Setiap manusia menggunakan bahasa di kehidupan sehari-
hari. Namun, benarkah setiap orang telah mengenal bahasa? Jika ada seseorang yang bertanya, “apakah yang dimaksud dengan bahasa?” jawaban apa yang akan Anda berikan? Seringkali orang berpendapat bahwa dalam belajar yang terpenting adalah teori dan materi. Pemahaman adalah hal lain yang jauh lebih penting tetapi sering disepelekan. Tanpa pemahaman yang mendalam, maka seseorang akan tidak dapat menyerap teori dan materi dengan sebaik- baiknya. Begitu pula dengan pembelajaran bahasa. Sebelum masuk ke materi utama tentang bahasa Indonesia, ada baiknya terlebih dahulu kita berbicara tentang pengertian bahasa secara umum. Bahasa secara umum yang dimaksud di sini adalah hakikat bahasa dalam konteks sosial dan keilmuan; bahasa dalam lingkungan sosial pegaulan di kehidupan sehari-hari dan bahasa sebagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat tak dapat lepas dari bahasa karena bahasa adalah salah satu sarana komunikasi yang utama. Secara naluriah masyarakat membutuhkan “alat” untuk menyampaikan gagasan, informasi, keinginan, dan perasaannya kepada orang lain. Selanjutnya, agar “sesuatu” yang ingin disampaikan itu dapat dipahami dengan baik oleh lawan komunikasinya, maka manusia harus menggunakan dan memilih alat komunikasi yang tepat. Alat komunikasi inilah yang salah satunya dapat kita sebut sebagai bahasa. Secara garis besar bahasa dapat dibedakan ke dalam bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang berupa lambang bunyi yang dituliskan atau dilisankan. Sedangkan bahasa nonverbal adalah bahasa yang dituangkan tidak dengan lambang bunyi melainkan dengan gambar, warna, garis, simbol, gerakan tubuh, mimik wajah, dan lain sebagainya. Keberadaan bahasa nonverbal seringkali dianggap sebagai bahasa kedua yang berguna sebagai pelengkap dan atau penegas bahasa verbal. Sadar maupun tidak, manusia menggunakan bahasa di setiap waktunya dengan berbagai kepentingan. Karena kepentingan manusia dalam menggunakan bahasa sangat beragam, maka manusia memunyai kecenderungan untuk memilih dan menggunakan bahasa yang tepat. Hal ini dalam ranah ilmu linguistik disebut dengan ragam bahasa. Ragam bahasa akan kita bahas di bab berikutnya. Dalam memilih dan menggunakan ragam bahasa tersebut, manusia akan menggunakan bahasa verbal dan seringkali dipadukan dengan bahasa nonverbal. Baik bahasa verbal maupun nonverbal yang digunakan, sama-sama memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Maka, sebagai contoh, tak jarang kita melihat ada orang yang terbiasa berbicara dengan menggerakkan tangan karena ia merasa maksud yang ia sampaikan melalui bahsa verbal yang berwujud ucapan akan menjadi semakin jelas jika dibantu dengan gerakan tangan. Ada pula orang yang berbicara dengan menggerakkan kepala, menunjuk ke arah tertentu, menggerakkan badan, menggunakan mimik wajah, dan lain sebagainya. Sedangkan bahasa nonverbal tertulis yang dapat mewakili bahasa verbal atau membantu memerjelas maksud bahasa tulis antara lain adalah gambar, simbol, warna, dan garis. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat gambar putung rokok di dalam lingkaran dan dicoret dengan garis diagonal. Tanpa diberi tulisan di bawah gambar itu pun kita telah tahu bahwa jika kita berada di area di sekitar gambar tersebut maka kita dilarang merokok. Contoh lain, sering kita jumpai gambar anjing menyalak di depan gerbang rumah. Hal ini menandakan bahwa di balik pagar itu ada anjing penjaga yang galak. Masih banyak contoh bahasa nonverbal di sekitar kita seperti rambu-rambu lalu-lintas, nama toko, penunjuk arah, sampul buku, lukisan, bunyi peluit polisi, dan lain sebagainya. Manusia, dengan akal, ilmu pengetahuan, dan nalurinya berusaha sebaik mungkin menyampaikan bahasa yang digunakannya agar dapat dipahami dengan baik oleh lawan bicaranya. Sampai di sini lalu timbul topik perbincangan lain yang mengatakan bahwa manusia yang satu dengan yang lain tentu memunyai cara berkomunikasi yang berbeda. Hal ini amat benar karena tak lepas sebagai makhluk sosial, manusia adalah individu yang unik dan khas. Manusia memunyai karakter dan sifat yang berbeda satu sama lain. Karena bahasa yang digunakan tergantung pada siapa penggunanya, maka bahasa yang muncul dari masing-masing individu pun berbeda. Perbedaan bahasa yang dimaksud adalah dari segi pemilihan kosakata, aksen atau gaya bicara, tingkat kesopanan, style, dan tingkat pemaknaan. Selain faktor pembawaan dan ilmu pengetahuan, lingkungan sosial amat memengaruhi cara berbicara seseorang. Hal ini lantas berkaitan dengan ciri berbahasa idiolek, sosiolek, dan dialek. Hal ini akan kita bahas di bab selanjutnya.