Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN LABA RUGI

DAN LAPORAN
PERUBAHAN EKUITAS

Risti Ulfi Hanifah, SE.,M.Ak.,Ak


Laporan Laba Rugi

Laporan Perubahan Ekuitas

Pos – Pos Luar Biasa


LAPORAN LABA RUGI

 Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu serta untuk menyediakan informasi yang
membantu investor dan kreditor untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa
depan.
 Laporan laba rugi meringkas jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama beroperasi serta
keuntungan yang diperoleh perusahaan selama menjalankan usaha.
KEGUNAAN LAPORAN LABA
RUGI
 Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya.

 Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.

 Memberikan menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.

 Menjadi alat bantu dalam menganalisa strategi perusahaan.

 Menjadi patokan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya apabila ingin meningkatkan
keuntungan yang didapat.
PENGERTIAN DAN MANFAAT
INFORMASI LABA
 Laba adalah imbalan di atas suatu investasi, jumlah yang dapat dikembalikan kepada para
investor tanpa mempengaruhi kesejahteraan suatu perusahaan.
 Laba akuntansi adalah selisih antara pendapatan (revenues) dengan beban atau biaya
(expenses)

 Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan : pendapatan dianggap telah terealisasi kalau produk
perusahaan telah ditukarkan dengan kas; dan dianggap dapat direalisasi apabila aktiva non kas (klaim
terhadap kas) dapat direalisasi menjadi kas, sedangkan keuntungan dapat timbul karena perusahaan
menjual aktiva tetap atau investasinya diatas nilai bukunya, memperolehan ganti rugi asuransi di atas
nilai bukunya.
- Akuntansi mengidentifikasi dua faktor yang dipakai sebagai dasar pengakuan :
1. Telah terjadi proses tukar menukar (realisasi).
2. Proses perolehan telah selesai.
- Kapan suatu pendapatan harus diakui :
1. Pendapatan diakui pada satu saat saja (dipilih salah satu saat yang paling penting)
2. Pendapatan diakui pada lebih dari satu saat yang ada dalam siklus pendapatan.

 Pengakuan biaya dan kerugian

Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Kerugian merupakan bagian dari beban yang bukan aktivitas perusahaan yang biasa.
Kerugian dapat timbul karena bencana kebakaran , banjir dan pelepasan aktiva tidak lancar.
PENGUKURAN LABA
a. Penentuan laba berdasar konsep pemeliharaan modal keuangan.
Suatu perusahaan memperoleh laba hanya kalau jumlah rupiah aktiva nettonya (aktiva-
kewajiban = ekuitas) pada akhir periode melebihi jumlah rupiah aktiva netonya pada
awal periode setelah dikeluarkan efek transaksi dengan pemilik.
Contoh :
PT ABC memiliki aktiva dan kewajiban pada awal dan akhir periode sebagai berikut
Awal Periode Akhir Periode
Total Aktiva Rp 650.000.000 Rp 790.000.000
Total Utang Rp 400.000.000 Rp 350,000.000
Aktiva Netto Rp 250.000.000 Rp 440.000.000
Jika tidak ada investasi tambahan atau pengambilan model dari pemilik maka laba untuk PT
ABC adalah Rp 190.000.000, yaitu jumlah kenaikan aktiva netto dari Rp 250.000.000 menjadi
Rp 440.000.000. Namun, misalkan pemilik menambahnya investasinya selama periode tersebut
sebesar Rp 50.000.000 dan menerima dividen sebesar Rp 20.000.000 maka laba PT ABC adalah
Rp 160.000.000 yang dapat dihitung sebagai berikut :
Aktiva Netto – akhir Rp 440.000.000
Aktiva Netto – awal Rp 250.000.000
Kenaikan aktiva neto Rp 190.000.000
Kurang- investasi pemilik (Rp 50.000.000)
Tambah- distribusi kepada pemilik Rp 20.000.000
Laba Rp 160.000.000
PENENTUAN LABA
BERDASARKAN
PEMELIHARAAN MODAL
FISIK
 Konsep ini , laba terjadi bila kapasitas produksi fisik pada akhir periode melebihi kapasitas
produksi fisik pada awal periode yang sama sesudah mengeluarkan efek transaksi dengan
pemilik.
 Apabila aktiva neto pada awal tahun nilainya naik, maka kenaikan nilai dari aktiva netto ini
tidak merupakan bagian dari laba karena kenaikan ini diperlukan untuk menjaga modal fisik
perusahaan.
PENGUKURAN LABA
MENURUT PENDEKATAN
TRANSAKSI
 Pendekatan transaksi (matching method), laba merupakan selisih transaksi penghasilan
(pendapatan dan keuntungan) dengan biaya (beban dan kerugian).
 Komponen laba terdiri dari :

1. Pendapatan (revenues)
2. Beban (expenses)
3. Keuntungan (gains)
4. Kerugian (losses)
KOMPONEN LAPORAN LABA
RUGI
 Laporan laba rugi berisi komponen-komponen :

1. Penjualan atau Pendapatan


2. Harga Pokok Penjualan
3. Laba Kotor Operasi
4. Beban Usaha
5. Laba Operasi (usaha)
6. Pendapatan dan Beban Lain-lain
7. Bagian laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
8. Laba sebelum pos-pos luar biasa
9. Pos – pos luar biasa
10. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi
11. Laba sebelum beban pajak penghasilan
12. Beban pajak penghasilan
13. Laba bersih
14. Hak minoritas
15. Laba bersih per saham
BENTUK LAPORAN LABA
RUGI
1. Bentuk Bertahap (multiple step) :
Bentuk bertahap membandingkan pendapatan dan beban yang terkait, sehingga dapat dihasilkan
berbagai macam jenis laba sebagai berikut :
a. Laba Kotor, merupakan selisih antara penjualan neto dan harga pokok penjualan.
b. Laba Usaha, merupakan selisih antara laba kotor dengan beban usaha (beban operasional).
c. Laba dari kegiatan kontinu sebelum pajak penghasilan. Laba ini sama dengan laba usaha
setelah ditambah dengan pendapatan lain-lain dan dikurangi dengan beban lain – lain.
d. Laba bersih, merupakan jumlah laba yang menjadi hak dari para memegang saham.
e. Laba per saham.
Susunannya memisahkan antara transaksi operasi dengan non operasi.
2. Bentuk Tunggal (Single Step)
Bentuk tunggal mengelompokkan seluruh pendapatan dan keuntungan, dan kemudian
langsung dikurangi dengan seluruh beban dan kerugian sehingga langsung diperoleh laba
bersih.
Jarang digunakan karena hanya memberikan informasi yang terbatas manfaatnya.
Berisi ikhtisar kelompok suatu klasifikasi tertertu, seperti Harga Pokok Penjualan, Beban
Penjualan, Beban Administrasi dan umum, dan ikhtisar beban dan pendapatan lain-lain.
LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
 Laporan perubahan ekuitas mencakup informasi perubahan posisi modal saham, agio saham,
saldo laba, dan pos-pos lain yang secara langsung mengubah ekuitas perusahaan.
 Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva
bersih atau kekayaan neto entitas selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
KOMPONEN-KOMPONEN
LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian beserta jumlahnya berdasarkan
PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan
mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.
6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing – masing jenis modal saham, agio saham dan
cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.
LABA KOMPREHENSIF
 FASB mendefinisikan laba komprehensif adalah perubahan ekuitas suatu entitas selama
periode akibat adanya transaksi dan kejadian serta situasi lainnya yang tidak bersumber pada
pemilik. Mencakup semua perubahan ekuitas selama suatu periode, kecuali yang dihasilkan
dan investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
 Laba komprehensif merupakan jumlah yang digunakan untuk pengukuran menyeluruh dari
perubahan kesejahteraan perusahaan selama periode tertentu.
Komponen laba komprehensif :
1. Laba Bersih menurut laporan laba tahun berjalan.
2. Ditambah (dikurangi) semua elemen yang mempengaruhi ekuitas selain yang berasal dari
transaksi dengan pemilik (pemegang saham).
PENYESUAIAN UNTUK MENGHITUNG
LABA KOMPREHENSIF
1. Penyesuaian Penjabaran Valuta Asing.
2. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan atas sekuritas yang tersedia untuk
dijual.
3. Penundaan keuntungan atau kerugian atas instrument keuangan derivative.
PERAMALAN KINERJA
KEUANGAN
 Point untuk memprediksi laporan keuangan adalah mengidentifikasikan faktor-faktor yang
menentukan tingkat pendapatan atau biaya tertentu.
 Peramalan penjualan menunjukkan berapa cepat pertumbuhan perusahaan dan mencerminkan
aktivitas volume yang diharapkan perusahaan.
 Aktivitas volume yang diharapkan dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan usaha, kemudian ditentukan oleh jumlah pembiayaannya.
 Keandalan peramalan laporan keuangan akan tergantung pada keakuratan proyeksi penjualan.
POS – POS LUAR BIASA
 Pos luar biasa merupakan transaksi yang bersifat tidak biasa dan merujuk pada peristiwa yang
jarang terjadi.
 Item ini bukan bagian dari kegiatan operasi perusahaan atau tidak diharapkan terjadi secara
berkelanjutan.
 Perubahan taksiran akuntansi tidak dapat diperlakukan sebagai pos-pos luar biasa.
 Contoh : kerugian akibat pengambilalihan aset oleh pemerintah asing, keuntungan
restrukturisasi utang bermasalah, penghapusan aset tak berwujud.
 Pos luar biasa dilaporkan setelah dikurangi pajak dan sebagai pos terpisah setelah penghasilan
dari operasi yang dilanjutkan (dibawah operasi yang dihentikan).
KATEGORI POS – POS LUAR
BIASA
1. Pos – pos luar biasa yang mempunyai kaitan dengan periode tahun berjalan.
2. Keuntungan atau kerugian tertentu yang bukan merupakan pos luar biasa, biarpun
jumlahnya material.
3. Penyesuaian tahun sebelumnya.
4. Penyesuaian dan koreksi normal tahun yang berjalan.
5. Perubahan prinsip akuntansi.
6. Penghentian kegiatan usaha.
POS – POS LUAR BIASA YANG MEMPUNYAI
KAITAN DENGAN PERIODE TAHUN
BERJALAN
 Pos-pos yang jumlahnya material yang sifatnya berbeda jauh dengan aktivitas kegiatan normal
perusahaan dan tidak diharapkan sering terjadi, serta tidak digunakan sebagai pertimbangan di
dalam menilai proses kegiatan perusahaan yang normal.
KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN YANG
BERJUMLAH MATERIAL YANG BUKAN
MERUPAKAN POS LUAR BIASA
Suatu keuntungan atau kerugian yang tidak memenuhi kedua kriteria tidak boleh disajikan

sebagai pos luar biasa.
 Pos – pos ini akan disajikan bersama-sama dengan pendapatan, biaya, dan beban normal
dalam perhitungan laba rugi.
 Pos tersebut apabila jumlahnya tidak material digabungkan dengan pos lain, namun jika
jumlahnya material diungkapkan secara terpisah, dan disajikan di atas labs (rugi) sebelum pos
luar biasa.
PENYESUAIAN PERIODE
TAHUN SEBELUMNYA
 Pos-pos laba atau rugi yang harus diperlukan dan dilaporkan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya dan dikeluarkan dari perhitungan laba bersih periode sekarang, yaitu :
1. Koreksi atas kesalahan laporan keuangan periode sebelumnya,
2. Penyesuaian yang diakibatkan karena realisasi keuntungan pajak akibat kerugian
perusahaan anak yang dibeli perusahaan sebelumnya dapat dikompensasikan.
PENYESUAIAN DAN KOREKSI
NORMAL TAHUN YANG
BERJALAN
 Penyesuaian timbul karena adanya perubahan taksir dalam akuntansi, tidak dapat
diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode sebelumnya.
 Pos-pos yang timbul akibat adanya perubahan taksiran masa manfaat aktiva tetap, penyesuaian
harga perolehan, realisasi persediaan yang usang tahun sebelumnya, dan sejenisnya dilaporkan
dalam periode terjadinya perubahan tersebut dan periode yang akan datang.
PERUBAHAN PRINSIP
AKUNTANSI
 Perubahan prinsip akuntansi akan berakibat bahwa prinsip yang digunakan sekarang berbeda
dengan prinsip yang digunakan dalam periode sebelumnya.
 Pengaruhnya terhadap laba bersih akibat penerapan prinsip akuntansi yang baru harus
diungkapkan secara terpisah sesudah pos luar biasa dalam perhitungan laba rugi.
 Contoh :

PT Abadi memutuskan pada awal tahun 2008 untuk merubah metode depresiasinya dari
metode angka tahun ke metode garis lurus. Harga pokok aktiva tetap yang dibeli perusahaan
pada awal tahun 2006 berjumlah Rp 100 juta dan mempunyai umur ekonomis 4tahun.
PENGHENTIAN KEGIATAN
USAHA
 Penghentian kegiatan usaha dapat terjadi karena perusahaan menghentikan sebagian dari
kegiatan usahanya, seperti : kegiatan memproduksi satu jenis produksinya atau departemen
dari suatu usaha tersebut.
 Laba atau rugi yang timbul kemudian harus dilaporkan secara terpisah.
 Hasil kegiatan dari segmen yang dihentikan operasinya itu harus dilaporkan bersama-sama
dengan laba atau rugi akibat penghentian kegiatan.
 Dampaknya kemudian dilaporkan jumlah bersihnya setelah pajak dalam perhitungan laba/rugi
sesudah laba dari usaha tetap berjalan dan sebelum pos-pos luar biasa.
 Contoh : PT ABADI adalah sebuah perusahaan yang melakukan diversifikasi usahanya.
Kemudian pada tahun ini perusahaan memutuskan untuk menghentikan pembuatan dan
penjualan barang elektroniknya. Selama tahun ini bagian elektronik menderita kerugian Rp
300juta (setelah pajak), dan dijual pada akhir tahun dengan rugi Rp 500juta. Perhitungan laba
atau rugi tahun ini akan tampak sebagai berikut :
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai