Anda di halaman 1dari 23

SARANA UPACARA YAJNA

Berbicara tentang Yajna, maka sudah tentu tidak


terlepas dengan sarana yang diperlukan atau
dipergunakan dalam pelaksanaan korban suci (yajna)
itu sendiri.

Sarana upacara yajna sangat penting artinya untuk


keberhasilan dari suatu yajna yang dipersembahkan
oleh Umat Hindu.

Umat Hindu dalam mempersembahkan yajna tentu


ditunjang oleh adanya berbagai sarana.
Dengan adanya sarana tersebut umat Hindu
berusaha menghubungkan diri atau menyatukan diri
dengan penuh kesucian ke hadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa beserta manifestasinya.
Segala jenis sarana upacara Melalui sarana-sarana yang
yajna yang dipergunakan oleh dipergunakan dalam beryajna, tentunya
umat Hindu tentunya memiliki mempunyai suatu harapan suci agar
makna/arti dan fungsi yang sangat pelaksanaan yajna mencapai
mulia dan memiliki nilai kesucian kesempurnaan baik secara material dan
dan nilai spiritual yang tinggi spiritual, sehingga tujuan hidup sesuai
sesuai dengan jenis yajna yang dengan ajaran agama Hindu dapat
sedang dipersembahkan. tercapai yaitu Modksartham jagathita
ya ca iti dharma atau tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir
dan batin.
Sarasamuccaya sloka 14 yang menegaskan sebagai berikut: 

"Ikang dharma ngaranya, henuning


mara ring swarga ika, kadi gatining
parahu, an henuning banyaga nentasing
tasik”.

artinya:
 Yang disebut dharma, adalah merupakan jalan untuk pergi ke
sorga sebagai hal sesungguhnya merupakan alat bagi orang
dagang untuk mengarungi lautan.
SARANA POKOK DALAM MELAKSANAKAN
YAJNA ATAU KORBAN SUCI
API AIR BUNGA

DAUN BUAH BIJI-BIJIAN

HAL INI DITEGASKAN DALAM KITAB SUCI BHAGAVADGITA, SLOKA IX, YANG
BUNYINYA:
"PATTRAM PUSPAM PHALAM TOYAM YO ME BHAKTYA PRAYACCHATI,
TED AHAM BHAKTYAUPAHRITAM ASNAMI PRAYATATMANAH”

Yang artinya:
Siapa saja yang sujud kepada Aku dengan persembahan sehelai
daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, seteguk air, Aku
terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci.
ARTI DAN FUNGSI API DALAM
UPACARA AGAMA HINDU

 Penggunaan api sebagai sarana dalam upacara agama


Hindu sangat banyak dijumpai sesuai dengan jenis yajna
yang dipersembahkan dan fungsinya masing-masing. Jenis
api yang dipergunakan dalam kaitannya dengan upacara
agama bukanlah jenis api yang khusus sebagai api sakral.
Api sakral merupakan api yang suci yang diperoleh melalui
pemujaan dengan mantra-mantranya
Dalam pelaksanaan upacara agama bahwa sarana api
banyak digunakan, seperti: dhupa; dipa, api takep, paepan, dan
lain-lain. Dhupa atau dupa adalah sebagai nyala bara yang berisi
wangi-wangian atau astanggi yang dipakai dalam upacara dan
untuk menyelesaikan upacara
DIPA API TAKEP

api sebagai sarana upacara


dengan nyala bara yang terbuat
serabut kelapa yang sudah
api yang nyalanya kering. Api takep ini biasanya
dibuat sedemikian rupa dari dua
sebagai lampu yang
bilah serabut kering dan pada
terbuat dari minyak bagian tengahnya ditaruh api
kelapa yang merupakan yang telah membara, lalu salah
alat penting dalam satu bilah sabut itu dicakupkan
(ditanggkepkan) sehingga api
upacara agama. menjadi nyala bara.
Pasepan adalah api sebagai nyala
bara yang ditaruh di atas tempat
tertentu atau dulang kecil yang
diisi dengan potongan kayu yang
dibuat kecil-kecil dan kering.
Biasanya dipilih pofongan kayu
yang mengeluarkan bau yang
harum, seperti: kayu cendana
kayu menyan, kayu majegau dan
lainnya

Penggunaan dupa, api takep dan


pasepan biasanya mengeluarkan asap,
sedangkan penggunaan dipa biasanya
mengeluarkan nyala yang terang,
semua sarana api tersebut memiliki
makna tertentu

Dupa merupakan lambang akasa


tattwa
Dipa merupakan lambang sakti tatwa
Dijelaskan pula tentang arti dupa dan dipa,
dikatakan "wijil ing dhupa sakeng wisma, dipa
sakeng Ardha candra landepi sembah”,

artinya:
bahwa tajamnya sembah sakti itu (dengan) dupa
yang tercipta Wisma (sarwa alam) dan dipa yang
terdiri dari Ardha candra (bulan sabit) atau
dengan istilah lain bahwa terwujudnya cipta
pujaan itu akan dapat diintensifkan dengan
mempergunakan dhupa dan dipa itu.
(Wedaparikrama:103).
Dari penegasan tersebut sungguh sangat penting artinya sarana
api itu dalam upacara agama.
 PENGGUNAAN API SEBAGAI SARANA UPACARA
AGAMA JUGA DISEBUT DENGAN AGNI.
 PERANAN API DALAM UPACARA AGAMA SANGAT
PENTING SEKALI, SEPERTI: API ADALAH PENGANTAR
UPACARA YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA
MANUSIA DAN TUHAN (IDA SANG HYANG WIDHI
WASA).
 AGNI ADALAH DEWA YANG MENGUSIR RAKSASA DAN
MEMBAKAR HABIS SEMUA MALA SEHINGGA
MENJADIKANNYA SUCI.
 AGNI ADALAH PENGAWAS MORAL DAN SAKSI YANG
ABADI, AGNILAH YANG MENJADI PIMPINAN UPACARA
YAJNA YANG SEJATI.

menurut Weda (Wedaparikrama: 44-45).


Jenis –jenis Api

Api yang ada Api yang ada


di dapur Api yang ada pada Matahari
pada diri
manusia

Semua jenis api tersebut di atas sangat membantu


kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam aktivitas tertentu, termasuk juga yang
berkaitan dengan kehidupan sosial budaya, dan
keagamaan atau spritual.
Dalam kitab suci Sarasamuccaya sloka 59 disebutkan jenis api yang disebut Sang
Hyang Tryagi, sebagai berikut:
”.... mangelema amuja ring sang hyang tryagni ngaranira sang hyang
apuy tiga, pratyekanira, ahawaniya, grhaspatya, citryagni,
ahawanidha ngaranira apuy ning asuruhan, rumateng i pinanga,
grhaspatya ngaranira apuy ning winarang, apan agni, apan agni
saksika kramaning winarang i kalaning wiwaha, citagni ngaranira
apuy ning manunu sawa, nahan ta sang hyang tryagni
ngaranira ...." ,
Yang artinya:
..... tat mengadakan pujaan kepada tiga api suci, yang disebut
Tryagni: yaitu tiga api suci perinciannya adalah; ahawaniya,
grhaspatya, dan citryagni, ahawaniya artinya api tukang
masak untuk memasak makanan garhaspatya artinya api
upacara perkawinan, itulah api yang dipakai saksi pada
waktu perkawinan dilangsungkan; citagni artinya api untuk
membakar mayat, itulah yang disebut tiga api suci..."
Kutipan sloka tersebut
penyebutkan tiga jenis api suci
yang disebut Tri Agni
Ahawaniya yaitu api yang dipergunkan
untuk memasak

Garhaspatya yaitu api upacara dalam


perkawinan.

Citagni yaitu api yang


dipergunakan dalam upacara
pembakaran mayat.
Ketiga jenis api suci tersebut atau triagni merupakan sarana
yang sangat penting dan banyak dipergunakan dalam
pelaksanaan upacara agama terutama dalam pelaksanaan
Panca Yajna.
Api dalam istilah ajaran agama Hindu juga disebut dengan
Apuy, Agni, Wahni.

Sedangkan dalam ajaran Tri Murti atau tiga


wujud Sang Hyang Widhi Wasa, bahwa api
merupakan sumber kehidupan dan
kekuatannya untuk menciptakan segala isi
alam semesta, baik dalam bhuwana agung
dan bhuwana alit dengan dewanya adalah
Dewa Brahma, dengan warnanya adalah
merah atau abang (bamadewa) yang dalam
Fungsi api dalam kaitannya dengan upacara
agama Hindu
Api sebagai pendeta pemimpin Api sebagai lambang menuntun umat;
upacara; Hal ini dimaksudkan bahwa hal ini banyak ditegaskan dalam kitab
api dapat menuntun umat Hindu untuk suci agama Hindu
menuju pada arah kesucian, selalu ada
pada jalan yang benar (dharma) Yang artinya:
O Tuhan, kuat laksana api, maha
kuasa tuntunlah kami semua,
 Agne naya supatharaye segala yang hidup kejalan
asman, wismani dena yangbaik, segala tingkah laku
wayunani widwan, menuju kepada-Mu yang
bijaksana, jauhkan dari jalan yang
yuyudhy asmay juhata tercela yang jatuh dari pada-Mu
am, enobhuyistham te baik penghormatan maupun kata-
nama uktim withena”. kata yang hamba lakukan; (Isa
Upanisad 18).
Menghormat dan memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Esa beserta
manifestasinya memerlukan kesucian hati atau ketulusan dari pemujanya

Disamping unsur kesucian juga sarana api dapat sebagai sarana


atau perantara untuk menyatukanya, agar yajna itu tidak sia-sia

Api sebagi pembasmi segala kotoran dan pengusir roh jahat

Api sebagai saksi upacara dalam kehidupan

Api sebagai perantara Pemuja dan yang dipuja. 


Sarana api digunakan dalam upacara agama baik
yang berupa dhupa, dipa, api takep, pasepan, api
tetimpug, dan yang sejenisnya merupakan saksi
upacara atau pemimpin upacara.

Dalam umat Hindu melakukan


persembahyangan, maka api dhupalah
yang dipakai saksinya, sedangkan asapnya,
melambangkan arahnya jalan pikiran untuk
menyembah Hyang Widhi menuju ke arah
akasa dengan penuh kesucian.
Penggunaan Sanggar surya yang ditempatkan di bagian
sudut yang mengarah Gunung dan Sinar Matahari,
disebut dengan Sanggar Pesaksi yang fungsinya sebagai
lambang stana Dewa Siwa Raditya yang turut
menyaksikan pelaksanaan upacara.

Sanggar surya terkadang juga dinamai Sanggar


Tawang kata Tawang (bahasa kawi) yang artinya:
langit. Dengan penggunaan Sanggar Tawang berarti
kekuatan api Brahman (Raditya/Matahari) yang
dipancarkan melalui akasa / langit juga merupakan
saksi dalam pelaksanaan upacara yajna
WEDA MENEGASKAN BEBERAPA FUNGSI
DAN KEDUDUKAN API SEBAGAI SARANA
UPACARA YAJNA

Api yang berfungsi sebagai saksi dalam sumpah dan


persembahyangan
Api berfungsi sebagai pendeta (Purohito) yang akan
melakukan tugas-tugas kependetaan dalam upacara yang
dilakukan oleh manusia
Api sebagai ahli upacara, ahli Weda (Jata Weda) yang memberi
inspirasi kepada para pendeta dan para Resi menggubah
mantra
Api (Agni) berfungsi sebagai duta atau utusan yang siap
menerima perintah dari yajmana untuk mendatangkan para
Dewa yang dikehendaki hadir dalam upacara
WEDA MENEGASKAN BEBERAPA FUNGSI
DAN KEDUDUKAN API SEBAGAI SARANA
UPACARA YAJNA

Api (agni) berfungsi sebagai mulut para Dewa dan


semua kekuatan yang tidak kelihatan untuk
menerima sesajen yang dipersembahkan untuk
disantap

Api sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan bagi orang


berumah tangga karena fungsinya di dapur

Agni berfungsi sebagai penjaga dan mengusir roh-roh yang


akan mengganggu jalannya upacara
WEDA MENEGASKAN BEBERAPA FUNGSI
DAN KEDUDUKAN API SEBAGAI SARANA
UPACARA YAJNA

Agni berfungsi sebagai pemberi tenaga atau kekuatan


kepada yang memakainya

Api sebagai sarana penyuci benda-benda keramik


atau logam mulia lainnya

Agni sebagai sarana penolak bala dan balik sumpah


agar tidak mengenai diri dan lain-lainnya
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai