AKREDITASI PUSKESMAS
Disampaikan pada
Workshop Pemahaman Standar Akreditasi Puskesmas bagi Kabupaten Natuna, 8-9 Juni 2023
CURICULUM VITAE VITAE
CURRICULUM
Nama : dr. Roestina Soehardi, M.MKes
Hp : +62 896-686-68615
Pekerjaan : Surveior UKP- FKTP
Konsultan Manajemen Kesehatan
Alamat : :International Village 1/ C4/ 28, Surabaya
Email : roestinas@gmail.com
Organisasi
Pendidikan:
S-1 Fakultas Kedokteran UKRIDA 1990 • Pengurus Ikkesindo Provinsi Jawa Timur
S-2 STIE Indonesia Malang 2012 • Pengurus Lembaga independen
Pengalaman: .
Penyelenggara Akreditasi LIPA MITRA
Dokter PTT-Puskesmas Kalteng 1990-1999 NUSA
Kanwil Provinsi Jawa Timur 1999-2001
Dinkes Prov Jatim 2001-2019, Purna
Pelatihan / Seminar:
• TOT Pendamping Akreditasi FKTP., Kemkes,2015
• Pelatihan Surveior Akreditasi FKTP, kemkes, 2017
• TOT Keselamatan Pasien , Audit Internal dan Rapat Tinjauan
Manajemen, Kemkes, 2017
• Pelatihan Infection Prevention Control Doctor ( IPCD), PERSI, 2020
• Pelatihan Konsultan Manajemen Kesehatan, 2021
• Diseminasi Standar Akreditasi Puskesmas dan Klinik, 2023
KOMPOSISI STANDAR
AKREDITASI PUSKESMAS
BAB JUMLAH JUMLAH JUMLAH
STANDAR KRITERI ELEMEN
A PENILAIA
N
I 7 26 102
II 8 20 94
III 10 11 42
IV 5 5 34
V 5 20 56
5 35 82 328
3
PEMBAGIAN TUGAS SURVEIOR
PUSKESMAS
JUMLAH
BAB TATA KELOLA SUMBER DAYA DAN UKM EP TATA KELOLA PELAYANAN DAN PENUNJANG EP
EP
✅
✅
1 102 59 (DILEMA ETIK, K3, MFK, AITM) 43
(KECUALI K3, MFK, DILEMA ETIK, AITM)
1.2.5 (3 EP), 1.3.6 (4 EP), 1.4.1-1.4.8 (30 EP),
1.6.3
2 94 ✅ 94 0
3 42 0 ✅ 42
✅
✅
4 34 31 (KECUALI TATALAKSANA KIA, TB DAN 3
(KECUALI TATALAKSANA KIA, TB DAN
PTM) 4.2.1.d (1 EP), 4.4.1.e (1 EP),
PTM)
4.5.1.e (1 EP)
5 56 0 ✅ 56
1.7
Kriteria 1.2.5
Penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan
etik dalam pengambilan keputusan pelayanan.
Pokok Pikiran
g. Dukungan kepala dan/atau pegawai
dalam penyelesaian dilema etik a. Puskesmas dapat menghadapi
yang terjadi dapat berupa advokasi banyak tantangan dan dilema etik
kepada tokoh masyarakat/tokoh dalam memberikan pelayanan
agama, pembinaan, berkoordinasi kesehatan yang aman dan
dengan dinas kesehatan daerah berkualitas.
kabupaten/kota dan pihak terkait b. Keputusan mengenai
lainnya serta bentuk dukungan pelayanan dapat
lainnya. menimbulkan pertanyaan,
f. Kepala Puskesmas dapat KRITERIA konflik atau dilema bagi
membentuk tim etik dengan 1.2.5 Puskesmas dan pasien/
keterwakilan dari pelayanan keluarga/pembuat
UKM, UKP, KMP, dan mutu. keputusan.
c. Kepala Puskesmas perlu
.
e. Dilema etik merupakan situasi yang menetapkan cara
dihadapi oleh seseorang yang pengelolaan dan mencari
mengharuskan orang tersebut membuat solusi terhadap dilema
keputusan mengenai perilaku yang tersebut.
patut. Contoh: tidak bersedia
d. Etik bersifat abstrak, belum tertulis. Jika
diimunisasi/ tidak bersedia bersalin di
sudah tertulis disebut kode etik.
fasilitas kesehatan karena alasan
Penyelesaian
Dilema Etik
Tatangan
& Dilema Etik
Ka Puskesmas
Tim Etik:
UKM
UKP
KMP
Mutu
Elemen Penilaian 1.2.5
Etik
Kriteria 1.3.6
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
Pokok Pikiran
g. Kepala Puskesmas menunjuk a. Pegawai mempunyai hak untuk
petugas yang mendapatkan pelayanan kesehatan
bertanggung jawab terhadap dan perlindungan terhadap
program K3. kesehatannya atas penyakit akibat
kerja dan kecelakaan kerja.
b. Program pemeriksaan
f. Puskesmas melakukan kesehatan berkala dan
evaluasi dan tindak lanjut KRITERIA
1.3.6 pemberian imunisasi kepada
terhadap hasil pelaporan pegawai sesuai hasil
pelaksanaan program K3 bagi identifikasi risiko penyakit
pegawai. perlu ditetapkan dan dilakukan.
e. Semua pegawai harus . Jika terjadi paparan, perlu
memahami program K3 dilaporkan dan ditindaklanjuti,
pegawai, agar program termasuk konseling kesehatan.
tersebut dapat diterapkan.
d. Program perlindungan c. Program K3 juga meliputi
pegawai terhadap tindak promosi kesehatan, kesejahteraan
kekerasan perlu disusun (well being) pegawai (manajemen
dan diterapkan. stress, kepuasan kerja, dll) serta
pencegahan penyakit akibat kerja.
Staf Puskesmas
1. Pelayanan Kesehatan
2. Perlindungan thd
Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Program K3 di Puskesmas
Kriteria 1.4.1
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK) yang meliputi manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas,
manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen
kedaruratan dan bencana, manajemen pengamanan kebakaran, manajemen
alat kesehatan, manajemen sistem utilitas, dan pendidikan MFK.
Pokok Pikiran 1.4.1
a. Puskesmas mempunyai
kewajiban untuk mematuhi
ketentuan peraturan
d. Program MFK perlu disusun perundang-undangan yang
setiap tahun dan terkait dengan bangunan,
diterapkan. prasarana, peralatan dan
menyediakan lingkungan
yang aman bagi pengguna
layanan, pengunjung,
KRITERIA petugas, dan masyarakat
1.4.1 termasuk pasien dengan
c. Puskesmas menyusun dan keterbatasan fisik diberikan
menerapkan program akses untuk memperoleh
manajemen fasilitas dan pelayanan.
keselamatan (MFK) untuk . b. Pemenuhan kemudahan
menyediakan lingkungan dan keamanan akses bagi
yang aman bagi pengguna orang dengan keterbatasan
layanan, pengunjung, petugas fisik, misalnya penyediaan
dan masyarakat. ramp, kursi roda, hand rail,
dan lain-lain harus dilakukan.
PROGRAM MFK
MANAJEMEN
: TAN & KEAMANAN FASILITAS
KESELAMA
PENDIDIKAN MFK
BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3
PENGAMANAN KEBAKARAN
PERALATAN KESEHATAN
SISTEM UTILISASI
Elemen Penilaian 1.4.1
a) Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta tersedia program
MFK yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan identifikasi risiko (R).
- SK PJ MFK
- SK Program MFK
b) Puskesmas menyediakan akses yang mudah dan aman bagi
pengguna layanan dengan keterbatasan fisik (O, W).
Elemen Penilaian
d) Disusun daftar risiko (risk register) yang mencakup seluruh lingkup program MFK (D).
Elemen Penilaian
Kriteria 1.4.2
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen keselamatan
dan keamanan fasilitas.
Pokok Pikiran 1.4.2
h. Apabila terdapat renovasi a. Manajemen keselamatan dan
maka dipastikan tidak keamanan fasilitas dirancang untuk
mengganggu pelayanan dan mencegah terjadinya cedera pada
mencegah penyebaran infeksi. pengguna layanan, pengunjung, petugas
dan masyarakat, seperti tertusuk jarum,
g. Dilakukan inspeksi
tertimpa bangunan atau gedung roboh,
fasilitas untuk menjamin
dan tersengat listrik.
keamanan dan
keselamatan.
f. Kode darurat yang diperlukan b.. Manajemen keselamatan dan
ditetapkan dan diterapkan, KRITERIA keamanan fasilitas perlu
minimal: 1.4.2 direncanakan untuk mencegah
kode merah dan biru. terjadinya kejadian kekerasan fisik
e. Pemberian tanda pengenal untuk maupun cedera akibat lingkungan
pengunjung, petugas serta pekerja alih fisik yang tidak aman seperti
daya merupakan upaya untuk penculikan bayi, pencurian, dan
menyediakan lingkungan yang aman. . kekerasan pada petugas.
Kriteria 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
beracun (B3), pengendalian dan pembuangan limbah B3 dilakukan
berdasarkan perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
f. Tersedia instalasi a. Bahan berbahaya beracun
pengolahan air limbah (IPAL) (B3) dan limbah B3 perlu
sesuai dengan ketentuan diidentifikasi dan
peraturan perundang- dikendalikan secara aman.
undangan.
e. Dalam pengelolaan b. WHO telah mengidentifikasi B3
limbah B3, Puskesmas dapat KRITERIA serta limbahnya dengan kategori
bekerja sama dengan pihak 1.4.3 sebagai berikut: infeksius,
ketiga sesuai dengan patologis dan anatomis, farmasi,
ketentuan peraturan bahan kimia, logam berat,
perundang-undangan. kontainer bertekanan, benda
. tajam, genotoksik/sitotoksik, dan
d. Pengelolaan limbah B3 radioaktif.
sesuai standar, mencakup
pemilahan, pewadahan dan
penyimpanan/tempat penampungan c. Puskesmas perlu menginventarisasi B3 yang
sementara, transportasi serta meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta
pengolahan akhir. limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini
selalu dimutakhirkan sesuai dengan perubahan
yang terjadi di tempat penyimpanan.
Elemen Penilaian (1)
Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan
mengevaluasi manajemen kedaruratan dan bencana.
Pokok Pikiran
g. Hasil dari kegiatan
debriefing a. Potensi terjadinya bencana di
didokumentasikan. daerah berbeda antara daerah
yang satu dan yang lain.
f. Debriefing adalah sebuah reviu
yang dilakukan setelah simulasi b. Puskesmas ikut berperan
bersama peserta simulasi dan KRITERIA aktif dalam upaya mitigasi dan
observer yang bertujuan untuk 1.4.4 penanggulangan bila terjadi
menindaklanjuti hasil bencana, baik internal maupun
dari simulasi. eksternal.
e. Setiap pegawai wajib mengikuti
pelatihan/ lokakarya dan simulasi c. Strategi untuk menghadapi
pelaksanaan manajemen bencana perlu
kedaruratan dan bencana yang d.isusun sesuai dengan potensi
diselenggarakan minimal setahun bencana yang mungkin terjadi
sekali agar siap jika sewaktu-waktu berdasarkan hasil penilaian
terjadi bencana. kerentanan bahaya (HVA).
d. Kesiapan menghadapi bencana disusun
dan disimulasikan setiap tahun secara
internal atau melibatkan komunitas secara
luas.
Elemen Penilaian 1.4.4.
Kriteria 1.4.5
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan
evaluasi manajemen pengamanan kebakaran termasuk sarana evakuasi.
Pokok Pikiran 1.4.5
c. Puskesmas harus
menetapkan larangan
merokok di lingkungan
Puskesmas, baik bagi a. Setiap fasilitas kesehatan
petugas, pengguna termasuk Puskesmas
KRITERIA mempunyai risiko terhadap
layanan, maupun
1.4.5 terjadinya kebakaran,
pengunjung. Larangan
tersebut wajib dipatuhi dan sehingga manajemen
harus dipantau pengamanan kebakaran
pelaksanaannya. perlu disusun.
.
b. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan
proteksi kebakaran baik secara aktif maupun pasif. Proteksi
kebakaran secara aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor
panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran
secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga
darurat, dan tempat titik kumpul aman.
Elemen Penilaian 1.4.5
Kriteria 1.4.6
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan program untuk
memastikan semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah
terjadinya ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi alat kesehatan.
Pokok Pikiran 1.4.6
a. Tujuan manajemen alat kesehatan: (1)
f. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan memastikan bahwa semua alat kesehatan
oleh pihak yang kompeten tersedia dan dilakukan kegiatan pemeliharaan
dan kalibrasi secara berkala,
sesuai dengan ketentuan (2) memastikan bahwa individu yang
peraturan perundang- melakukan pengelolaan alat kesehatan
undangan. memiliki kualifikasi yang sesuai dan
kompeten, dan
(3) memastikan operator yang
e. Pemeriksaan alat mengoperasikan peralatan kesehatan tertentu
kesehatan yang dilakukan KRITERIA telah terlatih sesuai dengan kompetensi yang
petugas meliputi: kondisi alat, 1.4.6 dibutuhkan
ada tidaknya kerusakan, b. Penggunaan
kebersihan, status kalibrasi, Aplikasi Sarana,
dan fungsi alat. Prasarana, dan Alat
Kesehatan (ASPAK)
.
d. Agar tidak terjadi keterlambatan oleh Puskesmas
atau gangguan dalam pelayanan, alat dilakukan untuk
kesehatan harus tersedia, berfungsi c. Data sarana, prasarana, dan alat memastikan
dengan baik, dan siap digunakan saat kesehatan di Puskesmas harus pemenuhan terhadap
diperlukan. Manajemen alat kesehatan diinput dalam ASPAK dan divalidasi standar sarana,
meliputi kegiatan pemeriksaan dan oleh dinas kesehatan daerah prasarana, dan alat
kalibrasi secara berkala, sesuai dengan kabupaten/kota untuk menjamin kesehatan.
panduan produk tiap alat kesehatan. kebenarannya.
Elemen Penilaian 1.4.6.
Kriteria 1.4.7
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk memastikan
semua sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan dan
kegagalan fungsi sistem utilitas.
Pokok Pikiran 1.4.7
h. Air bersih perlu dilakukan a. Sistem utilitas meliputi air,
pemeriksaan seperti uji kualitas listrik, gas medik, dan sistem
air secara periodik sesuai dengan penunjang lainnya seperti
ketentuan peraturan perundang- genset, panel listrik,
undangan. perpipaan air, dan lainnya.
g. Sistem air, listrik, gas medik dan KRITERIA b. Dalam memberikan pelayanan
sistem penunjang lainnya perlu 1.4.7 kesehatan pada pengguna
diperiksa dan dipelihara untuk layanan, dibutuhkan
menjaga ketersediaannya dalam ketersediaan listrik, air, dan gas
mendukung kegiatan pelayanan. medik, serta sistem penunjang
lainnya yang sesuai dengan
f. Puskesmas harus menyediakan kebutuhan Puskesmas.
sumber air, listrik dan gas
medik beserta cadangannya .c. Sumber air adalah sumber air
selama 7 hari 24 jam. bersih dan air minum.
e. Penggunaan gas medik dan vakum
medik di fasilitas pelayanan kesehatan d. Sumber air dan listrik cadangan perlu
melalui : sistem gas medis, tabung gas disediakan untuk pengganti jika terjadi
medis, oksigen konsentrator portable. kegagalan air dan/atau listrik.
Elemen Penilaian 1.4.7.
O
c) Sumber air, listrik, dan gas Pengamatan surveior terhadap ketersediaan
medik beserta sumber air, listrik, dan gas medik beserta
cadangannya tersedia cadangannya tersedia selama 7 hari 24 jam
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di Puskesmas
untuk pelayanan di
Puskesmas (O).
STANDAR 1.4
Kriteria 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan manajemen fasilitas
dan keselamatan (MFK) bagi petugas.
Pokok Pikiran 1.4.8
a Dalam rangka
meningkatkan
pemahaman,
c. Pendidikan petugas kemampuan, dan
sebagaimana keterampilan dalam
dimaksud tertuang KRITERI pelaksanaan
dalam rencana A manajemen fasilitas dan
pendidikan 1.4.8 keselamatan (MFK)
manajamen fasilitas perlu dilakukan
dan keselamatan. pendidikan petugas
agar dapat menjalankan
.
peran mereka dalam
menyediakan
b. Pendidikan petugas dapat berupa lingkungan yang aman
edukasi, pelatihan, dan in house bagi pasien, petugas,
training/ workshop/ lokakarya. dan masyarakat.
Elemen Penilaian 1.4.8.
D
c) Dilakukan evaluasi dan 1. Bukti evaluasi program pendidikan MFK
tindak lanjut bagi petugas Puskesmas
perbaikan pelaksanaan 2. Bukti tindak lanjut perbaikan berdasarkan
pemenuhan pendidikan hasil evaluasi
MFK bagi petugas (D, W). W Kepala Puskemas, KTU, petugas yang
mendapatkan pendidikan MFK : penggalian
informasi terkait evaluasi dan tindaklanjut
program pendidikan MFK bagi petugas
Puskesmas
STANDAR 1.6
Kriteria 1.6.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan,
pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan
pertemuan tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah
kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun rencana pengembangan
pelayanan.
Pokok Pikiran 1.6.3
a. Kinerja Puskesmas yang dilakukan
f. Pertemuan tinjauan manajemen perlu dipantau tingkat ketercapaian
dipimpin oleh penanggung target yang ditetapkan.
jawab mutu.
b. Audit internal merupakan salah satu
mekanisme pengawasan dan
e. Kepala Puskesmas dan penanggung pengendalian yang dilakukan secara
jawab mutu secara periodik sistematis oleh tim audit internal
melakukan pertemuan tinjauan KRITERIA yang dibentuk oleh kepala
manajemen untuk membahas 1.6.3 Puskesmas.
umpan balik pelanggan, keluhan
pelanggan, hasil audit internal, c. Hasil temuan audit internal
hasil penilaian kinerja, disampaikan kepada kepala
perubahan proses Puskesmas, penanggung jawab
mutu dan tim mutu Puskesmas,
penyelenggaraan upaya . penanggung jawab upaya
Puskesmas dan kegiatan Puskesmas, koordinator
pelayanan Puskesmas, perubahan pelayanan, dan pelaksana kegiatan
kebijakan mutu jika diperlukan, dan sebagai dasar untuk melakukan
membahas hasil pertemuan tinjauan perbaikan.
manajemen sebelumnya, serta
d. Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi
rekomendasi untuk perbaikan.
tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai
Puskesmas, permasalahan tsb dapat dirujuk ke dinas kesehatan
daerah K/ K untuk ditindaklanjuti.
Elemen Penilaian 1.6.3
a) Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan uraian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas (R).
b) Disusun rencana program audit internal tahunan yang dilengkapi kerangka
acuan dan dilakukan kegiatan audit internal sesuai dengan rencana yang
telah disusun (R, D, W).
c) Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada kepala
Puskesmas, tim mutu, pihak yang diaudit dan unit terkait (D, W).
d) Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit
internal, baik oleh kepala Puskesmas, penanggung jawab maupun
pelaksana (D, W).
e) Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen ditindaklanjuti dan
dievaluasi (D, W).
f) Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen ditindaklanjuti dan
dievaluasi (D, W).
ELEMEN PENILAIAN 1.6.3
d) D
Tindak lanjut dilakukan 1. Bukti pelaksanaan tindak lanjut dan
terhadap temuan dan rekomendasi hasil audit internal
rekomendasi dari hasil
audit internal, baik oleh W PJ Mutu, Koordinator Audit Internal, auditor internal
kepala Puskesmas, dan pihak yang diaudit: penggalian informasi
penanggung jawab tentang tindaklanjut hasil audit
maupun pelaksana (D,
W).
d) ELEMEN PENILAIAN
Elemen Penilaian 1.6.3
KELENGKAPAN BUKTI
e) Kepala Puskesmas D 1. Jadwal pertemuan tinjauan manajemen.
bersama dengan tim 2. Undangan pertemuan tinjauan manajemen
mutu merencanakan
pertemuan tinjauan 3. Notulen hasil pertemuan tinjauan manajemen yang
manajemen dan disertai dengan foto kegiatan
pertemuan tinjauan 4. Daftar hadir peserta pertemuan tinjauan manajemen
manajemen tersebut w Kepala Puskesmas, PJ Mutu, tim mutu Puskesmas, dan
dilakukan dengan petugas Puskesmas: penggalian informasi tentang
agenda sebagaimana
tercantum dalam pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen
pokok pikiran (D, W).