kelopak mata dan permukaan mata
• Jalur untuk sel–sel lekosit menuju kebagian sentral kornea avaskuler
bila terjadi trauma kornea
• Sebagai anti bakterial
• Media untuk membuang debris dan sel yang mengalami deskuamasi.
• Lapisan permukaan lipid yang tipis (0,11
μm), diproduksi oleh kelenjar meibom
dan fungsi utamanya adalah untuk
menghambat penguapan air mata dan
membantu dalam penyebaran air mata.
• Lapisan tengah yang tebal (7 μm),
diproduksi oleh kelenjar lakrimal utama
(reflek air mata) serta kelenjar lakrimal
aksesori dari krause dan wolfring.
• Lapisan musin yang paling hidrofilik
(0,02-0,05 μm) diproduksi oleh sel-sel
goblet konjungtiva dan sel epitel
permukaan okular dan berhubungan
dengan permukaan okular melalui
perlekatan pada glycocalys dari
microplicae epitel tersebut. Ini adalah
kualitas hidrofilik dari musin yang
memungkinkan air mata tersebar di
epitel kornea.
FISIOLOGI AIR MATA

• Air mata (tear film) berjalan menutupi permukaan bolamata dan


kelopak mata kemudian masuk ke pungtum lakrimal kemudian ke
kanalikuli, sakus lakrimal, duktus naso lakrimal kemudian ke hidung.
• Kebanyakan tear film dieliminasi secara langsung melalui evaporasi
dan diabsorbsi di sakus lakrimal.
• Pengaliran dari air mata merupakan proses yang aktif dengan
mekanisme yang beragam adanya keaktifan pompa palpebra-
kanalikuler.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI (1)

• Predisposisi genetik di Sindrom Sjὅgren (SS) yang terkait dry eye


terbukti dipengaruhi oleh tingginya prevalensi antigen leukosit B8
(HLA-B8) haplotype pada pasien peradangan kronis 
memproduksi autoantibodies pelepasan sitokin inflamasi, dan
infiltrasi limfositik fokal dari kelenjar lakrimal dan saliva  degenerasi
kelenjar dan induksi apoptosis dalam konjungtiva dan kelenjar
lakrimal.  disfungsi dari kelenjar lakrimal  mengurangi produksi
air mata, dan hilangnya respon terhadap rangsangan refleks saraf dan
berkurangnya reflek airmata
PATOFISIOLOGI (2)

• Disfungsi kelenjar meibom, kekurangan androgen mengakibatkan


hilangnya lapisan lemak, khususnya trigliserida, kolesterol, asam
lemak esensial tak jenuh tunggal, dan lipid polar.
• Hilangnya lipid polar memperburuk penguapan air mata, dan
penurunan asam lemak tak jenuh meningkatkan titik melarutkan
pada kelenjar meibum, sehingga menyebabkan lebih tebal, lebih
kental yang menghambat ductules dan menyebabkan stagnasi
sekresi.
KLASIFIKASI DRY EYE
Dry Eye Severity Level
Variabel
1 2 3 4

Ketidaknyam Ringan, Sedang, Berat, sering Berat,


anan episodik, episodik atau dan konstan, disabling,
(keparahan muncul pada kronik, muncul menetap
dan keadaan muncul tanpa stress
frekuensi) environment dengan atau
al stress tanpa stress
Gejala visual Tidak ada Mengganggu Mengganggu, Konstan dan
atau atau aktivitas kronik, sangat
kelelahan terganggu, menetap, mengganggu
episodik episodik mengganggu
ringan aktivitas
Injeksi Tidak ada Tidak ada +/- +/++
konjungtiva atau ringan atau ringan
Conjunctival Tidak ada Variabel Sedang
staining atau ringan
Corneal Tidak ada Variabel Sentral Erosi
staining atau ringan punktata
berat
KLASIFIKASI DRY EYE
Corneal and Tidak ada atau Debris ringan, Filamentary Filamentary
tear sign ringan menurunnya keratitis, keratitis,
meniskus pengumpulan pengumpulan
mukus, mukus,
peningkatan peningkatan
debris airmata debris air
mata, ulkus
Kelopak dan MGD MGD MGD kerap Trikiasis,
glandula ditemukan ditemukan ditemukan keratinisasi,
meibomian symblefaron
Tear break up Variabel ≤ 10 detik ≤ 5 detik Segera
time
Schirmer skor Variabel ≤ 10 mm/5 ≤ 5 mm/5 ≤ 2 mm/5
menit menit menit
MANIFESTASI KLINIS

• Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi


gatal atau berpasir (benda asing). Gejala umum lainnya adalah gatal,
sekresi mukus berlebihan, tidak mampu menghasilkan airmata,
sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit dan sulit menggerakan
palpebra. Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada
pemeriksaan mata adalah tampilan yang nyata-nyata normal.
• Ciri yang paling khas adalah dengan pemeriksaan slitlamp adalah
terputusnya atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra
inferior. Benang-benang mukus kental kekuning-kuningan kadang-
kadang terlihat dalam fornix conjungtiva inferior. Pada konjungtiva
bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal,
beredema dan hiperemik.
Pemeriksaan Diagnostik

• Tes Schirmer
• Tear film break-up time
• Tes Ferning Mata
• Sitologi Impresi
• Pemulasan Fluorescein
• Pemulasan Bengal Rose
• Penguji Kadar Lisozim Air Mata
• Osmolalitas Air Mata
• Lactoferin
DIAGNOSIS (PERMENKES 2014)

• Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan mata terasa gatal, seperti berpasir. Keluhan dapat disertai sensasi
terbakar, merah dan perih.
• Faktor risiko :
• Usia, makin lanjut usia semakin tinggi angka kejadiannya
• Penggunaan komputer dalam waktu lama
• Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis sistemik progresif,
sarkoidosis, leukimia, limfoma, amiloidosis, hemokromatosis
• Penggunaan lensa kontak
• Pemeriksaan Fisik dan Oftalmologis
• Visus normal
• Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks
• Penilaian produksi airmata dengan tes Schirmer menunjukkan hasil <10
mm (N = > 20 mm).
• Pemeriksaan Penunjang
• Tidak diperlukan untuk kompetensi dokter umum
PENATALAKSANAAN

• Berdasarkan Permenkes 2014, kompetensi terapi


bagi dokter umum adalah sbb:
• Pemberian airmata buatan (karboksimetilselulosa tetes
mata)
• Konseling dan edukasi:
• Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan
pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat perubahan epitel pada
kornea dan konjungtiva masih reversibel.
SELF CARE AT HOME

• Humidifier memberikan lebih banyak kelembaban di udara


(air mata akan menguap lebih lambat dan menjaga mata
lebih nyaman)
• Menghindari gerakan udara berlebihan (mengurangi
kecepatan kipas langit-langit)
• Sejumlah besar debu/partikulat di udara dapat
memperburuk gejala mata kering
• Hot compresses dan scrub kelopak mata / pijat dengan
bantuan shampo bayi dengan memberikan lapisan lemak
tebal yang lebih stabil
• Jika kita melihat mata kita kering terutama ketika kita
sedang membaca atau menonton TV, beristirahatlah untuk
membuat mata istirahat dan menjadi lembab kembali
Rekomendasi pengobatan didasarkan pada
keparahan penyakit dari DEWS:
• Level I • Level III (Jika pengobatan level 2 tidak
• Edukasi dan modifikasi lingkungan hidup mencukupi)
• Eliminasi penggunaan obat sistemik • Autologus serum, umbilical cord
• Menggunakan air mata buatan, gel dan serum
salep
• Kontak lens
• Eyelid therapy
• Punctal oklusi permanen
• Level II (jika pada level I pengobatan tidak
mencukupi, dilakukan tambahan sebagai • Level IV (Jika pengobatan level 3 tidak
berikut: mencukupi)
• Nonpreserved air mata buatan • Obat anti-inflamasi sistemik
• Anti-inflamasi • Surgery
• Topical corticosteroid • Lid surgery
• Topical siklosporin A
• Tarsorrhapy
• Topikal/sistemik omega-3 asam lemak
• Grafting membran mukosa
• Tetrasiklin (meibomianitis, rosacea)
• Punctal plugs (setelah kontrol peradangan)
• Transposisi saluran kelenjar saliva
• Secretagogeus • Transplantasi membran ketuban
• Moisture chamber spectacles • Oklusi punctal
KOMPLIKASI

• Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis sicca, penglihatan sedikit


terganggu. Dengan memburuknya keadaan, pasien akan merasa tidak
nyaman. Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan
kornea dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder,
dan berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea yang dapat
menurunkan penglihatan. Terapi dini dapat mencegah komplikasi
tersebut.

PROGNOSIS
 Pada umumnya adalah ad bonam, terkendali dengan
pengobatan air mata buatan.
DAFTAR PUSTAKA

• Behrens A, Doyle JJ, Stern L, et al. Dysfunctional tear syndrome: a Delphi


approach to treatment recommendations. Cornea. Sep 2006;25(8):900-7
6.
• Dahl,A.A. 24 July 2010. Dry Eye Syndrome. Available at :
http://www.emedicinehealth.com/dry_eye_syndrome/page18_em.htm#
Authors%20and%20Editors. Acces date : 22 September 2015
• Dry Eye Workshop (DEWS) Committee. 2007 Report of the Dry Eye
Workshop (DEWS). Ocul Surf. April 2007;5(2):65-204 4.
• Foster,C.S. 13 May 2009. Dry Eye Syndrome. Available at : file:///D:/Dry
Eye Syndrome.htm Acces date : 22 September 2015
• Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke 3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
• Vaughan D.G, Asbury T, Riordan P, 2007, Ofalmologi Umum, Edisi ke -17,
Widya Medika, Jakarta.
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai