Anda di halaman 1dari 17

Morning report Minggu ke-3

Oleh :
Michel Soeputra Mailsa Beti, S.Ked
2208020010
Pembimbing:
dr. Merici, Sp.PD

SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD dr. T.C Hillers Maumere
FAKUTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
17 Mei 2023, pukul
Anamnesis (Subjektif): Ny.AI/P/19 tahun/Mawar MDR 17.00
• Keluhan Utama : Demam (+)
• RPS : Pasien merupakan rujukan Pemeriksaan fisik (Objektif) : Assesment : PDx : TCM Tb ulang,
DL, SGOT,SGPT,Bil Total.
dari RS Kewapante dengan keluhan • KU : TSS - TB Paru RR Eslektrolit, Ureum, Creatinin, asam urat.
demam 1 minggu yang lalu, Batuk • GCS : E4V5M6 - Dispepsia GDP, GD2PP
berdahak warnah putih, sesak - Diare Akut Anti HIV
• TD : 110/70mmHg PTx di ruangan :
dirasakan saat batuk, teraba -
benjolan di perut kanan bawah, • RR : 20x/menit -
Diet TKTP
Paracetamol 4x500mg kp
berat badan menurun (+), Keringat • Nadi : 122x/menit reguler demam/nyeri.
-
malam (+), mual (+) muntah (-) • Suhu : 37,8°C -
Omeprazole 2x 20 mg ac
Attapulgite 2 tablet prn diare max 8
demam (-) Mencret 3 hari sebelum • SpO2 : 95% tab/hari
mrs BAK dalam batas normal, • Mata : KA (-/-), SI (-/-) TB OAT jangka pendek
Makan dan minum Dalam batas • Cor : BJS1S2 regular, M(-), G(-) -Bedaquiline 2x200mg (2 minggu
normal. • Pulmo : Ves (+/+), Whz (-/-), Rh pertama, 1x200mg (22 minggu
• RPD : - selanjutnya)
• RPO : - OAT (-) (-/-) -Levofloksasin 1x750mg (1,5 tab @

• RPK : Tidak ada keluarga yang • Abdomen : supel (+), bu (+) , 500mg)
-clofazimine 1x100mg
memiliki penyakit seperti pasien. Nyeri tekan (+). -Etambutol 1x800mg (2 tab @ 400mg)
• RSE : Pasien tinggal lama di • Ekstremitas : akral hangat, -Pirazinamid 1x1500mg (3 tab @500mg)
-Etionamid 1x 500 mg (2 tab @ 250mg)
Kalimantan, awal 2023 sempat edema (-/-) , CRT < 2 detik. -INH 1x450mg (1,5 tab @300mg)
bepergian ke makasar. PMx :
- TTV
- Keluhan
Pengobatan di Rs Kewapante:
- RL 20 tpm
- Ranitidin 2x1
- Antasida 2x1
- Pct 4x500mg
Hasil Lab (18/05/23) hari kedua di ruangan:

WBC 8.23 [10^3/uL]


RBC 3.85 [10^6/uL]
HB 10.5 g/dL
HCT 32.7 %
MCV 84.9 fL
MCH 27.3 pg
MCHC 32.1 g/dL
PLT 339 [10^3/uL]

Fungsi Hati 18/5/2023


Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

SGPT 52 U/L 10-40


Fungsi Ginjal 18/5/2023 Gula Darah 18/5/2023
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Ureum 21 mg/dL 17.1 – 42.8

P : 0.5 – 1.1 ;
GDP 88 mg/dL 70-100
Kreatinin 0.42 mg/dL
L : 0.7 – 1.3

BUN 10 mg/dL 7 – 21

Mikrobiologi – Imunologi – Parasitologi 18/5/2023)

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan


Anti HIV (Rapid Test) Non Reaktif - Non Reaktif

Elektrolit 27/3/2022 (Pasien datang awal di IGD)


Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Natrium 144 mmol/L 136-145

Kalium 4.6 mmol/L 3.5-5.0

Klorida 115 mmol/L 98-107


Hasil TCM Pertama Hasil TCM kedua
Foto thoraks PA (12/5/23) saat pasien di Kewa
pante :
• Tampak bercak granuler pada kedua lapang
paru. Mengarah TB miliar
TB RO
Pengertian TB Ro

Resistansi kuman Mycobacterium tuberculosis (Mtb) disebabkan oleh mutasi


spontan pada kromosom.

Resistansi di antara pasien baru adalah resistansi terhadap OAT pada pasien yang
belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah mendapatkan
OAT kurang dari 1 bulan.

Sumber : PETUNJUK TEKNIS PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI INDONESIA


FAKTOR RESIKO

Resistansi OAT dapat disebabkan oleh 3 factor

a. Pemberi jasa (petugas kesehatan), yaitu karena: b. Pasien, yaitu karena:


- Diagnosis tidak tepat − Tidak mematuhi anjuran dokter / petugas kesehatan
- Pengobatan tidak menggunakan paduan yang tepat − Tidak teratur menelan paduan OAT
- Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu − Menghentikan pengobatan secara sepihak sebelum
pengobatan tidak adekuat waktunya − Memiliki gangguan penyerapan obat
− Penyuluhan kepada pasien yang tidak adekuat

c. Program Pengendalian TB, yaitu karena:


− Persediaan OAT yang kurang
− Rendahnya kualitas OAT yang disediakan

Sumber :PETUNJUK TEKNIS PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI INDONESIA


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler

Pemeriksaan TCM dengan alat Xpert MTB/RIF merupakan tes amplifikasi asam nukleat secara otomatis untuk deteksi bakteri M. tuberculosis complex dan gen
resistansi terhadap rifampisin (rpoB). Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 2 jam

a) MTb terdeteksi dengan hasil Rifampisin berupa:

− Rifampisin Resistan terdeteksi atau hasil “Rif Res”

− Rifampisin Resistan tidak terdeteksi atau hasil “Rif Sen”

− Rifampisin Resistan Indeterminate atau hasil “Rif Indet”

b) MTb tidak terdeteksi atau hasil “negatif”

c) Hasil gagal yaitu invalid, no result, atau error

Sumber :PETUNJUK TEKNIS PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI INDONESIA


PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis BTA dilakukan dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen.

Pemeriksaan ini merupakan bagian dari uji kepekaan yang dilakukan segera setelah
pasien terkonfirmasi TB Rifampisin Resistan sebelum pasien memulai pengobatan
TB RO.

3. Pemeriksaan Biakan

Pemeriksaan biakan bertujuan untuk menumbuhkan dan mengidentifikasi kuman


MTb menggunakan media media padat (Lowenstein Jensen / LJ) atau media cair
(Mycobacteria Growth Indicator Tube / MGIT).

4. Pemeriksaan Uji Kepekaan secara Fenotipik

Uji kepekaan M. tuberculosis complex dilakukan untuk mengetahui adanya


resistansi kuman Mtb terhadap OAT.
ALUR DIAGNOSIS TB RO
Diagnosis TB resistan obat dipastikan
berdasarkan uji kepekaan M. tuberculosis
kompleks, baik menggunakan metode
fenotipik maupun genotipik. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 67
tahun 2016,
ALUR PENGOBATAN TB RO

14
PENGELOMPOKAN OBAT TB RO
Komposisi Paduan Pengobatan TB RO Jangka
Pendek Paduan pengobatan TB RO jangka
pendek tanpa injeksi terdiri dari 7 jenis obat
pada tahap awal dan 4 jenis obat pada tahap
lanjutan.

15
16
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai