Anda di halaman 1dari 34

DASAR-DASAR PEKERJAAN SOSIAL

email: lsps.indonesia@yahoo.com / website: p4s.kemsos.go.id


DEFINISI PEKERJAAN SOSIAL
Menurut International Federation of Social
Workers (IFSW) :
The social work profession promotes problem
solving in human relationships, social change,
empowerment and liberation of people, and the
enhancement of society. Utilizing theories of
human behavior and social systems, social work
intervenes at the points where people interact
with their environments. Principles of human
rights and social justice are fundamental to social
work
KERANGKA REFERENSI
PEKERJAAN SOSIAL
 Sebagai suatu aktivitas profesional,
Pekerjaan sosial di dasari oleh tiga
komponen dasar yang secara integatif
membentuk profil dan pendekatan
pekerjaan sosial. Yaitu : kerangka
pengetahuan (Body Of Knowledge),
kerangka keahlian (Body of Skill) dan
kerangka nilai (Body of Values)
FRAME OF REFERENCE IN
SOCIAL WORK PRACTICE

SOCIAL WORK PROFESSION

BODY OF KNOWLEDGE BODY OF VALUES


BODY OF SKILL

• INDIVIDU METHOD - ETHIC CODE


• GROUP STRATEGY
-BASIC
• FAMILY TACTIC
VALUES
TECHNIC/ TECHNOLOGY
• ORGANIZATION -PRINCIPLES
RULES
• COMMUNITY
• SOCIETY
SOCIAL FUNCTIONING
• CULTURE

INDIVIDU LINGKUNGAN SOSIAL


TARGET/SASARAN PEKSOS
Reflexive Socialist Individualist
Therapeutic Collectivist Refomist
• Psychodynamic • Anti • Perspektif Task
Perspectives discrimanation Centered dan
• Perspektif dan anti Crisis
Humanist dan oppressive Intervention
Existentialist • Empowerment, • System dan
• Social dan Advocacy Ecological
Psychological, • Social theories
dan Development,
Communication Community
Development,
& Pekerjaan
sosial Makro
MANDAT UTAMA PEKERJAAN SOSIAL
Memberikan pelayanan sosial baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat yang
membutuhkan sesuai dengan nilai-nilai,
pengetahuan dan keterampilan profesional
pekerjaan sosial.

METODE INTERVENSI PEKERJAAN


SOSIAL :
1. Case Work (sasarannya individu dan keluarga)
2. Group Work (sasarannya kelompok)
3. Community Organization//Community
Development (sasarannya organisasi,
masyarakat, dan kebijakan)
TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL :
Memperbaiki, meningkatkan atau mempertahankan
keberfungsian sosial atau pelaksanaan peranan-
peranan sosial orang dalam lingkungan sosialnya.

Skidmore, Thackeray & Farley (1991:5):


Pekerjaan sosial bertujuan untuk meningkatkan
keberfungsian sosial individu-individu, kelompok
baik secara individual maupun kelompok, yang
kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial
mereka, khususnya interaksi antar manusia dengan
lingkungannya
FOKUS UTAMA PEKERJAAN
SOSIAL
Meningkatkan Keberfungsian Sosial
(Social Functioning)

“Social functioning to be a central


purpose of social work and intervention
was seen as the enhancement of social
functioning (Skidmore, Thackeray &
Farley, 1991:19).
KEBERFUNGSIAN SOSIAL :
Merupakan kemampuan orang (individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat) dan
sistem sosial (lembaga dan jaringan
sosial) dalam memenuhi/merespon
kebutuhan dasar, menjalankan peranan
sosial, serta menghadapi goncangan dan
tekanan (shocks and stresses)
STRATEGI PEKERJAAN SOSIAL
DALAM MENINGKATKAN
KEBERFUNGSIAN SOSIAL:
1. Meningkatkan kemampuan orang
dalam menghadapi masalah yang
dialaminya;
2. Menghubungkan orang dengan sistem
dan jaringan sosial yang
memungkinkan mereka menjangkau
atau memperoleh berbagai sumber,
pelayanan dan kesempatan;
3. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga
sosial shg mampu memberikan
pelayanan sosial secara efektif,
berkualitas dan berperikemanusiaan;
4. Merumuskan & mengembangkan
perangkat hukum dan peraturan yang
mampu menciptakan situasi yg kondusif
bagi tercapainya pemerataan ekonomi
dan keadilan sosial
BEBERAPA HAL POKOK DALAM
PRAKTEK GENERALIS
 Peksos selalu bekerja bersama
klien/beneficiaries. Klien individual,
misalnya, selalu berada dalam keluarga,
kelompok, lingkungan ketetanggaan,
organisasi, masyarakat, dll.
 Situasi masalah selalu dipandang dalam
kerangka konsep “person-in-environment”.
 Peksos memberikan intervensi pada beberapa
tingkatan sistem yang berbeda, mikro, meso
dan makro.
MODEL INTERVENSI GENERALIS
MEMILIKI 4 CIRI UTAMA
1. GIM didasarkan pada landasan pengetahuan,
ketrampilan, serta nilai yang menggambarkan
hakikat keunikan pekerjaan sosial.
2. Ruang lingkup pemecahan masalah, tidak hanya
pada aspek individual, tetapi juga kelompok,
organisasi, masyarakat, bahkan juga kebijakan
( sistem micro, mezzo, dan macro).
3. Sasaran perubahan dipahami atau dianalisis
dengan menggunakan perspektif yang sangat
luas.
4. Metode pemecahan masalah yang digunakan
bersifat fleksibel,
FOKUS KEBERFUNGSIAN SOSIAL
 Kemampuan menghadapi atau memecahkan
permasalahan yang dihadapinya sesuai dengan
situasi dan kondisi, serta lingkungannya.
 Kemampuan berinteraksi dengan orang lain
dalam lingkungan sosialnya, baik dalam
pendidikannya, pekerjaannya, keluarganya,
kelompoknya, masyarakatnya, dan sebagainya
secara konstruktif
 Pelaksanaan tugas-tugas serta peran-peran
dalam kehidupannya sesuai dengan usianya,
status, serta tanggung jawab yang
disandangnya.
NEXT
 Berperilaku secara memadai dalam rangka
memenuhi kebutuhannya.
 Keberfungsian sosial menunjukkan suatu kondisi
pertukaran yang seimbang, dalam kebaikan, serta
adaptasi timbal balik, antara manusia sebagai
individu dengan lingkungannya.
 Dengan demikian, keberfungsian sosial merupakan
hasil sistemik dari sebuah pertukaran yang saling
mengisi antara kebutuhan, sumber daya yang
tersedia, harapan / motivasi dengan kemampuan
seseorang untuk memenuhinya, antara tuntutan,
harapan, serta kesempatan dengan kemampuan
lingkungan untuk memenuhinya.
PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
 Praktik pertolongan secara langsung (direct
services), yaitu meningkatkan serta
memperbaiki kemampuan orang / kelompok
sasaran dalam mencapai keberfungsian
sosial,
 Praktik pertolongan serta secara tidak
langsung (indirect services) yang berupaya
untuk mengubah, memperbaiki, serta
membangun kondisi kemasyarakatan yang
berkaitan erat dengan keberfungsian sosial
orang.
10 (SEPULUH) KOMPETENSI AWAL DARI
SEORANG PEKERJA SOSIAL
1. Mengidentifikasi dan melakukan assessment terhadap situasi
dimana hubungan antara orang dengan institusi sosial perlu
dirintis, diperkuat, diperbaiki, atau perlu diakhiri.
2. Mengembangkan serta mengimplementasikan suatu rencana
yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan individu yang
berlandaskan pada assessment masalah, eksplorasi tujuan,
serta pengembangan alternatif pemecahan.
3. Mengembangkan atau memperbaiki kemampuan orang dalam
menghadapi, memecahkan masalah, serta kemampuan
pengembangan diri klien.
4. Menghubungkan orang dengan sistem yang dapat memberikan
sumber pelayanan, maupun kesempatan.
5. Memberikan intervensi secara efektif dengan mengutamakan
populasi sasaran yang paling rentan, atau terkena diskriminasi
NEXT
6. Mengembangkan efektifitas pelayanan serta
meningkatkan kemanusiawian kinerja sistem yang
memberikan pelayanan, sumber, maupun kesempatan.
7. Secara aktif berperan serta dengan pihak lain untuk
menciptakan, memodifikasi, serta meningkatkan sistem
pelayanan yang ada agar lebih responsif terhadap
kebutuhan klien.
8. Melakukan evaluasi sampai seberapa jauh tujuan yang
telah direncanakan dapat tercapai.
9. Secara terus menerus melakukan evaluasi atas
pengembangan profesionalisme melalui assessment atas
perilaku maupun ketrampilan praktiknya.
10. Memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pelayanan
dengan cara mengembangkan landasan pengetahuan
profesionalnya serta menjunjung tinggi standar atau etika
profesi.
TIGA ALIRAN ATAU PANDANGAN DALAM
PEKERJAAN SOSIAL
 Reflexive-Therapeutic.
Aliran ini menganggap bahwa pekerjaan sosial merupakan
profesi yang berupaya mencapai kesejahteraan individu,
keluarga, kelompok, serta komunitas dengan cara
meningkatkan serta memfasilitasi pertumbuhan maupun
pemenuhan kebutuhan diri.

 Socialist- Collectivis.
Aliran ini menganggap bahwa pekerjaan sosial merupakan
profesi yang berupaya mencapai kesejahteraan individu,
kelompok, serta komunitas dalam masyarakat, dengan
cara meningkatkan serta memfasilitasi pertumbuhan
maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat.
 Individualist-Reformist.
Aliran atau pandangan ini menganggap bahwa pekerjaan
sosial merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan
sosial kepada individu maupun masyarakat.

Masing-masing aliran pekerjaan sosial ini mengemukakan


gagasan-gagasannya sendiri tentang pekerjaan sosial
maupun fungsi-fungsinya, selain itu juga mengkritisi
sambil berupaya untuk mengubah aliran-aliran lainnya.
Akan tetapi masing-masing juga mengakui adanya
penggabungan serta tarik menarik antar aliran, misalnya
Reflexive-Therapeutic dan Socialist-collectivist yang
ternyata juga memusatkan diri pada perubahan sosial
dan pengembangan. Demikian pula dengan Reflexive-
Therapeutic dan Individual-Reformist yang lebih condong
pada praktik-praktik individual, dibandingkan praktik-
praktik makro/kolektif.
RUMPUN TEORI SESUAI
DENGAN KETIGA ALIRAN
ATAU PANDANGAN
DIATAS:
Reflexive Socialist Individualist
Therapeutic Collectivist Refomist
• Psychodynamic • Anti • Perspektif Task
Perspectives discrimanation Centered dan
• Perspektif dan anti Crisis
Humanist dan oppressive Intervention
Existentialist • Empowerment, • System dan
• Social dan Advocacy Ecological
Psychological, • Social theories
dan Development,
Communication Community
Development,
& Pekerjaan
sosial Makro
REFLEXIVE THERAPEUTIC
 Psychodynamic Perspectives
Teori ini dikatakan dinamik, karena teori-teori yang
ada dalam perspektif ini meyakini bahwa perilaku
manusia merupakan perwujudan dari suatu interaksi
dinamis antara pikiran dan perilaku serta lingkungan
 Perspektif Humanist dan Existentialist

Teori ini terfokus pada pandangan bahwa manusia


memiliki kapasitas atau kemampuan untuk memiliki
kekuatan personal yang berguna untuk mengatur
hidupnya sendiri, menentukan nasibnya sendiri,
serta memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan
hidupnya sendiri yang menentukan eksistensinya
sebagai manusia.
NEXT

 Social Psychological, dan Communication


Fokus utama dalam teori psikologi sosial
adalah pengaruh relasi di dalam kelompok
sosial serta relasi antar kelompok sosial yang
berpengaruh terhadap perilaku serta
menentukan identitas sosial seseorang.
Fokus utama teori-teori komunikasi juga
berkenaan dengan hubungan antara orang
dengan orang lain dalam kelompok, organisasi,
serta masyarakat.
SOCIALIST COLLECTIVIST
 Anti discrimanation dan anti oppressive
Teori anti diskriminasi adalah pandangan yang
berusaha untuk mengurangi dorongan dari
suatu kelompok atau golongan tertentu untuk
menindas kelompok lain, merugikan kelompok
lain, mengabaikan kelompok lain, serta
menganggap bahwa kelompok lain adalah
kelompok yang tidak berguna, rendah, serta
tidak perlu diperhatikan.
 Empowerment, dan Advocacy
Empowerment atau pemberdayaan berusaha
untuk membantu klien atau kelompok klien
untuk memperoleh kendali atas keputusannya
sendiri serta mampu melakukan aksi bagi
kesejahteraannya sendiri.
Advokasi bertujuan untuk mewakili kelompok
atau golongan yang kurang berdaya di hadapan
kelompok atau golongan yang lebih kuat.
Advokasi ini diarahkan untuk membuat agar
kelompok yang kurang beruntung mendapatkan
perhatian secara lebih adil.
 Social Development , Community
Development, & Pekerjaan sosial Makro
Pembangunan masyarakat ini erat kaitannya
dengan pembangunan ekonomi, pembangunan
industri, ketertinggalan, kebodohan, serta
berbagai masalah lain yang terkait dengan
kemiskinan serta pembangunan kesejahteraan
secara luas. Sudut pandang teori-teori ini
bersifat luas, mulai dari pengembangan
masyarakat lokal, perencanaan sosial secara
luas, hingga pengembangan organisasi serta
kebijakan-kebijakan sosial.
INDIVIDUALIST REFOMIST.
 Perspektif Task Centered dan Crisis
Intervention
Intervensi krisis menganggap bahwa semua
orang hidup dalam kondisi mapan dan
berkelanjutan. Krisis merupakan suatu
kejadian yang merusak kondisi mapan
tersebut, dengan demikian, pekerja sosial
harus memberikan intervensi hanya pada
situasi krisis tersebut, dan mengembalikannya
pada kondisi mapan (steady state)
NEXT

 System dan Ecological theories


Perspektif ini menyatakan bahwa seluruh
situasi problematis disebabkan oleh sub sistem
dimana klien berinteraksi, serta dengan
demikian solusi atas situasi problematik
tersebut juga ditentukan oleh sub sistem lain
dalam kehidupan sosial klien. Perspektif inilah
yang mendasari pandangan tentang “person-in-
environment”
TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL

 Memperkuat kemampuan orang untuk


memecahkan ,menghadapi masalah serta
kemampuan pengembangan dirinya
 Menghubungkan orang dengan sistem-sistem yang
dapat menyediakan sumber-sumber, pelayanan-
pelayanan, dan kesempatan-kesempatan atau
peluang
 Mengembangkan sistem-sistem yang dapat
menyediakan sumber dan pelayanan bagi orang
agar pelaksanaannya lebih efektif dan manusiawi.
 Mengembangkan dan memperbaiki kebijakan
sosial.
PRINSIP-PRINSIP PEKERJAAN SOSISAL

 Penerimaan (Acceptance)
 Individualization.
 Pengungkapan perasaan secara bertujuan (Puposeful
expression of feeling)
 Sikap tidak menghakimi (Nonjudgemental attitude)
 Memiliki sikap Obyektif (Objectivity)
 Keterlibatan emosional secara terkendali (Controlled
emotional involvement)
 Hak menentukan nasib dan kehidupannya sendiri (Self
determination)
 Memiliki akses terhadap sumber daya (Access to resources)
 Kerahasiaan (Confidentiality)
 Dapat dipertanggungjawabkan (Accountability)
KETERAMPILAN POKOK
PEKERJA SOSIAL
 Komunikasi personal
 Berkelompok dan Pertemuan
 Pendidikan masyarakat
 Menyusun struktur dan proses penggalian sumber
masyarakat
 Menulis
 Memotivasi, memberi semangat dan aktivitas
 Memecahkan konflik ,negosiasi dan mediasi
 Representasi dan advokasi
 Presentasi masyarakat
 Bekerja dengan media
 Managemen dan organisasi
 Riset atau Penelitian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai